1.9 Dinner

2.2K 98 0
                                    

Alfy dan Dara tengah duduk di salah satu meja di tenda pecel lele yang sederhana. Dara sendiri yang memilih tempat ini karna sudah berlangganan. Alfy menurut saja dan memacu motornya sesuai arahan Dara.

" Lo makan segitu banyak nggak takut gendut apa?" Tanya Alfy heran begitu pesanan mereka sampai. Dara memesan dua potong ayam, satu ekor lele, dua porsi nasi uduk dan dua gelas es teh. Alfy pikir semua cewek termasuk Dara akan menjaga pola makan mereka. Apalagi untuk porsi makan malam. Tapi sepertinya Dara adalah pengecualian.

" Bodo amat. Gue kan nggak bisa gendut. Ya.. namanya juga udah ditakdirin jadi cewek cantik. Mau makan sebanyak apa juga nggak gendut-gendut gue mah." Jawab Dara dengan pede-nya.

Alfy tertawa pelan mendengar jawaban narsis seorang Dara maharani. Ia pikir hanya dirinya sendiri yang bisa narsis. " Pede amat sih lo." Balas Alfy terkekeh.

" Ya harus dong. Kalau nggak pede entar diinjak-injak orang lain." Sengit Dara. " Apa hubungannya coba?" Balas Alfy tak mau kalah.

Dara meletakan kembali gelas es teh yang tadi ia pegang. Kemudian menatap Alfy yang berada di depannya. " Gini ya, kalau lo sendiri nggak pede sama diri lo. Otomatis orang-orang bakal ngeremehin lo karna nganggep lo bukan apa-apa. Kalau bagi gue sih pede itu penting." Ucap Dara acuh kemudian mulai memakan ayamnya.

" Bener juga." Komentar Alfy. " Ya iyalah. Gue kan nggak pernah salah." Balas Dara lagi-lagi terlalu pede. " Gue nyesel bilang gitu."

Dara tidak mempedulikan Alfy. Cewek itu lahap memakan pesanannya satu persatu. Sebenarnya, ini bukan porsi makan Dara. Cewek biasanya akan makan banyak kalau sedang stress atau PMS. Tapi sesuai apa yang ia katakan tadi, ia tidak pernah gendut mau makan sebanyak apapun.

" Duh pedes gila!" Ucap Dara dengan tangan yang mengipasi lidahnya yang terjulur. Alfy tertawa melihat Dara yang kepedasan. Sementara Dara panik meminta tambahan es teh kepada penjual, Alfy menikmati wajah panik Dara tanpa niat memberikan es tehnya yang masih banyak pada cewek itu.

" Gue minta es teh lo dong! Pedes nih.." Rengek Dara meminta es teh Alfy. Alfy menjauhkan es tehnya saat Dara berusaha mengambil gelas itu. " Alfyyyy... pliss.. ini pedes banget sumpah!" Rengek Dara lagi.

Alfy yang melihat wajah Dara memerah karna pedas terbahak dan semakin menjauhkan gelas es teh bermaksud menjahili Dara. Dara merengek seperti anak kecil yang mengundang perhatian dari pembeli lain. Akhirnya Alfy berhenti menjahili Dara dan memberikan es tehnya pada gadis itu.

Dara langsung saja menyambarnya dan meminum es teh itu cepat sampai tersisa setengah gelas. " Monyet lo! Gue kepedesan juga, malah dijailin." Ucap Dara kesal lalu memukul bahu Alfy. " Muka lo kocak gila!" kekeh Alfy yang semakin membuat Dara cemberut.

Alfy menghentikan tawanya melihat Dara yang kini menekuk wajahnya. " Jangan sok imut. Gue jijik tau nggak." Ucap Alfy. Dara menatapnya garang seolah akan menelan Alfy hidup-hidup. " Suka-suka artis dong! Gembel diam!" Ketus Dara lalu kembali memakan makanannya.

Alfy tertawa renyah mendengar nada ketus dari ucapan Dara. Ia lalu menarik dagu cewek itu lalu menatap lurus mata Dara. " A-apa?" Ucap Dara tergagap. Wajahnya memerah karna ditatap se-intens itu oleh Alfy. Apalagi melihat wajah Alfy yang datar –tapi tetap ganteng semakin membuat jantung Dara berpacu cepat.

" Pipi lo biasa aja dong. Jangan merah gitu, gue jadi pengen nyium tau." Ujar Alfy melepaskan tangannya dari dagu Dara. Pipi Dara semakin memerah –bahkan sudah merambat ke telinganya. Seratus persen karna malu saat ini.

" Bodo." Ketus Dara lagi. Kini Dara sepenuhnya fokus pada lele goreng yang dari tadi belum ia sentuh. Untuk mengurangi malunya, Dara memakan lele goreng itu walaupun perutnya sudah kenyang karna kebanyakan minum. " Kalau udah kenyang jangan dilanjutin. Nanti muntah." Dara berhenti mengunyah lele gorengnya ketika mendengar ucapan Alfy. Benar juga, pikirnya.

" Lo udah selesai?" Tanya Dara.

" Udah. Lo mau pulang sekarang?"

Dara melihat jam tangan digitalnya. Masih jam tujuh malam. Besok Minggu, jadi tidak ada tugas yang harus Dara kerjakan. Diva dan Dinda juga tidak bisa ke rumah. Rasanya Dara akan bosan jika harus berdiam diri di rumah tanpa kegiatan apapun.

Alfy yang melihat wajah ragu Dara pun mengerti. Mengerti bahwa pacarnya ini belum mau pulang. " Lo mau jalan dulu?" Tanya Alfy. Dara tersenyum lebar menunjukkan deretan gigi putihnya yang rapi. " Duh Alfy, lo tuh jadi pacar peka ya?" Ucapnya dengan cengiran lebar.

" Iya lah! Gue kan udah mempelajari kode-kode rumit dari cewek." Jawab Alfy bangga. Dara hanya mendengus kemudian berdiri dari kursinya. " Kuy bayar!" Ucapnya lalu berjalan menuju penjual yang berdiri di depan penggorengan. " Sana ke parkiran, biar gue yang bayar." Balas Alfy mendorong bahu Dara keluar tenda. " Bagus deh, gue jadi hemat duit. Sering-sering aja ya."

Dara meninggalkan Alfy yang membayar makanan mereka menuju parkiran sesuai permintaan cowok itu. Ia sudah berdiri di depan motor Alfy sedangkan cowok itu berjalan santai –yang harus diakui Dara terlihat cool.

" First date kita kemana nih?" Tanya Alfy ketika ia sudah berada di hadapan Dara. " Gue sih pengennya nonton." Jawab Dara. Alfy lalu mengambil helm lalu memakainya. Dara juga melakukan hal serupa." Naik." Titah Alfy pendek. Dara menurut lalu mencari posisi paling nyaman di motor Alfy. " Nonton bioskop kan?" Tanya Alfy memastikan. " Iya."

Alfy memacu motornya pelan karna keadaan jalan yang macet. Tangan Dara sudah melingkar di pinggangnya tanpa cowok itu suruh. Diam-diam, Alfy mengulas senyum senang bisa menghabiskan malam ini bersama Dara.

Malam ini, ia akan berkencan untuk pertama kali dalam hidupnya. Bersama 'pacar'nya, Dara Maharani.

Lucha, 2018

Lucha || END ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang