Part 5: She's not here, yet?

1.7K 79 1
                                    

“No, nothing’s wrong, It’s just..” Aku terdiam. “Can you accompany me and let’s just talk about something?” Lanjutku asal. Well aku tidak tau apa yang harus katakan kepada wanita ini. Tidak mungkin kan, I says that the famous Justin Bieber and his girlfriend just leaving me alone at her stand ice cream? 

“Sure, why not?” Balas wanita itu sedikit ragu. Jelas. Aku juga pasti bakal mikir macem-macem kalo seseorang yang gak aku kenal tiba-tiba minta dirinya ditemenin. 

“How about you come here so we can talk?” Tambah wanita itu. Dia menyuruhku masuk ke dalam stand Ice creamnya. Aku mengangguk pelan lalu tersenyum. Kemudian wanita itu membuka pintu samping yang terdapat pada standnya. Aku mengambil Ice cream-ice cream milikku lalu melangkahkan kakiku ke arah pintu itu. ‘Wanita ini baik,’ batinku dalam hati, lalu masuk ke dalam stand miliknya.

“Just take a seat,” Wanita itu mempersilahkan aku duduk. Aku mengangguk lagi. Lalu duduk pada kursi yang telah ia sediakan. Aku melihat ke arah sekitar ku. Stand ini memang terlihat kecil dari luar, tapi ternyata ketika berada didalam, stand ini tidak begitu kecil-kecil amat kok. 

“So, who’s your name?” Tanya wanita itu lalu menarik kursi dan duduk didepanku lalu tersenyum. 

“I’m Kelsey, yours?” Balasku sambil tersenyum ke arahnya lalu membuka cup Ice cream rasa strawberry yang tadinya Justin menyuruhku memesannya untuk dirinya dan Selena. Kemudian aku memberikan Ice cream Strawberry itu kepada wanita di depanku ini.

“No no, you’ve paid this.” Tolaknya halus ketika aku hendak memberikan Ice cream Strawberryku untuknya. Mungkin dia juga merasa tidak enak, maksudnya aku kan membeli Ice creamnya jadi kalau aku memberikan Ice cream ini kepadanya lagi itu sama saja seperti aku memberikannya uang sebesar $7 kepadanya secara cuma cuma. 

“No it’s okay, I’ve paid this. So this is mine right? And I want to give it to you,” Balasku menerangkan bahwa ice cream ini sekarang milikku dan aku memliki hak untuk Ice cream ini. Jadi jika aku ingin memberikan Ice cream ini untuknya itu boleh saja, bukan? Ice cream ini kan milikku. “No one is gonna eat this ice cream anyway,” Tambahku lalu menghembuskan nafas panjang.

“Okay,” Wanita itu mengambil Ice cream strawberry yang aku berikan lalu mulai memakannya. Kemudian berkata “Anyway, I’m Reene”

“Okay Renee,” Balasku sambil membuka cup Ice cream chocolate miliku. For your information, I love chocolate so much. 

“You said that no one’s gonna eat this ice cream?” Tanya Renee. Mungkin Renee penasaran kenapa aku memesan 3 Ice cream jika aku tau tidak akan ada yang akan memakannya. “So why you ordered 3?” Benar kan dugaanku. Renee pasti bingung kenapa aku memesan 3 Ice cream. 

“Um, actually I came here with my friends. And yeah they just left me here,” Aku akhirnya mengatakan yang sebenarnya. Aku menerangkan bahwa aku kesini bersama teman-temanku dan mereka meninggalkanku disini. Sebenarnya sih mereka bukan temanku juga. But yeah let’s just called them that.

“Uh, that’s bad,” Renee tampak prihatin ketika mendengar ceritaku. “How can they just left you here? That’s so mean,” Lanjut Renee menghentikan memakan Ice cream Strawberry yang ada di tangannya itu. Renee bilang kelakuan mereka sangat buruk. 

“I don’t know too. Seems like they don’t like me,” Balasku to the point. “But I don’t like them either,” Apa? Memang benar aku tidak menyukai mereka. Apalagi Justin. Ugh aku heran kenapa cowok itu digilai sama jutaan cewek di dunia? Mereka belum pernah satu rumah sama Justin sih, jadi mereka gatau gimana kelakuan cowok yang mereka puja-puja itu. Coba aja kalau setiap fans cowok tengil itu di izinkan untuk tinggal satu rumah selama 1 hari, biar mereka bisa ngeliat kelakuan Justin yang nyebelin itu. Pasti mereka bakal ilfeel sama kelakuannya yang nyebelin itu. 

“How can they don’t like you? You’re such a sweet girl,” Aku tersipu malu ketika Renee mengucapkan itu. Renee jadi mengingatkanku sama Mama. Mama dulu sering banget muji aku kaya gini. Bilang ke aku kalo aku itu sweet girl, and things like that. Apa lagi dulu, di Indonesia, ketika aku duduk di bangku sekolah dasar, ada seorang cowok yang meledekku habis-habis an. Dia bilang aku aneh hanya karena accent bahasa Indonesia ku ya emang sedikit aneh karena aku kan anak blasteran. Dan pada saat itu, Mama gak bosen bosen bilang ke aku kalau aku itu gadis yang cantik, dan aku gadis yang beda. Mama bilang aku gaboleh nangis cuma gara-gara dibilang aneh. Ah aku jadi kangen Mama<3 

***

*otherside*

“Hahaha baby I can’t even imagine how’s Kelsey’s expression when she found out that we just left her there!!” Ucap seorang perempuan yang sedang duduk disamping cowok yang duduk di kursi kemudi itu sambil tertawa puas. 

Setelah meninggalkan Kelsey, Justin dan Selena akhirnya memutuskan untuk pergi ke salah satu McDonald di Atlanta lalu memesan 2 buah paket BigMac and Ice cream. Dan sekarang mereka berada di mobil Justin sambil memakan pesanan mereka. Selena tampak tertawa puas membayangkan bagaimana wajah Kelsey ketika Kelsey tau kalau Selena dan Justin udah gak ada disitu lagi. Dan Justin, dia sibuk dengan BigMac miliknya dan sesekali tertawa bersama Selena. 

“Yeah baby, me neither. Hahaha that’s what she got if she trying to play with me,” Justin bilang itu yang balasan yang Kelsey dapat karena Kelsey sudah ‘bermain’ dengan Justin. Well if you know what’s that mean.

“Omg yeah. And you’re right,” Balas Selena lalu memakan Ice cream Strawberry miliknya lalu menatap cowok di depannya ini. 

“Right? About?” Tanya Justin ketika dia baru saja menghabiskan gigitan terakhir BigMac miliknya. Kenapa tiba-tiba Selena bilang Justin benar. Benar? Dalam hal apa? 

“Right about Kelsey is annoying and not even pretty,” Selena tertawa sambil menggelengkan kepalanya pelan. Selena setuju dengan omongan Justin tentang Kelsey. Menurut Selena Kelsey itu emang nyebelin dan gak cantik. 

“Hahaha baby,” Justin menatap Selena sambil tersenyum. “I love you,” Ucap Justin lalu mendekatkan dirinya kepada Selena dan melumat bibir Selena lembut. Selena membalas ciuman Justin dengan lembut lalu melepasnya setelah beberapa detik bibir mereka beradu. “I love you too,” Ucap Selena dengan senyum manis yang terhias di bibirnya. 

“You’re tired, Sel?” Tanya Justin ketika ia melihat pacar disampingnya itu diam dan matanya hampir tertutup.

“I’m sleepy, Justy. What time is it?” Tanya Selena dengan mata sayu. Jelas Selena mengantuk. Baru saja dia balik dari Florida dan dia langsung pergi ke McDonald bareng Justin. Saking kangennya sama cowok itu, Selena bela-belain untuk langsung pergi kerumah Justin dan ketemu cowok itu. 

“It’s 04.20 pm baby, you want to go to home?” Padahal Justin masih ingin menghabiskan waktunya lebih lama lagi bersama perempuan yang berstatus pacarnya itu. Tapi sepertinya Selena terlihat lelah dan butuh tidur. Jadi Justin memutuskan untuk mengantar Selena pulang agar dia bisa istirahat.

“Yeah, if you don’t mind?” Balas Selena masih dengan posisi nya yang sama. Selena sebenarnya tidak enak juga sama justin. Dia tau bagaimana cowok ini begitu merindukan dirinya. Tapi Selena benar-benar capek. Perjalanan dari Florida-Atlanta tidak begitu jauh memang, tapi cukup melelahkan untuk cewek ini.

“I don’t mind, you can just sleep while I drive,” Justin lalu menyalakan mobil miliknya dan menuju ke rumah Selena. 

***

Jam 5 lewat 15 menit Justin sudah sampai di rumahnya. Sebenarnya awalnya Justin pikir ia akan sampai dirumah sekitar jam 5 kurang, tetapi ternyata jarak antara rumah Selena dan rumahnya cukup jauh juga. 

“I’m home!” Teriak Justin yang mengakibatkan suasana rumah menjadi ramai. Justin lalu melepas sepatunya asal dan membuat kedua sepatunya itu jatuh tidak beraturan di depan pintu rumahnya. 

“Justin…your shoes!!!!!!!!” Teriak Pattie dari ruang Televisi. Pattie tau banget kebiasaan Justin kalau baru pulang dari suatu tempat. Pasti dia bakal membuang sepatunya sembarangan. Just like this. 

“Shit,” Umpat Justin pelan. “Yeah okay,” Ucap Justin lalu memungut kedua buah sepatunya itu dan menatanya rapi di samping pintu. 

Justin menemukan Pattie lagi asik menonton sebuah channel di ruang televisi. Justin kemudian merebahkan badannya di sofa, tepat di samping Pattie. Lalu menghembuskan nafas panjang. “I’m tired,” Keluh Justin pelan, lalu memejamkan kedua matanya.

Pattie mengedarkan pandangannya ke arah pintu, tidak ada tanda-tanda Kelsey disana. Karena penasaran Pattie bertanya kepada Justin, “Where’s Kelsey?” 

Justin terdiam. 

“Justin where. Is. Kelsey?” Tanya Pattie lagi. Kali ini menekankan kata-demi-kata di setiap ucapannya.

Justin kemudian membuka matanya cepat. Dan dia bisa melihat Pattie menaruh kedua tangannya di depan dadanya. Justin belum juga menjawab. Jujur, dia bingung harus berkata apa kepada Ibunya ini. Justin pikir cewek ngeselin itu udah balik dari tadi? 

“She’s not here, yet?” Tanya Justin pelan. Terdengar nada khawatir di dalam nada bicara Justin barusan. Entah khawatir akan Kelsey, yang belum pulang sejak tadi atau khawatir akan Pattie yang bakal memarahinya habis-habisan ketika Pattie tau kalau Justin meninggalkan Kelsey gitu aja di stand Ice cream tadi. 

“What do you mean by saying ‘She’s not here, yet’ huh?” Pattie tampak kesal dengan anak laki-laki di depannya ini. 

“Justin….answer me.” 

***

AffairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang