Part 29: Bali

1.5K 57 0
                                    

*Nobody’s POV*

Justin melepas kaca mata hitamnya yang sejak tadi ia kenakan. Setelah beberapa kali transit, mereka akhirnya sampai juga di Bali, Indonesia. Butuh waktu kurang lebih dua puluh dua jam untuk mencapai Bali, dan Justin kali ini bersyukur semua perjalanan yang sangat melelahkan itu berakhir juga. Rasanya badannya pegal semua dan ia sudah tidak sabar untuk menyentuh kasur lalu tidur.

Ia memang kurang tidur. Setelah semalam ia menyelesaikan konser terakhirnya di New York yang kurang lebih sekitar pukul dua belas lewat lima, Justin langsung kembali ke hotel bersama timnya. Ia mengirimi pesan singkat kepada Kelsey yang mengucapkan selamat malam lalu tidur.

Tetapi sepertinya memang semua orang tidak ingin dia memiliki tidur yang nyenyak, karena Pattie sudah menggedor pintu kamarnya pukul empat dini hari. Well, sebenarnya keadaannya bukan seperti itu juga. Bieber Team memang sudah memesan tiket pesawat tujuan Indonesia pukul lima dini hari, jadilah laki-laki itu harus bangun satu jam lebih cepat dari waktu keberangkatan agar ia tidak terlambat untuk masuk ke dalam pesawat.

Laki-laki itu menyeret kakinya malas, mengikuti Kelsey dan Ryan Good yang berada di depan. Disampingnya ada Alfredo yang masih saja sibuk mengambil beberapa foto. Justin kadang berpikir apakah Alfredo tidak pernah merasa lelah. Maksud dia, Alfredo dan tim lainnya pun tidur pada jam yang sama. Tetapi sepertinya hanya Justin yang merasakan lelah juga jetlag yang baru saja di alami.

Alfredo mengambil foto beberapa objek yang di rasa menarik dan jarang ia temui di negaranya. Ia kerap mencari-cari spot yang cocok agar hasil jepretannya itu bagus. Ia menaruh fokus kameranya kepada Justin, yang wajahnya sudah terlihat sangat lelah. “Say cheese biebs!” Serunya lalu menekan tombol kecil di bagian atas kamera.

Justin mencoba menutupi wajahnya agar alfredo tidak berhasil mendapatkan gambar wajah dengan ekspresi lelahnya itu. Tetapi semuanya terlambat ketika ia mendengar bunyi ‘click’ khas kamera milik Alfredo. “Arghhh Alfredo. I’m not in the mood” Justin mendesah kesal ketika mendapati Alfredo yang tertawa kecil sambil menatap layar kameranya.

Alfredo tertawa. “Sorry bro” Ucapnya lalu mengarahkan kameranya kepada beberapa objek lainnya.

Justin tidak menjawab, ia menatap resort yang berada di depannya itu dengan kilatan di matanya. Ia mempercepat langkahnya hingga sampai di depan pintu resort.

“Finally,” Gumamnya pelan pada dirinya sendiri, kemudian cepat-cepat menaruh kopernya. Ia merebahkan punggungnya di kursi balkon lalu menghela nafas.

“You don’t want to come in?” Tanya Alfredo yang melihat Justin duduk di kursi balkon.

Justin mendongak. “I just want to sit here a little bit. I’ll come later.” 

Alfredo mengangguk kemudian melangkah masuk ke dalam resort.

Justin mengedarkan pandangannya pada sekeliling. Di depannya terjulang pantai Kuta dengan airnya yang biru, pasir-pasir putih yang memberi kesan indah pada pantai, di tambah beberapa orang yang sedang berdiri di atas papan selancarnya.

Bali memang indah sekali. Pikir Justin.

Ia rasa ia akan mencintai tempat ini. Well, bukan hanya karena faktor resort yang berada persis di samping pantai Kuta, tetapi juga karena sejak tadi belum ada wartawan yang mengganggunya.

Memang tadi sempat ada beberapa wartawan yang bertanya-tanya tentang dirinya dan bieber team ketika mereka berada di airport, tetapi di Bali, belum ada wartawan yang ia temui sejak tadi.

Bisa di bilang Mama Kelsey memilih tempat yang sangat indah dan strategis untuk menikah, di pinggir pantai Kuta, agar keindahan pantai itu bisa menjadi saksi akan cinta mereka. Dan semua ini membuat Justin berpikir, pasti akan indah juga jika menikah di pantai.

AffairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang