"No not like that, It supposed to be like this"
Ucap seorang cowok dengan kaos berwarna merah dan celana panjang hitam yang terlihat sedang memberi arahan kepada seorang cowok yang memakai topi bertuliskan 'Swag' itu. Aku melihat cowok yang sedang diberi arahan itu. Kalau dihitung-hitung, sudah 4 kali cowok itu melakukan gerakan yang berbeda dengan instruksi yang diberikan oleh cowok di depannya. I can tell that he didn't really paying attention.
"Like this?" Tanya cowok itu sambil menggerakan kakinya sesuai dengan intruksi yang diberikan oleh salah satu dancernya itu.
Aku memperhatikan Justin yang sedang melakukan beberapa gerakan yang baru saja di praktekan oleh cowok di depannya. Well, guess where am I? Aku sedang duduk pada sebuah kursi dan melihat cowok ngeselin itu latihan dance. Don't ask me, I was forced to come. Pattie menyuruhku untuk datang dan melihat Justin doing his dance's rehearsal. Suck? I know.
I had no idea why Pattie always forced me to go anywhere with him. Pertama, kemarin. Ketika Pattie memaksa Justin untuk mengajakku pergi bersamanya dan Selena, yang berakhir dengan meninggalkan aku sendiri di stand ice cream yang baru pertama kali aku kunjungi. Dan kedua, now. Pattie lagi-lagi memaksaku untuk ikut dengan Kenny dan Alfredo ke tempat biasa Justin latihan dance. I mean, doesn't she know that me and him, don't really liked each other?
"Yeah, just like that. Keep going," Ucap cowok yang sedari tadi memberi arahan kepada Justin.
"He's doing good, isn't he?" Ucap Kenny kepadaku. Kenny yang sedari tadi duduk disampingku akhirnya berbicara juga. Aku hanya mengangguk pelan, tanda mengiyakan ucapannya lalu mengedarkan pandanganku ke arah sekeliling ruangan, aku bisa melihat beberapa dancer perempuan sedang melakukan gerakan pada kakinya, menggoyangkan beberapa kali pinggulnya, dan melakukan gerakan maju mundur. Aku juga bisa melihat Fredo dan Scooter sedang berbicara serius. Sepertinya mereka mendiskusikan sesuatu yang penting. I don't know, that's their business.
Aku berhenti menatap ke sekeliling ketika Justin melangkahkan kakinya ke arah ku. Well, maksudku ke arah Kenny.
Kemudian Justin melepas topi yang sedari tadi sudah melekat di kepalanya. Justin mengambil sebuah botol air mineral yang ada di samping Kenny lalu menegaknya cepat. I can tell that he's thirsty. Aku memperhatikan wajah Justin yang memerah dan beberapa butir keringat yang menuruni dahinya. That's kinda..........hot?Setelah menghabiskan 1 botol mineral tadi, kemudian Justin membuka bajunya. And now he's topless. Aku bisa melihat abs Justin yang mulai terbentuk pada perutnya. I couldn't help but stare. He has a nice abs. Really. I hate to admitted this but damn...............He's hot.
Very.
Jika aku harus mengukur seberapa hot dia sekarang dari skala 1 - 10, I give him.... 11,5.
Kemudian Justin mengacak rambutnya asal. Membuat rambutnya menjadi berantakan. Membuat beberapa anak rambut Justin keluar dari tempat yang seharusnya berada. Oke, itu membuat dirinya menjadi lebih hot dari sebelumnya. Aku naikkan menjadi 13. Dan dengan nafasnya yang tergesa-gesa, aku harus menaikkannya lagi menjadi 15. Seriously, he's sexy.
...........Damn.
What the hell wrong with me? Did I just give him 15 for his sexiness?"You like what you see huh?" Justin asked me with a smirk on his face.
I dropped my gaze to the floor. Feeling embarrassed because he caught me staring at him.'I did,' Batinku dalam hati.
"You wish," Ucapku membalas ucapannya.
"Really? You think I'm hot, rite?" Tanya Justin dengan percaya diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Affair
FanfictionHow it feels like if you happened to be Ryan Good's daughter? Yes, Ryan Good yang bekerja sebagai stylist dari seorang popstar yang selalu menjadi center of attention disemua penjuru dunia. And the worst, what it feels like to have to stay with Rya...