2.3 Dia yang kembali

2.1K 85 0
                                    

Dara melihat sekeliling pagar yang sudah sepi. Tapi untung saja pagar masih dibuka sehingga Dara bisa masuk tanpa harus memanjat terlebih dahulu. Dara memasuki lingkungan sekolah Adhitama perlahan. Tidak ada orang yang ditemuinya. Bahkan pos satpam pun kosong.

Hari ini Dara terlambat lagi setelah satu bulan tidak pernah terlambat. Dara ingin merasakan hukuman pak Rusli lagi hari ini. Alasannya hanya satu: Ingin kembali merasakan bagaimana hidupnya sebelum bertemu Alfy.

Dara berjalan santai di koridor kelas XII. Tidak peduli dengan senior maupun guru yang menatapnya aneh. " Kenapa terlambat lagi Dara?" Tanya Pak Rusli kala melihat Dara berkeliaran di koridor dengan ransel biru langit yang dibawanya.

Dara tentu saja tersenyum senang melihat Pak Rusli yang sepertinya tengah mengajar di kelas XII IPS 1. Memang ini yang ia inginkan, dihukum oleh Pak Rusli karna terlambat tiga puluh menit.

" Saya terlambat bangun pak." Jawab Dara berbohong. Sebenarnya Dara tidak tidur semalaman karna mendadak insomnia. Tapi karna tidak punya alasan lain yang lebih logis, jadi Dara mengatakan bahwa ia terlambat bangun.

" Ya sudah sana ke kelas. Bapak tidak akan menghukum kamu." Titah Pak Rusli. Dara mengernyit bingung, biasanya pak Rusli semangat untuk menghukum Dara. Tapi sekarang Pak Rusli justru meloloskannya.

Dara menurut saja. Cewek itu membungkuk hormat kemudian meninggalkan pak Rusli yang kembali masuk kelas. Tentu saja Dara tidak pergi ke kelas seperti yang diperintahkan oleh Pak Rusli. Cewek itu lebih memilih pergi ke kantin.

Baru saja Dara mendaratkan bokongnya di salah satu kursi dekat stand penjual mie ayam, seorang gadis berikat satu mendekatinya. Gadis itu tersenyum riang seolah baru bertemu dengan teman lamanya. Dara mendengus sebal, mendadak nafsu makannya hilang.

Dara segera bangkit menuju stand mie ayam untuk membayar pesanan yang bahkan belum sampai ke tangannya. Cewek itu berjalan angkuh meninggalkan kantin. " Dara! Gue mau ngomong sama lo. Jangan ngehindar dong."

Dara berdecak sebal menghentikan langkahnya karna ia dihadang oleh gadis berikat satu yang hendak menghampirinya tadi. " Apa sih?" Tanya Dara sebal. Riana merentangkan tangannya dan tersenyum puas. " Gue punya berita bagus buat lo." Ucap Riana yang diabaikan Dara.

Riana tau, Dara tidak akan merespon ucapannya. Cewek itu melangkah maju mendekati Dara. " Dirga bakal pindah kesini. Menurut lo gimana?" Bisik Riana tepat di telinga Dara. Dara mematung, merasakan darahnya berdesir cepat tepat setelah Riana menyebutkan nama itu lagi.

" Lo masih inget Dirga kan? Lo nggak amnesia kan?" Tanya Riana memastikan. Dara cepat-cepat menguasai air mukanya. Ekspresinya kembali datar dan dengan nada dingin, Dara menjawab pertanyaan Riana, " Gue inget, tapi gue nggak peduli."

Riana tersenyum senang, ini yang ingin ia dapatkan. Memang respon seperti ini yang diharapkan Riana. Masih dengan senyum yang mengembang, cewek membalas ucapan Dara, " Gue rasa, dia yang lupa sama lo."

Dara tidak peduli. Bagus kalau Dirga melupakannya. Itu dapat membantu Dara untuk melupakan Dirga. " Bagus kalau dia lupa sama gue."Ucap Dara meninggalkan Riana dengan langkah angkuh.

Dara memang mengatakan ia tidak peduli lagi pada Dirga. Dara memang mengatakan bahwa ia senang jika Dirga melupakannya. Namun jauh di lubuk hatinya, Dara menyangkal itu semua.

-0o0-

Alfy bergerak gelisah di kursinya. Ia lupa mengerjakan tugas yang diberikan Bu Maya karna sibuk hunting untuk lomba fotografer tiga hari lagi. " Gue bolos aja kali ya?" monolog Alfy.

Cowok itu melihat kursi di sebelahnya yang kosong. Rio juga sepertinya membolos hari ini. " Ya udah bolos aja." Ucap Alfy meyakinkan dirinya.

Alfy kemudian keluar kelas yang sedang ribut. Tentu saja tidak ada yang tau Alfy keluar. Mereka semua sibuk dengan urusan masing-masing.

Alfy berjalan menuju rooftop. Cuaca yang berawan seperti mendukung Alfy untuk membolos di sana sambil menikmati rokok.

Di sepanjang koridor Alfy tidak menemukan siapapun. Bahkan sekolah terasa sangat sepi. Sesampainya di pintu rooftop, Alfy membuka pintu itu perlahan. Menghindari suara decitan yang ditimbulkan karna pintu yang sudah tua.

Perlahan, seiring dengan pintu yang terbuka lebar, tanpa Alfy sadari bibirnya menyunggingkan senyum. Di sana, di pinggiran rooftop, Alfy menemukan 'pacar'nya. Seseorang yang seminggu ini ia rindukan.

" Hai pacar! Gue kangen." Ucapnya duduk di samping Dara. Dara terlonjak kaget menemukan seseorang yang ia pikirkan sejak tadi. Setelah meninggalkan Riana di kantin, Dara memutuskan untuk pergi ke rooftop berharap dapat bertemu Alfy. Dan sekarang harapannya terwujud, Alfy sudah ada di sampingnya.

" Lo ngapain? Gak belajar?" Tanya Dara. Alfy tersenyum lebar menampilkan deretan gigi putihnya yang rapi. " Nggak. Gue lupa bikin tugas hehe." Jawabnya jujur.

" BTW, kita udah lama nggak ketemu ya? Udah lama nggak chatan juga. Lo nggak kangen gue gitu?" Tanya Alfy menatap Dara dari samping. Dara mengalihkan pandangannya ke Alfy. " Iya. Gue kangen." Jawab Dara menatap manik mata Alfy.

Alfy tersenyum kecil menyadari Dara bukanlah tipe cewek yang suka kode-kodean. " Sini peluk." Ucap Alfy merentangkan tangannya. Dara mengabaikan rentangan tangan Alfy membuat cowok itu cemberut.

Tidak kehabisan akal, Alfy memanfaatkan kesempatan Dara yang masih tertawa untuk memeluk cewek itu erat. Alfy menarik Dara kedalam pelukannya. Membuat Dara yang tadinya tertawa langsung terdiam seribu bahasa.

Diam-diam, Dara menikmati dekapan hangat Alfy yang terasa begitu nyaman. cewek itu tersenyum lebar kemudian membalas pelukan Alfy. " Gue kangen." Ucap Alfy dengan nada rendah. " Gue juga."

Alfy melepaskan pelukannya dan menatap intens Dara. " Apa? Gue nggak denger. Ngomong lagi coba." Ucap Alfy menggoda 'pacar'nya. " Bodo ah." Jawab Dara menyembunyikan semburat merah di pipinya.

" Ciee.. lo baper ya?"

" Nggak!"

" Iya."

" Nggak!"

" Kalau iya juga nggak pa-pa. Gue bakal tanggung jawab." Ucap Alfy yang sukses menmbuat Dara kembali diam seribu bahasa. " Iya. Gue baper." Ucap Dara pelan yang masih bisa di dengar Alfy.

Alfy tentu saja tersenyum senang. Ia sudah lupa akan niatnya untuk merokok saat ini. Baginya, Dara adalah candu baru yang hadir dalam hidupnya.

Lucha, 2018


Alfy Nararya Putra

Alfy Nararya Putra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lucha || END ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang