Amukan

439 77 22
                                    

Alunan dering ponsel memecah keheningan, gue terdiam menatap nama yang tertera pada layar ponsel. Gue membeku, mata gue bergantian melihat layar ponsel dan layar laptop yang menampilkan sebuah foto dalam berita skandal.

Gue menggeleng, mengabaikan dering ponsel yang perlahan berhenti dan meninggalkan notifikasi panggilan tidak terjawab. Gue tertawa pelan.

Meyakinkan diri sendiri bahwa ini hanya mimpi. Bunga tidur yang sangat buruk.

Ayo, Sena. Kembali tidur dan bangun dalam keadaan semua baik baik saja.

Gue mengangguk, meninggalkan laptop yang masih menyala. Serta dering ponsel yang kembali berbunyi berulang kali.

Kaki gue yang gontai melangkah mendekati tempat tidur. Merebahkan diri, sembari berdoa bahwa ini hanya bunga tidur. Gue menaikkan selimut hingga menutupi dada. Kemudian menutupkan mata dan pergi tidur. Berharap besok pagi, adalah pagi yang cerah. Baik suasana dan keadaan.

____

"Aku sudah bilang untuk tidak membuat masalah, jangan berhubungan dengan seorang gadis jika kau tidak bisa menyembunyikannya dengan baik! Sadar Daniel! Kau seorang publik figur!"

"Jika sudah seperti ini kau ingin kami bagaimana?!"

Tidak ada yang berani menjawab jika seorang Manajer Hyung sedang marah.

Di dalam dorm yang lumayan besar ini, kesebelas pria sedang menunduk menatap lantai, mendengarkan seseorang yang sedang sangat marah atas berita yang baru saja muncul di internet. Terutama di situs Dispatch dan Naver.

"Jeosonghamnida"

Daniel mengucapkan maaf beberapa kali, sembari menundukkan punggungnya berulang kali. Hingga member lain yang bernama Seungwoo menahan Daniel untuk membungkuk lebih banyak.

"Jeosonghamnida"

"Jadwal individumu besok akan dikosongkan, jangan keluar dari dorm! Selangkah pun!"

Daniel mengangkat kepalanya. "Ta-tapi Hyung----"

"Jangan membantah!"

Suara tinggi yang diberikan Manajer Hyung sontak membuat kesebelas member tersentak kaget. Jarang dilihatnya Hyung tersebut marah besar seperti ini.

"Kau tau berapa banyak orang yang dirugikan karena beritamu itu?!"

Nyali Daniel mencuit, bahunya melorot kebawah. Dia menunduk semakin dalam. Merasa bersalah, dengan semua membernya.

Manajer Hyung meninggalkan dorm dengan kemarahan. Ketika pintu dorm kembali tertutup. Semua member sontak menghela nafas. Ini tengah malam, tiba tiba manajer Hyung datang dan menyuruh mereka membuka berita malam ini. Dan semuanya seperti bom atom yang meledak tiba tiba.

Member lain menepuk bahu Daniel pelan, satu persatu kemudian masuk ke kamar masing masing. Terdiam dengan ponsel di tangan yang menampilkan berita skandal terbesar dalam grupnya.

Daniel mengadahkan pandangannya menatap membernya yang berjalan pergi dengan perasaan bersalah.

"Gwenchana Hyung, semuanya akan berlalu" Ucap Guan sembari menepuk bahu Daniel pelan.

Daniel kalut. Otaknya tidak bisa berpikir saat ini. Hanya ada nama WannaSee dan Park Sena dalam pikirannya.

"Aku tidak tau, kalau kau berkencan dengan Park Sena" suara Jisang sang leader menimpali. Dia teman masa trainee yang sudah bertahun lamanya, menatap Daniel pasrah.

"Mian, Hyung" Suara Daniel melemah. Dia menunduk semakin dalam.

Sedangkan Jisang mengangguk, kemudian memeluk Daniel sebentar dan masuk ke kamarnya.

Falsedad  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang