*No One’s POV*
“Hey woke up! You sleepy head,” Ucap seorang perempuan dengan suara yang sedikit keras. Mencoba membangunkan laki-laki di depannya ini yang belum juga bangun dari tidurnya. Diteriaki begitu, Justin malah mengambil sebuah bantal dan menaruh bantal itu pada wajahnya, yang secara tidak langsung menutupi kedua telinganya juga. Ia berusaha untuk menutupi telinganya agar tidak dapat mendengar suara-suara yang mengganggu tidurnya.
Perempuan itu menggelengkan kepalanya lalu tersenyum lebar ketika laki-laki itu bertingkah demikian. Demi tuhan sekarang itu pukul 10.45 dan dia belum juga bangun?
Well, Justin memang bukan tipikal orang yang suka bangun pagi. Dia adalah orang yang lebih memilih tidur dari pada hangout bersama teman-temannya.
Justin benar-benar suka tidur. Mungkin karena pekerjaannya sebagai penyanyi kadang membuat laki-laki ini menjadi kurang tidur, jadi ia suka menghabiskan waktunya dirumah untuk tidur saja.
Tampaknya perempuan ini tidak juga menyerah karena ia malah membuka bantal yang berada di wajah Justin dan mulai mengguncangkan bahu Justin, agar laki-laki itu cepat bangun.
“Ugh!” Justin menggerang ketika bantal itu diambil oleh seseorang. Walaupun ia merasa seseorang sedang mengguncang bahunya, tetapi laki-laki itu masih saja menutup matanya. Terlalu lelah untuk membuka mata dan bangun dari tidurnya.
“Baby..” Seseorang berbisik pada telinganya. Bukannya membuka mata, Justin malah menggerutu tidak jelas. Sepertinya laki-laki ini benar-benar tidak ingin bangun dari tidurnya.
Perempuan itu masih belum menyerah juga, ia ingin Justin cepat bangun agar mereka bisa melakukan sesuatu bersama setelah sekian lama tidak bertemu. Perempuan itu akhirnya memberanikan dirinya dan bertindak nekat untuk mencium bibir laki-laki didepannya.
Cup.
Satu kecupan mendarat pada bibir Justin, dan dengan begitu kedua mata laki-laki itu terbuka lebar.
Dia membuka matanya dan bisa melihat perempuan yang dicintainya sedang berada di depan wajahnya sambil tersenyum.
Justin mengusap matanya lalu tersenyum ketika melihat sosok yang sudah lama tidak ia temui itu tiba-tiba berada di depannya. “Oh, hi babe” Ucapnya dengan suara serak yang benar-benar terdengar sexy.
Perasaan Justin sudah lebih baik dari pada semalam. Terimakasih untuk perempuan bernama Kelsey Wijaya karena sudah membuat semuanya menjadi lebih baik. Kata-kata perempuan itu sangat meyakinkan juga menenangkan Justin tentang tingkahnya yang berlebihan menghadapi Grammys. Bukan hanya kata-kata perempuan itu yang membuat laki-laki ini tenang, melainkan kehadiran perempuan itu yang justru malah membawa rasa hangat di hati Justin.
Kelsey.
Nama itu tidak juga meninggalkan pikiran Justin sejak mereka bertemu untuk kali pertama.
Kelsey yang menyebalkan, pemarah dan sangat keras kepala.
Perempuan itu nyaris membuat kepalanya pecah, sungguh.
Dulu Justin sama sekali tidak ingin berada di dekat Kelsey, apalagi sampai menghabiskan waktu bersama perempuan itu.
Tetapi entah kenapa seiring berjalannya waktu perasaan Justin terhadap Kelsey mulai berubah. Justin juga tidak tau apakah ini pertanda baik atau buruk, yang jelas Kelsey yang menyebalkan sepertinya sudah mulai menghilang dimata Justin.
Sekarang yang ada di matanya adalah Kelsey yang cantik, yang memiliki senyum manis, dan entah apa, tetapi bagian dari diri Kelsey membuat Justin nyaman ketika berada di dekatnya.
“I miss you Justin” Ucap seseorang di sebelahnya yang sukses membuat pikirannya tentang Kelsey teralih. ‘Jesus Justin, you should stop thinking about her’ Batin Justin dalam hatinya. Benar-benar ironis, ketika kekasihnya sendiri berada di depannya, Justin malah memikirkan perempuan lain di pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Affair
FanfictionHow it feels like if you happened to be Ryan Good's daughter? Yes, Ryan Good yang bekerja sebagai stylist dari seorang popstar yang selalu menjadi center of attention disemua penjuru dunia. And the worst, what it feels like to have to stay with Rya...