2.4 Kantin

2.1K 82 3
                                        

" Percuma punya banyak temen kalo fake semua"

-Dara Maharani-

Alfy berdiri di depan kelas. Berusaha melihat keadaan kelas yang sepi. Alfy menduga, pak Rusli sudah memulai ceramahnya di dalam sana. Alfy masih berusaha untuk melihat keadaan kelas karna pintu yang tertutup dan kaca yang tinggi. Sesekali cowok itu berjinjit, namun tetap saja ia tidak bisa memastikan keadaan di dalam kelas.

Alfy memutuskan untuk pergi ke kantin. Toh, sepuluh menit lagi istirahat, pikirnya. Tadi Alfy dan Dara mengobrol tentang banyak hal di rooftop. Menyebabkan mereka lupa waktu dan berakhir dengan membolos tiga jam pelajaran.

Tak apa, pikir keduanya. Anggap saja itu sebagai pelampiasan rindu karna tidak berhubungan selama kurang lebih seminggu. Baik Alfy maupun Dara sudah tidak asing lagi dengan perasaan masing-masing. Mereka berdua menyadarinya.

Bagi Alfy, hanya butuh moment yang tepat untuk mengatakan perasaannya pada Dara. Ia tidak bisa terburu-buru karna takut Dara akan risih nantinya. Tunggu saat Dara benar-benar merasa nyaman saat bersamanya, barulah Alfy akan mengungkapkan perasaannya pada gadis itu.

Ya, tunggu saja.

" Bu, soto ayamnya satu ya." Ucap Alfy yang di balas acungan jempol oleh Bu kantin. Alfy duduk sendirian, sejak tadi pagi ia tidak menemukan Rio di mana pun. Apa temannya itu sedang bermain lagi? Entahlah, Alfy juga tidak mau ikut campur.

Sementara menunggu pesanannya datang, Alfy menghidupkan ponselnya dan melihat banyak sekali notif yang masuk.

999+ Line

109 WhatsApp

203 Instagram

64 e-Mail

Dan masih banyak lagi. Melihat begitu banyak notif yang harus ia cek membuat Alfy merasa migrain. Kebanyakan notif yang masuk dari adek kelas atau teman seangkatan yang meminta untuk berkenalan dengannya. Bahkan ada beberapa diantaranya adalah senior Alfy.

Pada awalnya, Alfy memang membalas satu persatu pesan yang mereka kirimkan. Tapi karna semakin lama semakin banyak, Alfy membiarkannya hingga menumpuk seperti saat ini.

Sempat terlintas di pikirannya untuk mengganti semua kontak pribadi. Tapi mengingat itu adalah hal yang percuma, Alfy mengurungkan niatnya tersebut.

Alfy memutuskan untuk membuka e-Mail. Mungkin ada beberapa e-Mail penting yang masuk, seperti e-Mail dari panitia lomba fotografer. Bicara tentang lomba, Alfy belum memberi tau Dara perihal ini. Ia ingin memberi suprise pada Dara dengan kemenangan yang ia raih. Doakan saja semoga menang.

Tidak ada e-mail penting yang masuk. Alfy memutuskan untuk mematikan kembali ponselnya. Tidak lama ia menunggu, soto ayam pesanannya datang. Bertepatan dengan bel istirahat yang berbunyi.

Alfy memakan sotonya cepat. Ingin cepat pergi dari kantin yang mulai ramai. Bukan karna Alfy tidak suka keramaian, tapi karna sebentar lagi akan ada banyak siswi yang mengerubungi mejanya untuk sekedar berkenalan atau memberi Alfy coklat. Sebut saja Alfy kegeeran, tapi memang itu kenyataannya.

Lihat saja sekarang, dua orang adek kelasnya datang ke meja Alfy dengan tangan masing-masing memegang coklat dan kertas yang Alfy yakini adalah surat. Walaupun merasa risih, Alfy tetap mengupayakan untuk tersenyum –yang sialnya membuat kedua adek kelas tadi semakin gugup.

" Terima coklat aku ya kak." Ucap salah satu dari mereka yang rambutnya di ikat satu dengan satu tarikan napas. Alfy hampir saja tertawa melihat ekspresi adek kelas tersebut yang ia akui sangat imut. Tapi tetap saja tidak se-imut Dara, pikirnya.

Lucha || END ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang