3.4 Rencana

1.8K 69 0
                                    


Pintu yang dilapisi kaca buram itu perlahan terbuka. Sontak penghuni kelas XI IPS 2 menoleh termasuk guru yang sedang mengajar. Tak lama kemudian muncul dua orang perempuan.

Mereka berdua masuk lalu berbicara sedikit dengan Bu Ratna yang sedang mengajar. Setelah itu salah satu diantara mereka berdiri di depan kelas dengan tegap dan mulai berbicara.

" Selamat siang teman-teman. Saya sebagai ketua OSIS ingin memberi tau bahwa pada hari Kamis sampai Minggu, sekolah akan mengadakan kemah di bumi perkemahan di daerah puncak. Kegiatan ini di selenggarakan oleh OSIS dan telah mendapat persetujuan dari kepala sekolah dan juga para guru," Riana menjeda kalimatnya.

Keadaan kelas mendadak ribut.

Perempuan di samping Riana yang diketahui adalah wakil ketua OSIS ber-name tag Anggi Syahrani itu mengambil alih keadaan kelas yang mendadak ribut. " Mohon perhatiannya, kami belum selesai memberi pengunguman," Lalu kelas kembali hening walaupun masih ada yang berbisik pelan.

" Jadi kegiatan ini bertujuan agar kelas X, XI, dan XII bisa saling mengenal. Kemah kali ini juga adalah kemah terakhir kelas XII yang dimana pada bulan April nanti sudah melaksanakan Ujian Nasional. Untuk itu, kehadiran teman-teman semua sangat diharapkan. Sekian dari kami, terima kasih atas perhatiannya. Selamat siang."

Riana dan Anggi kemudian berterima kasih pada Bu Ratna dan segera keluar. Keadaan kelas kembali riuh. Mereka sibuk membicarakan kemah nantinya. Bu Ratna juga sudah keluar karna bel istirahat baru saja berbunyi.

Dara tidak peduli dengan acara kemah itu. Yang ia pedulikan, mengapa tatapan Riana sangat tidak bersahabat dengannya? Maksudnya, Riana memang seperti itu sejak dulu, tapi Dara baru kali ini merasa ada yang berbeda dari tatapan Riana. Dara seperti mendapat firasat buruk saat ini, namun dengan cepat ia mengalihkan pikirannya dengan mengajak kedua sahabatnya ke kantin.

" Kantin kuy?"

-0o0-

" Jadi lo mau nembak kapan?"

Rio menyisir rambutnya yang tebal dengan jari seraya memandang Alfy gemas. Iya, gemes pengen nabok. Sedangkan yang ditatap hanya menunjukkan kerutan yang terpatri di dahinya. " Gue juga belum tau, nunggu momen yang pas dulu Yo."

Pena yang dipegang Rio mendarat sempurna di kening Alfy. Membuat si empunya menggerutu sebal. " Apa si anjir?! Ntar gue goblok!" gerutu Alfy.

" Sekarang aja lo goblok." Jawab Rio kalem. Berbeda dengan wajahnya yang memerah karna kesal. Sedetik kemudian ia merubah posisinya yang tadi bersandar ke dinding menjadi duduk di kursi tepat di depan Alfy. Garis wajahnya mulai serius membuat Alfy merinding karna jarang melihat ekspresi Rio yang seperti ini.

Rio menatap dalam manik mata Alfy. " Gini ya, Alfy, cewek itu butuh kepastian. Kalo lo nunda waktu buat nembak dia dengan alasan 'nyari waktu yang tepat' kasian ceweknya." Rio membentuk tanda kutip saat berucap "nyari waktu yang tepat"

" Cewek itu makhluk paling sensitif bro, apalagi masalah perasaan. Kalau lo bener-bener sayang dia, lo harusnya langsung nunjukin ke dia. Jangan cuman ngomong aja,"

" Gue udah nunjukin ke dia." Alfy menyela.

" Buat cewek, status itu penting. Mereka gak mau dianggep baperan cuman karna perlakuan lo yang beda dari biasanya. Kalau menurut lo, apa yang lo lakuin itu sebagai bentuk rasa sayang lo ke dia, menurut dia beda lagi. Lo tau kan pemikiran cewek itu ribet?." Rio menarik napas panjang lalu meminum jus jeruk milik Alfy sebelum melanjutkan kalimatnya.

" Intinya, cewek itu butuh kepastian. Lo nggak bisa ngasih dia perhatian lebih sedangkan hubungan kalian gak jelas. Kalo beneran sayang, langsung gas aja. Masalah diterima atau ditolak mah urusan belakangan. Yang penting, dia tau kalo lo beneran sayang sama dia. Gue rasa juga si Dara mau sama lo."

Alfy semakin terlihat gusar. Apa yang Rio katakan ada benarnya juga. Dara pasti tidak nyaman dengan hubungan mereka saat ini. Alfy juga merasa Dara menyukainya. " Tapi Yo, lo tau kan gue nggak pernah nembak cewek sebelumnya? Gue bingung harus ngapain."

" Ya kalo itu mah urusan gampang. Lo gak tau lagi ngomong sama siapa? Gue pakarnya cewek bro." Rio menepuk nepuk dadanya. Berlagak sombong.

" Iya tau, yang punya banyak mantan mah beda."

" Jadi lo gue ajarin cara nembak cewek?"

" Gimana?"

Lucha,2018

Lucha || END ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang