Dibawa Lari

4.6K 827 39
                                    


Gue masih memandang tajam tangan Daniel yang masih berada di pundak kiri gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







Gue masih memandang tajam tangan Daniel yang masih berada di pundak kiri gue. Member lain terdiam, seakan menunggu Daniel kembali berbicara, atau mungkin gue. Sedangkan Minhyun sudah sibuk mengambil kunci mobil di atas Speaker.

"Baiklah"

Pada akhirnya Daniel mengangguk dan menjauhkan tangannya dari pundak gue. Dia tersenyum singkat dan duduk di kursi dimana gue duduk beberapa menit yang lalu. Dia mengeluarkan ponselnya dari saku dan memainkannya. Sedangkan Minhyun sudah berjalan keluar pintu dan menyuruh gue cepat cepat keluar. Setelah kembali pamit pulang, gue pun berjalan keluar pintu mengikuti Minhyun.

Setelah berada di pintu, gue kembali menolehkan kepala dan melambaikan tangan pada yang lain. Mereka membalasnya dan mengatakan hati hati dan semacamnya. Namun tidak dengan Daniel, dia tidak mengalihkan perhatiannya sedikitpun dari benda persegi tersebut. Kemudian gue hanya mengindikkan pundak sebentar dan berjalan keluar.

Gedung YMC memiliki parkiran dibawah, jelas tersembunyi dari para penggemar di gerbang depan. Sedangkan jalan keluar parkiran berada di jalan yang berbeda, yaitu pintu belakang. Dan gue nggak harus khawatir tertangkap basah keluar gedung bersama seorang Shin Minhyun dan berada satu mobil dengannya.

"Sejujurnya, tidak apa-apa aku bisa pulang sendiri" Ucap gue pelan. Kini kami telah berada di mobil dan menembus jalanan untuk sampai ke Apartement gue.

"Tidak, aku yang membuatmu datang ke YMC karena tuxedo haha santai saja"

Gue terdiam, sejujurnya bukan Minhyun yang membuat gue memutuskan untuk mendatangi gedung YMC. Bisa saja gue menitipkan ini pada Chanhee dan memintanya untuk mengembalikan pada Minhyun. Jelas. Chanhee tahu segala hal, dia pasti tau dimana Minyun berada.

Satu satunya orang yang membuat gue datang, ialah Lee Daniel. Dia yang menyarankan hal itu. Bahkan membantu gue masuk. Pikiran gue melayang pada beberapa waktu lalu, percaya atau tidak ekspresi Daniel terlihat tidak senang.



***


Sekarang hari Rabu, gue dan Anin bersiap berangkat menuju lokasi pemotretan. Iklan kosmetik yang Anin maksud beberapa hari lalu, saat gue sedang berada di gedung YMC.

"Lo cantumin contact person pake nomor gue ya? Ngaku lo"

Gue tersenyum mengiyakan. "Sorry nin, abisan gue kan udah kepalang percaya gitu sama lo hehe, nanti kita bagi dua aja deh, gue suka ngerepotin lo terus ya nin"

Anin malah tertawa, by the way gue berangkat menggunakan mobil beserta Anin yang nyetir. Lagian, gue suka nggak yakin gitu kalo nyetir sendirian daripada gue kenapa kenapa ya jadi Anin yang nyetir.

"Santai kali anjir kayak sama siapa aja, biasanya juga nggak ada basa basi maaf maafan gitu, nih ya Sen gue tuh udah hafal banget sama lo"

Falsedad  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang