Part 28: Too Perfect to be Real

1.4K 70 0
                                    

*No One’s POV*

Senyum Kelsey tersungging lebar ketika Justin muncul di atas panggung dengan sebuah kaos berwarna putih dan celana hitam yang seperti biasa—melorot. Kelsey kadang suka berpikir, apa maksud laki-laki itu menurunkan celananya begitu hingga atasan dari celana boxernya terlihat. Pattie sering kali menyuruhnya untuk menaikkan dan memakai celanannya seperti orang normal lainnya dan Justin malah balas berkata bahwa beliebersnya menyukai hal itu. Kelsey pun baik-baik saja tentang masalah celananya itu dan ia tidak pernah berprotes sedikit pun, karena memang itu yang membuat Justin berbeda, itu memang ciri khasnya.

Sekarang Kelsey sedang berada di dalam arena konser bersama Alfredo Flores juga Kenny Hamilton disampingnya. Ini adalah konser terakhir Justin di New York sebelum bieber crew pergi ke Bali, Indonesia. Justin sudah menyanyikan kurang lebih empat lagu sejak konser di mulai dan terlihat sekali dari tempat Kelsey berdiri, bahwa Justin sangat bersemangat dan mengerahkan semua tenaganya dalam konser terakhirnya ini. 

Alunan lagu musik pop yang catchy mulai memenuhi arena konser. Kelsey berteriak, sama seperti ribuan gadis lainnya ketika ia tahu bahwa kali ini waktunya Justin untuk menyanyikan lagu One Less Lonely Girl. One Less Lonely Girl, itu artinya satu gadis yang beruntung akan naik ke panggung dan menjadi one less lonely girl nya. Itu artinya, satu gadis yang beruntung mimpinya bisa menjadi kenyataan.

Kelsey tahu sekali bagaimana perasaan seorang fans kepada idolanya dan karena itulah ia senang setiap kali Justin membawakan lagu ini lalu mengajak seorang gadis ke atas panggung untuk bernyanyi bersamanya.

“He’s a true performer, isn’t he?” Teriak seseorang disampingnya dengan suara keras. Suaranya hampir tidak terdengar karena musik yang bergema di dalam arena konser.

Kelsey mengangguk. “Yeah I know right!” Balas Kelsey tanpa memutuskan pandangannya dari Justin yang berada di atas panggung.

Justin mulai mengibaskan tangannya ke kanan dan ke kiri, sesuai irama dan melakukan beberapa gerakan dance yang terlihat sangat keren di atas panggung. Sesekali tertawa kecil pada mic dan juga menaruh tangannya pada bibir dan memberikan penonton ‘blow kiss’.

“JUSTIN!!!” Teriak Kelsey sambil tersenyum yang berhasil membuat Justin menaruh pandangannya pada Kelsey.

Justin membalas senyumannya dan mengedipkan matanya ke arah Kelsey. Pipi Kelsey kontan memerah.  Namun ia tetap menatap Justin yang berada di atas panggung dengan seksama.

Beberapa detik berlalu, Justin mengalihkan pandangannya pada Kelsey dan menganggukan kepalanya ke arah Kenny. Kenny membalas Justin dengan satu buah anggukan kepalanya, tanda ia mengerti.

Mata Kelsey bolak-balik menatap Kenny dan Justin bergantian. Anggukan Justin dan Kenny tadi itu mencurigakan. Batinnya dalam hati, namun kembali menatap Justin.

Kelsey melihat Justin yang mulai menyanyi lagi dan berinteraksi bersama fansnya ketika Kelsey merasakan seseorang menarik tangannya. “Follow me” Kata Kenny lalu membawa Kelsey berjalan menjauh dari tempatnya berdiri tadi.

Kelsey memberi Kenny tatapan bingung. “Where are we going?” tanya Kelsey, namun tetap mengikuti langkah Kenny.

“Backstage.” Jawab Kenny singkat dan terus memegang tangan Kelsey.

Kelsey menaikkan alisnya tinggi. Backstage? Tapi ia tidak ingin menonton sisa dari konser ini dari backstage, ia ingin melihat Justin dari kursi – kursi penonton, bukan dari backstage.

“What—why? Did dad call me to stay on Backstage?”  Tanya Kelsey yang tidak tahu apa-apa.

Tapi kali ini, Kenny tidak menjawab. Ia terus berjalan dan membawa Kelsey ke arah backstage.

AffairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang