" Terkadang, cinta bisa datang dengan cara yang amat sederhana."
-unfaedah-
Alfy tersenyum puas di sepanjang koridor menuju kelasnya. Tersenyum puas karna sudah berhasil menjahili seorang Dara Maharani. Lumayan hiburan pagi-pagi, pikirnya.
Sesampainya ia di kelas, keadaan kelas yang sangat ribut menandakan bahwa tidak ada guru di dalamnya. Alfy pun melenggang masuk tanpa permisi. Ia kemudian duduk dan melirik kursi kosong disampingnya. kursi yang seharus nya ditempati Rio. Pasti sahabatnya itu belum selesai bermain.
" Hey yo,whatsup bro!" Sapa Rio dengan wajah berseri. Baru saja Alfy berpikir sahabatnya ini belum selesai bermain, ehh, orangnya langsung muncul.
" abis main ya?" tanya Alfy dengan sedikit menekankan kata main. Rio mengangguk, wajahnya masih berseri. Ternyata Se- dahsyat ini efek bermain tadi pada Rio.
" Gila! Sempit banget anjirr! Duhh... gakuku ganana.." jawab Rio. Wajahnya memerah, mungkin karna mengingat 'permainan'-nya tadi? Entah lah, Alfy tidak tau. Alfy sendiri hanya mendelik, tidak mau menanggapi ucapan Rio.
" Lo kapan-kapan nyoba deh Al! Pasti ketagihan!" usul Rio. Ia menatap Alfy dengan tatapan jahil. Sebenar nya ia tau, orang di depannya ini paling anti berhubungan tanpa ikatan seperti dirinya.
" Nggak. Makasih." Jawab Alfy. Selalu dua kata itu yang ia ucapkan saat Rio mengusulkan ide gilanya. Dan setelah itu Alfy akan mengalihkan pembicaraan, seperti saat ini.
" Lo kenal Dara nggak?" tanya Alfy berusaha mengalihkan pembicaraan. Rio mengernyit, mencoba mengingat nama Dara. Sepertinya ia pernah dengar.
" Oh! Dara maharani kan? Anak XI IPS 2?" jawab Rio. Ia menatap jahil Alfy. Alfy yang mengerti tatapan Rio langsung menggeleng cepat. Rio pasti akan menyuruhnya untuk bermain dengan Dara. Alfy tidak se-brengsek itu.
" Jangan aneh-aneh! Gue cuman nanya." Balas Alfy cepat. Ia memandang kesal Rio. Tadinya, ia akan bercerita tentang kelakuan Dara yang berniat akan merekam Rio dan ceweknya. Tapi melihat tatapan jahil Rio, Alfy langsung kehilangan semangat untuk bercerita.
Rio pun cemberut. Memasang tampang sok imut yang malah membuat Alfy mual. Alfy kemudian memilih tidak menghiraukan Rio. Alfy lebih tertarik memperhatikan papan tulis.
Ia membaca tulisan yang ada di sana. Papan tulis berwarna putih itu bertuliskan "kerjakan LKS B.Indo Halaman 23-30."
Alfy kemudian berdecak setelah membaca tulisan itu. Pasti guru Bahasa Indonesia itu tidak datang lagi.
Bu Efna, salah satu guru Bahasa Indonesia kelas XI di SMA Adhitama memang terkenal pemalas di kalangan murid-murid bahkan juga guru-guru.
Ia sering tidak datang dengan berbagai alasan. Mulai dari cucu-nya sakit, mengantar suaminya ke bandara, anaknya melahirkan, dan masih banyak lagi. Entah itu benar atau tidak.
Alfy sebenarnya senang karna kelas nya akan Free. Tapi jika terus seperti itu, kelas Alfy akan ketinggalan materi dan susah menghadapi ujian nantinya.
Alfy memang bukan tipe murid rajin yang akan panik saat ketinggalan materi, tapi setidak-nya, ia bukan tipe murid badung yang masa bodo dengan pelajaran.
Alfy pernah membuat surat yang berisi tentang kelakuan bu Efna dan kemudian memasukkan surat itu ke dalam kotak saran. Mengulangnya hingga beberapa kali, juga mengajak teman-temannya melakukan hal yang sama.
Tapi tidak ada yang berubah. Mungkin karna suami Bu Efna salah satu donatur di Yayasan Adhitama, jadi tidak ada tindakan tegas dari kepala sekolah. Dunia memang tidak adil, kawan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucha || END ✅
Teen FictionHighest rank #22 in quotes [210119] *** Berawal dari pertemuan di depan gudang yang tidak disengaja. Alfy dan Dara terus terjebak pada pertemuan-pertemuan selanjutnya. Mereka terjebak drama yang mengharuskan Alfy berperan sebagai pacar Dara dalam w...