“Can we go out today?”
“No sorry I can’t babe. I’m so tired. I got a jet lag. I think I’m going to have some sleep today,”
“But I missed you. We haven’t see each other in 2 months, babe.”
“I know. And I missed you too, lots. But I’m so restless.”
“…”
“You there, babe?”
“Y-yeah. Okay then. You need to rest baby. Go to sleep.”
“Okay, I will. Love you,”
“Love you too.”
Selena Gomez menekan tombol merah di layar ponselnya lalu menjauhkan ponselnya dari telinga dan mendesah berat. Ia benar-benar rindu dengan kekasihnya yang tidak ia temui selama dua bulan belakangan ini. Mereka sama-sama disibuki dengan urusan mereka masing-masing. Selena dengan film barunya dan Justin dengan album baru dan tur dunianya yang sebentar lagi akan dimulai.
Hari ini hari sabtu dan Justin baru saja kembali dari Indonesia. Selena tahu benar Justin masih merasa lelah karena perjalanan yang begitu panjang, tapi tetap saja pikiran itu tidak menghalanginya untuk menelepon laki-laki itu dan bertanya apakah ia bisa hangout keluar berdua hari ini.
Tepat ketika laki-laki di seberang telepon mengangkat teleponnya, Selena kira laki-laki itu akan dengan antusiasnya berkata bahwa ia akan senang sekali jika bisa keluar dan menghabiskan waktu bersamanya. Tapi kenyataannya, Justin malah bilang bahwa ia tidak ingin kemana-mana dan ingin menghabiskan waktunya dengan tidur.
Selena mendengus pelan. Akhir-akhir ini hubungannya dengan Justin terasa begitu aneh. Ia tidak tahu bagian apa yang membuat semuanya menjadi begitu aneh, tapi Selena merasakan itu. Ia merasa begitu jauh dengan Justin. Ia tidak tahu mengapa ia merasa demikian, tapi ia merasa Justin berubah.
Selama dua bulan belakangan mereka jarang sekali berbicara dari telepon. Paling hanya tiga hari sekali Justin menelepon Selena dan mengobrol tentang aktifitasnya. Tapi tetap, Justin dan Selena bertukar sms setiap harinya. Mengabari apa yang sedang di lakukan, atau sekedar bilang selamat malam.
Aneh sekali. Semuanya terasa aneh.
Justin tidak biasanya menolak ajakan Selena untuk bertemu dan menghabiskan waktu bersama, seberapa lelahnya dia. Tapi hari ini? Justin malah terdengar begitu tenang ketika ia mengatakan bahwa ia tidak ingin kemana-mana.
Tidak bisa di bohongi, hatinya merasa resah. Ia hanya takut rasa sayang Justin berkurang terhadapnya. Ia takut laki-laki yang sudah mengisi hatinya selama dua tahun belakangan itu berpaling darinya. Dan ketakutan terbesarnya adalah jika Justin menemukan perempuan yang lebih baik darinya kemudian meninggalkannya dalam kesendirian.
Ia tidak tahu mengapa hatinya terasa begitu gundah. Namun ia mencoba menghapuskan semua pikiran negatif dari kepalanya dan meyakinkan dirinya sendiri bahwa itu semua hanyalah perasaannya saja.
Tidakkah ia rindu pada Selena?
Karena Selena begitu merindukan Justin hingga-hingga ia tidak bisa menahan buncahan rasa rindu yang berada di hatinya itu. Dan kerinduannya yang sudah mendalam itu membuat sebuah ide muncul di kepala Selena.
Setelah terdiam dan menimbang-nimbang, Selena akhirnya menekan beberapa tombol di layar ponselnya kemudian menaruhnya di telinga. “Hallo,” Sapa Selena di telepon ketika seseorang yang berada di telepon sudah mengangkat teleponnya.
“Yes, Damien,” Selena menggigit bibir. “Can you be here in five minutes? Yes, I need you to take me to Justin’s house.”
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Affair
FanfictionHow it feels like if you happened to be Ryan Good's daughter? Yes, Ryan Good yang bekerja sebagai stylist dari seorang popstar yang selalu menjadi center of attention disemua penjuru dunia. And the worst, what it feels like to have to stay with Rya...