Ada yang tau Kamong Cafe? Cafe ini terletak di Seoul, Seocho-gu, Seocho 1(il)-dong, 1678-4 –dong. Cafe ini sebenarnya milik temannya Chanhee, namanya Kim Jong Gi. Karena gue sedang menghindar dari kakak kandung gue itu, sejujurnya gue nggak berniat untuk berada disini. Tapi karena ini permintaan Inay yang baru aja sampai di Korea tadi malam. Jadilah gue, Febri dan Anin yang udah pulang dari Indonesia menyetujui untuk berkumpul disini."Itu muka di tekuk aja neng kenapa sih?"
Gue tersenyum kecil menanggapi pertanyaan yang terlontar dari Inay, well belakangan ini mood gue sedang tidak bagus. Ditambah ada tetangga baru yang menempati kamar disebelah apart gue. Iya, pertemuan kemarin lusa, harga diri gue mengecil seketika saat idol bermama Daniel tersebut dengan tidak sopannya menyebut gue pencuri di depan pemilik gedung apartement tersebut.
"Gue pengen pindah nih" Rungut gue kesal.
"Itu apartement udah paling strategis ya lo mau pindah kemana lagi?" Anin yang memang serba tau tentang hal yang berhubungan dengan gue lantas kesal. Soalnya gue suka nyusahin dia tentang hal ini.
"Heh tau nggak sih si Daniel itu pindah ke 504 yang kosong disebelah gue"
"Daniel siapa dah?" tanya Inay. Btw, Inay itu termasuk orang yang nggak tau apa apa tentang seleb Korea.
Gue melayangkan tatapan kesal ke arah Febri yang sedang makan Chocolate Cake. Iya, ini semua gara gara dia. Karena dia ngajak gue ke acara fanmeeting waktu itu. Tuduhan Daniel tentang sesaeng fan ke gue semakin kuat. Dan gue nggak suka akan hal itu.
"Yaudahlahya, lagian dia tuh sibuk, idol coy pasti jarang pulang ke apart orang dia tinggalnya di dorm"
Mari kita pegang kata kata Febri barusan. Kalo dalam 3 kali berturut turut gue bertemu Daniel di sekitar apartement dalam seminggu ini. Febri akan menanggung akibatnya.
***
Gue pulang ke apartement sekitar jam 8 malam. Gue mengecek jadwal yang dikirimkan oleh Anin tadi sore, pemotretan seragam sekolah Ivy Club. Sejujurnya gue itu bukan model atau selebritis, gue hanya seorang penulis yang beruntung bisa dikenal banyak orang. Tapi gue juga nggak tau kenapa mereka berkali kali menghubungi gue untuk ikut mempromosikan produk mereka.
Tapi, karena gue adalah anak mandiri yang nggak bisa bergantung pada profesi gue sebagai penulis yang belakangan ini ide gue hilang begitu saja. Apalagi bergantung pada keluarga gue yang serba kaya itu. Jadilah gue menerima job pemotretan untuk yang pertama kali, karena gue berniat untuk membuka usaha kuliner sendiri. Yang bilang gue adalah sendok emas, lo salah besar. Gue melakukan semua ini sendiri tanpa campur tangan keuangan keluarga gue.
"Excuse me thief? "
Gue menghela nafas, berniat menutup kembali pintu lift yang sudah terbuka dan berada di lantai 5. Well gue bisa kembali kesini sekitar 1 jam lagi daripada bertemu makhluk yang sekarang berada di depan gue.
Gue menekan tombol tutup. Tapi dia menahan pintu tersebut dengan tubuhnya yang tinggi.
"Apa yang kau inginkan?" balas gue dengan bahasa yang bisa ia mengerti dengan baik. Karena gue lelah dan ingin segera bertemu dengan tempat tidur, gue pun memilih keluar dan menghadapi dia yang nampaknya sedang membutuhkan sesuatu.
"Begini, kau tau kan? Daniel. Seorang idol di negeri ini, dikenal banyak orang, jadi maksudku—aku tidak bisa keluar dengan bebas kau tahu"
Gue berdecak, dia penuh dengan kata pengantar dan berbelit. Gue memilih meninggalkan dia yang sedang memabnggakan dirinya sebagai idol di negeri ini yang terkenal. Membuang waktu menurut gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Falsedad
FanfictionDalam bahasa Spanyol Falsedad berarti sebuah kepalsuan. sama seperti diri gue yang penuh dengan kepalsuan di depan banyak orang. Berpura pura tersenyum. Berpura pura baik. Berpura pura ramah. Apapun itu, tapi semua hanyalah semata mata bentuk pert...