"Tidak mengerti bagaimana maksudmu?"
Gue menatap Daniel dengan rasa penasaran yang begitu besar. Bagi gue perlakuan dan perhatian Daniel sangatlah membingungkan, mungkin bagi kebanyakan orang mereka bisa menemukan jawabannya dengan mudah.
Tapi bagi gue yang minim pengalaman soal laki laki. Ini sangatlah membingungkan dan membuat gue pusing. Dilain sisi gue mengira Daniel memang memiliki perasaan sesuatu terhadap gue, tapi dilain sisi gue tidak begitu yakin.
Gue nggak yakin.
Karena Daniel sendiri terlihat seperti main main dan memang berniat berteman tulus dengan gue. Layaknya Ashley dan Euigon sewaktu kecil.
Dia melepaskan cengkraman tangannya di lengan gue. Dia menghela nafas panjang dan kembali menatap gue kembali.
"Aku tidak bisa mengatakannya"
Gue berdecak dan memutar bola mata malas. Dan menatapnya dengan lelah. Hari ini gue sudah lelah me dapat tatapan tatapan tidak mengenakkan dari Daniel sendiri. Ketika ditanya mengapa dan alasannya tentang gue dan Minhyun lantas dia bungkam. Dan mengatakan gue tidak mengerti.
"Daniel dengar, aku minta maaf perihal perkataan ku kemarin, aku tidak bermaksud mengatakannya. Kau tahu? Aku adalah tipe orang yang tidak suka di bentak dan di marahi. Ketika itu terjadi, lantas bam! aku akan menghujani orang itu dengan kata kata menyakitkan yang keluar spontan dari mulutku"
"Aku sudah minta maaf dan memberikanmu alasan mengapa aku melakukannya, bukankah harusnya kau mengatakannya juga? Kenapa aku tidak bisa berbicara bebas dengan Minhyun, berikan aku alasan maka itu akan terdengar adil"
Dia terdiam, menatap gue dengan pikirannya yang sibuk. Gue sama sekali nggak tahu apa yang ia pikirkan dan apa yang ada di dalam pikirannya sekarang.
Wajahnya takut. Gue tahu akan hal itu.
"Kau tahu aku tidak bisa mengatakannya dengan gamblang"
"Kalau begitu aku yang akan bertanya"
Gue terdiam, jeda panjang mengikuti akhir kalimat gue.
Mata gue sedikit melebar, terkejut akan kalimat yang gue lontarkan barusan. Tidakkah gue terlihat seperti orang yang menuntut pembalasan cinta?
Nggak.
Gue hanya butuh penjelasan disini. Gue hanya ingin memperjelas semuanya disini.
Untuk kesejahteraan hati gue maupun karya gue saat ini.
"Kau menyukaiku kan?"
Dalam hitungan detik gue bisa melihat wajah Daniel yang terkejut, matanya melebar, mulutnya sedikit terbuka.
Bagus Sena! Lo membuang harga diri yang sangat Lo junjung sebelumnya.
Ckrek!
Gue mengedipkan mata gue dengan sedikit lebih lama ketika sinar Flashlight muncul tiba tiba diikuti dengan suara bidikan kamera yang baru saja di foto.
Jantung gue berdetak dengan cepat, gue maupun Daniel menoleh dengan cepat melihat seseorang dengan sebuah kamera.
"Oh shit"
Daniel bergerak dengan cepat, lantas berlari mengejar laki laki yang baru saja mengambil gambar kami.
Gue berdiri di tempat dengan kaget. Menatap khawatir Daniel yang baru saja bergerak cepat diikuti dengan bodyguard yang melihat Daniel berlarian. Gue menggigit bibir gue pelan, keringat dingin bercucuran. Ini adalah hal yang paling gue takuti saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Falsedad
FanfictionDalam bahasa Spanyol Falsedad berarti sebuah kepalsuan. sama seperti diri gue yang penuh dengan kepalsuan di depan banyak orang. Berpura pura tersenyum. Berpura pura baik. Berpura pura ramah. Apapun itu, tapi semua hanyalah semata mata bentuk pert...