Fakta

3.8K 775 69
                                    

Gue kembali ke tribun dengan wajah yang lebih cerah. Nggak henti hentinya gue tersenyum pada orang orang yang melihat gue, selain pencitraan, mood gue sedang keadaan yang lebih baik.

Gue kembali duduk mengusik perhatian Febri yang sedang asik dengan kegiatan fangirlingnya.

"Buset, nggak kering tuh gigi senyum terus." Ucapnya setelah gue duduk. Gue tertawa pelan, tidak menjawab. tangan gue sibuk mengambil lighstick di tangan Febri.

"Minjem dong, gue mau ikutan."

"Yaudah gue yang megang banner deh, lo goyanginnya yang tinggi ya biar oppa-oppa lihat kita."

Dalam hati gue menyayangkan Febri. Dia mau banget di notis idol, gue sendiri sudah berkali kali bertemu WannaSee di cium pula. Ralat deh, tapi di kecup. Gue jadi merasa bersalah gitu sama fansnya.

Tapi ngomong-ngomong tentang tadi, sumpah nggak terlintas sama sekali kalau Daniel bakalan nyium pipi gue kilat kayak gitu. Itu benar benar pertama kalinya untuk gue, pertama kalinya seorang laki laki yang berani nyium pipi gue tanpa izin. Pertama kalinya juga gue di cium pipi kayak gitu.

You know, kayak fikiran gue itu langsung kosong alias blank. Semuanya terhapus begitu saja. Tubuh gue seakan akan kayak membeku, nggak ada reaksi. Kecuali mata melotot gue yang mewakili kalau gue memang kaget banget.

Tapi terlepas dari itu, dari dalam diri gue kayak ada sesuatu yang membuncah. Ceria, kayak beberapa urusan sama masalah tuh ilang gitu aja. Sesaat.

Intinya gue speechless.

Dia benar benar membolak balikkan perasaan gue.

Jadi gini rasanya, nggak heran teman teman gue kalau cerita soal laki laki itu selalu excited.

Semburat merah kembali menghiasi pipi gue. Senyuman yang nggak gue perintahkan muncul begitu saja.

"Feb, lo pernah ngerasain terbang gitu nggak sih? Melayang." Tanya gue sembari fokus pada wajah Daniel yang muncul di layar. Saat itu memang screen bagian Daniel di MV beautiful muncul.

"Hah? Apaan? Terbang? Nggak pernah tuh, soalnya gue bukan bidadari yang bersayap."

Tempat kami duduk itu memang dekat panggung, tapi lebih tinggi. Kalau diperbolehkan mendorong Febri dari atas sini, akan gue lakukan dari tadi.

"Lo gue dorong ke bawah aja gimana biar bisa terbang." Sahut gue kesal.

"Lo jangan jahat gitu dong, kita kan satu squad."

Seketika panggung menggelap. Suara riuh penonton semakin histeris tatkala lampu sorot menyinari tengah panggung. Febri disebelah gue udah histeris manja. Gue berdiri sambil mengayunkan lighstick hasil rampasan barusan.

Lagu intro muncul. Jujur, telinga gue bisa tulis skeetika tau nggak sih, ini masalahnya siswi-siswi disebelah gue menjerit banget. Membahana badai.

Bisa pecah lama-lama kuping saya.

Dari arah panggung kampus sorot semakin terang, dan dari bawah panggung muncul sebuah panggung kecil yang naik ke atas. Menampilkan kesebelas laki laki dengan pose tampan dan wajah yang bikin fangirl bisa pecah ketuban.

Layar satu persatu menampilkan wajah setiap member. Disetiap member muncul, jeritan para penggemar semakin kencang. Dan, gue pun mulai terbiasa dan ikut ikutan berteriak.

"EUIGON ANJIR GANTENG BANGET SIALAN!"

Iya gue ngomong pake bahasa Indonesia. Dan nama Daniel gue ubah jadi Euigon. Mengurangi tuduhan tuduhan tidak mengenakkan dari para penggemar. Santai, mereka nggak akan ngerti gue ngomong apa.

Falsedad  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang