Gue nggak habis pikir sama kedua lelaki yang notabennya terkenal dan dipuja banyak orang itu, bisa kedapatan duduk di cafe beberapa saat yang lalu. Aneh, Minhyun terlihat lebih ceria dan mencoba membuat gue berbicara lebih banyak.
Namun Daniel hanya diam dengan seribu kata. Hingga kepulangan mereka berdua, Daniel tidak mengucapkan sepatah kata apapun.
Sebagian lautan manusia tadi datang kearah gue dengan bersamaan, bertanya ini itu, apa gue berteman juga dengan Daniel atau tidak. Gue dibuat pusing sendiri, sebagai jawaban gue hanya berjalan masuk menuju pantry dan menghampiri para karyawan lain yang sibuk di dapur.
Beberapa saat setelahnya, karyawan perempuan di Cafe heboh karena berita Daniel Minhyun Sena berada di posisi pertama di situs Naver.
Gue menjadi trending topik karena WannaSee lagi.
Gue jadi khawatir sendiri, kalau gosip ini terus menyebar dan semakin parah, itu bukanlah sesuatu hal yang baik. Peluncuran buku gue sebulan lagi akan dilaksanakan, gue hanya berharap berita-berita itu segera lenyap dari internet.
Tiba tiba saja rasa kesal memuncak di ubun ubun, selain karena berita, gue dibuat sepeti orang bodoh selama kurang lebih setengah jam berdiri dengan senyum merekah yang dibuat buat.
Gue berjalan masuk menuju ruangam yang jarang gue pakai sebagai tempat singgahan, lebih seperti ruangan jika manajer bekerja mungkin? Ya semacam itu, tapi sayang Happy belum sebesar itu untuk mempunyai seorang manajer.
Gue menekan tombol hijau pada sebuah nomor dan menunggu dengan perasaan yang cemas.
"Ha---"
"Ya Lee Daniel! Neo micheosso?" (Kau gila?!) Potong gue cepat sebelum Daniel berhasil menyelesaikan kalimat sapaannya tersebut.
"Wae?" (Kenapa?)
Gue menghela nafas sebelum kembali berbicara. "Kau dan Minhyun itu seorang publik figur, kalian tidak bisa berkeliaran bebas dan membuat lautan manusia di cafe orang, lagipula namaku jadi naik di situs Naver karena kalian! Novel ku akan terbit sebulan lagi jadi, jebal eoh? Jangan membuat berita berita tidak jelas bermunculan"
"Minhyun Hyung yang menyuruhku menyapamu di depan banyak orang, dia meminta pembuktian, kalau aku menyukaimu. Lagian bukan hanya aku yang membuat cafe mu ramai seperti tadi, Minhyun Hyung juga! Marahi saja Minhyun Hyung"
Gue terdiam sebentar. Mencoba mencerna perkataan Daniel barusan.
Pembuktian?
Sepertinya Daniel telah mengatakan soal hubungan kami dengan Minhyun
Hubungan tanpa status ini maksud gue.
"Aku tidak bisa memarahinya, dia terlalu baik untuk aku bentak seperti ini"
Gue mendengar decakan Daniel di sebatang sana. "Lantas aku bagaimana? Wah kau itu suka sama Minhyun ya? Yasudah sana suka saja padanya"
Mulai lagi.
Daniel dan sifat kekanakannya.
"Kau juga, kenapa kau tidak menyapaku tadi? Kau bilang sedang melakukan pembuktian bukan? Kau itu menyukaiku atau tidak?"
Hening di dalam telefon membuat gue tersenyum miring, Kena Lo siapa suruh nuduh nuduh gue duluan
"Kita sudah membicarakan ini kemarin, Sena kau dimana? Cepat pulang"
Nih orang kenapa sih. Tiba tiba dateng, tiba tiba pergi, tiba tiba ngajak debat, tiba tiba ngajak pulang.
Ngbingungin banget kayak tebak tebakan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Falsedad
FanfictionDalam bahasa Spanyol Falsedad berarti sebuah kepalsuan. sama seperti diri gue yang penuh dengan kepalsuan di depan banyak orang. Berpura pura tersenyum. Berpura pura baik. Berpura pura ramah. Apapun itu, tapi semua hanyalah semata mata bentuk pert...