" Bosen. Gak ada rencana ngapain, gitu?" tanya Dinda pada teman-temannya. Hari ini Sabtu. Mereka bertiga tengah memakan batagor masing-masing di kantin.
Sekolah mengadakan kegiatan gotong royong pada pagi hari lalu belajar seperti biasa sampai jam 12.30. Lebih cepat tiga jam dari biasanya.
Dara melirik jam tangannya, masih jam 07.10. Gadis itu sangat malas belajar hari ini. Selain karna mata pelajaran yang membosankan, Dara juga tidak niat sekolah hari ini.
Dara bosan, tentu saja. Tidak ada hal yang menarik di sekolah baginya. Ia lalu melirik kedua temannya. Kedua temannya pun balas melirik lalu mereka bertiga tersenyum penuh arti kemudian.
-0o0-
Alfy dan Rio nampak tengah asyik duduk di Rooftop. Terselip satu benda ramping berwarna putih diantara jari telunjuk dan tengah Alfy. Cowok itu kemudian menghisap pelan benda ramping tersebut dan menghembuskan asapnya ke udara.
Tidak jauh berbeda dari kegiatan Alfy, Rio juga melakukan hal yang sama. Namun cowok berparas tampan itu juga sibuk menatap layar ponselnya.
" Ahh.. hmpphh.." Terdengar suara menjijikan dari ponsel Rio. Cowok berbadan tegap itu tengah asik menonton ulang kegiatannya di gudang beberapa hari yang lalu.
Tanpa sepengatahuan partner-nya, Rio ternyata merekam aksi keduanya. Entah apa tujuannya hanya Rio dan Tuhan lah yang tau. Bahkan ketika Alfy bertanya, cowok itu hanya menjawab " Buat koleksi, daripada download di Google, sayang buang-buang kuota." Dan Alfy hanya berdecak sebagai respon.
" Ck, apasih Yo?! Nonton di gudang sana! Gue nggak mau kuping gue nggak perawan lagi denger yang begituan." Ucap Alfy sambil mendelik ke arah Rio. Rio sendiri hanya mengangkat bahu kemudian kembali melanjutkan kegiatannya.
Alfy kemudian berdecak lagi. Ia lalu mengambil earphone dari saku celana dan menyumpal telinganya dengan benda berwarna putih itu. Ia lalu menghidupkan musik dengan volume keras agar dapat meredam bunyi desahan dari ponsel Rio.
Cowok itu lalu kembali menikmati angin yang menerpa wajahnya sembari menikmati satu batang rokok.
Alfy Nararya Putra, cowok jangkung berkulit sawo matang. Matanya dihiasi oleh bulu mata panjang dan sepasang kornea berwarna coklat cerah. Hidung serta rahang tegas terpahat indah di wajahnya, serta alis rapi dan bibir tipis menjadi pelengkap ketampanannya.
Ia bukan seorang gay yang tidak menyukai perempuan. Ia normal, ia bisa tergoda oleh suara-suara dari ponsel Rio. Namun Alfy mampu menahan nafsunya. Ia paling anti berhubungan di luar ikatan seperti Rio. Pengalaman adalah guru terbaik baginya.
Tidak menyukai sex tanpa ikatan, bukan berarti Alfy adalah seorang good boy. Ia merupakan perokok aktif sejak SMP. Merokok, hooby menentang peraturan, terkadang juga mabuk, semua perilaku yang tidak ia perlihatkan di sekolah. Menutupinya dengan sebuah topeng malaikat.
Fake? Tentu saja. Alfy melakukan itu semua karna tuntutan. Tuntutan yang mengharuskan Alfy tidak bisa menjadi dirinya sendiri. Dan juga, ia menikmati perannya sebagai iblis dibalik topeng malaikat.
" Bro, gue pamit. Mau nyari mangsa. Ikut Nggak?" ucap Rio. Laki-laki tampan itu kemudian berdiri dan sedikit menepuk celana bagian belakangnya.
" Yoi. sana! Gak usah bawa-bawa gue ke lembah hitam lo itu." Jawab Alfy. Ini bukan pertama kalinya Alfy ditawari oleh Rio. Setiap akan mencari mangsa, Rio pasti mengajaknya. Tapi Alfy tentu saja menolak ajakan tersebut.
Rio berlalu sembari mengacak wajah Alfy. Alfy berdecak, kemudian mengumpat. Mengabaikan Rio, Alfy kembali menghisap nikotinnya. Ia mendengar lembut alunan lagu Perfect dari Ed Sheeran melalui earphone.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lucha || END ✅
Dla nastolatkówHighest rank #22 in quotes [210119] *** Berawal dari pertemuan di depan gudang yang tidak disengaja. Alfy dan Dara terus terjebak pada pertemuan-pertemuan selanjutnya. Mereka terjebak drama yang mengharuskan Alfy berperan sebagai pacar Dara dalam w...