“I want to go home.”
Ryan Good benar-benar tercegang ketika tiga kata itu keluar dari bibir anak perempuannya. Ia tidak tahu apa yang harus dikatakan untuk merespon ucapan Kelsey itu. Dia benar-benar terkejut dan tak pernah menyangka anak perempuannya akan meminta pulang seperti ini.
“But Kels--”
“No, Dad. You don’t understand how it feels like.” Potong Kelsey sambil menggeleng pelan. “I don’t want to be in here anymore. I want to go to New York. I want to go there, as soon as possible.” Lanjutnya, dengan suara yang begitu parau.
Sejenak tidak ada respon apa pun dari Ryan Good. Laki-laki itu seakan terbungkam dan enggan untuk membuka mulut.
Ryan Good terlihat menimbang, kemudian “You have to wait,” Katanya, sambil sedikit menundukkan wajahnya agar bisa melihat wajah Kelsey. “I can’t go to New York right now, everything just so crowded. So you have to wait till this tour is over,” Jelasnya, menerangkan pada Kelsey bahwa ia tidak bisa pergi bersamanya sekarang karena semuanya memang sedang sibuk, kontraknya bersama Justin juga belum habis, jadi ia tidak bisa pergi meninggalkan tur ini begitu saja.
“No,” Bantah Kelsey. “I can’t be in here anymore, Dad. I want to go out from here.” Lanjut Kelsey dengan tatapan memohon.
Ryan Good menghela napas panjang.
Sepertinya Kelsey benar-benar serius dengan perkataannya. Anak perempuannya itu bahkan tidak ingin menunggu untuk beberapa bulan. Sepertinya Kelsey benar-benar sudah tidak tahan dengan keadaan di rumah ini. “Where are you gonna stay then?” Tanya Ryan Good menatap Kelsey dalam-dalam, mencoba menemukan sebuah binar kebahagiaan di dalam matanya.
Kelsey menggigit bibir bagian bawahnya dan terlihat berpikir. “In aunty Diana’s house.” Jawabnya, menyebutkan nama adik perempuan dari Ryan yang kebetulan juga tinggal di New York. “I can stay in her house for a while.”
Semuanya begitu hening untuk beberapa menit. Ryan Good hanya menatap Kelsey dan tidak bicara apa-apa. Ia memperhatikan wajah Kelsey yang begitu berbeda di depannya kemudian membawa tangan kanannya ke pipi Kelsey, membelai pipinya yang sekarang sudah tirus.
“You sure you wanna do this?” Tanyanya pada Kelsey yang menatapnya balik.
Kelsey mengangguk kecil, mengiyakan pertanyaan ayahnya itu.
“Okay,” Kata ayahnya, kemudian menurunkan tangan kanannya yang tadi berada di pipi Kelsey lalu mengeluarkan ponsel dari kantong celananya. “I’m going to book a flight to New York.”
***
Banyak orang bilang bahwa cinta tak harus memiliki, bahwa mencintai saja sudah cukup. Asalkan orang yang kita cintai bahagia dengan orang lain, kita juga ikut bahagia.
Mungkin dulu Kelsey setuju dengan pepatah itu, ya dulu sekali, ketika dia masih duduk di bangku lima SD yang kerjannya hanya diam-diam menyimpan rasa pada teman sekelasnya. Tapi sekarang Kelsey sudah remaja, dan sekarang pepatah itu tidak berguna lagi di dalam kamusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Affair
FanfictionHow it feels like if you happened to be Ryan Good's daughter? Yes, Ryan Good yang bekerja sebagai stylist dari seorang popstar yang selalu menjadi center of attention disemua penjuru dunia. And the worst, what it feels like to have to stay with Rya...