Gue menatap ruangan mewah nan megah itu dari ambang pintu masuk yang besar. Ini seperti hall pesta pernikahan, wanita dengan dress cantiknya, laki laki dengan tuxedo gagahnya serta mereka yang berdiri anggun dengan segelas wine merah ditangannya. Pesta ini benar benar mencerminkan para pejabat tinggi, pengusaha kaya, Chaebol dan semacamnya.Diluar banyak sekali banner dengan karangan bunga ditengahnya. Bertuliskan "Congratulation to our new director"
Nama kakak laki laki gue menghiasi nya, serta wajah tampannya yang terpampang.
Gue menghela nafas panjang, rasa khawatir dan takut merasuk kedalam diri gue. Dalam hati menolak untuk masuk dan ingin kembali ke depan laptop. Minhyun dari samping menatap gue, tangannya ia sodorkan, mengisyaratkan agar gue berpegangan padanya.
"Gwenchana, ada aku" Ucapnya pelan. Tatapannya, sangat meyakinkan. Dan gue pun memutuskan untuk berpegangan padanya. Mengeratkan, karena rasa takut gue begitu mendominasi.
Kami melangkah masuk, seiringnya dengan tatapan para tamu yang memperhatikan dari arah datangnya kami. Beberapa dari mereka merasa kagum, beberapa diantaranya berbisik dan beberapa diantaranya acuh tak acuh.
Gue menggigit bibir pelan, dari jauh melihat sekumpulan wanita dan laki laki di dekat meja dimana minuman berada. Sosok pria tua yang kini tengah berbicara dengan orang lain, kini melihat gue dan Minhyun datang. Para wanita yang sudah berusia 40an, mereka tante-tante gue dari Kanada dan Korea menatap gue sinis seperti tajamnya pisau.
Para suaminya yang berarti paman gue, menatap dan membuang muka begitu saja.
Gue mengedarkan pandangan gue, mencari sosok Chanhee. Dia tidak ada di antara keluarga besar, sepertinya dia sibuk menyambut para temannya dan rekan bisnis besar.
Dalam hati gue berteriak, mental gue turun begitu pandangan itu menusuk paling dalam. Gue melihat pergerakan bibir mereka yang seakan akan mencibir.
Melihat gelagat gue yang tidak nyaman, Minhyun berkali kali mengatakan bahwa semua baik baik saja. Gue pun mengeratkan pegangan, dan berjalan mantap menuju mereka mereka disana.
"Annyeonghaseyo"
Gue tersenyum ramah. Bukan, bukan gue yang mulai menyapa, tadi itu suara Minhyun yang memberanikan diri menyapa keluarga besar terlebih dahulu. Sedangkan gue, layaknya bocah yang terus menempel pada orang tuanya. Gue nggak melepas lengan gue dari Minhyun.
"Ne Annyeonghaseyo, wah aku tidak menyangka bisa melihat selebriti disini"
Gue tersenyum hambar, mereka sebiuk menyapa Minhyun dan mengabaikan gue disini. Ayah berjalan maju dan menyambut Minhyun dan terkahir menatap gue lama. Sedangkan gue cuma bisa menunduk.
"Selebriti dengan seorang penulis?"
Gue memberanikan diri mengangkat kepala gue, menatap ke arah Tante Yoora yang baru saja menikah beberapa bulan yang lalu. Ketika gue menolak untuk datang ke acara pernikahannya dan berangkat ke Kanada.
"Penulis yang menginspirasi orang banyak berkat tulisannya, Lucu sekali"
Seorang wanita yang hampir sebaya dengan gue maju kedepan. Dia sepupu gue dari Kanada, keponakan tersayang Tante Yoora. Gue ingat sekali dulu ketika gue dituduh mencuri gelang padahal pelakunya adalah sepupu sialan didepan gue ini.
"Aku ingin melihat reaksi masyarakat ketika mereka mengetahui hidupmu yang sebenarnya" dia tertawa.
Gue melirik Ayah yang tidak melakukan apapun. Gue tertawa hambar, bodoh sekali mengharapakan pembelaan dari dirinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/135831943-288-k399057.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Falsedad
FanfictionDalam bahasa Spanyol Falsedad berarti sebuah kepalsuan. sama seperti diri gue yang penuh dengan kepalsuan di depan banyak orang. Berpura pura tersenyum. Berpura pura baik. Berpura pura ramah. Apapun itu, tapi semua hanyalah semata mata bentuk pert...