Ceklek!
Dokter dan suster keluar dari kamar Niko. Dokter hanya bilang kalau Niko masih butuh dirawat di rumah sakit selama beberapa hari. Kira kira 3 hari.
Sekarang masih jam setengah 1 siang. Tapi Clara belum datang juga. Adel hanya bisa duduk di sofa menemani Niko yang sedang asyik dengan cemilannya.
"Lo udah makan belum del?" tanya Niko sambil terus merogoh plastik kemasan snacknya.
"Udah. Pas lo tidur gue udh makan. Jangan makan snack itu terus,lo lagi sakit bego" Adel mengambil snack Niko dan memakannya.
"Gue itu sakit di kepala. Bukan di tenggorokan. Jadi ga masalah kalo gue makan snack kan?" Niko kembali merampas plastik kemasan snacknya dari tangan Adel. Adel memanyunkan bibirnya sebal.
"Lo sakit di kepala kek,di tenggorokan kek,di kaki kek. Intinya lo masih sakit!ga boleh makan yang aneh aneh. Sini!" Adel kembali merampas snack Niko. Niko memutar bola matanya malas dan membetulkan posisi duduknya.
"Iya iya bawel" Niko meraih handphonenya dan membuka line. Tidak ada tanda tanda Alvaro akan datang. Padahal Niko sudah menunggu sampai satu jam. Adel masih asyik dengan snacknya. Dia tetap memangku handphonenya di pahanya.
Line!
Clara
Del gue udah sampe. Kamar kakak lo no brp?Dengan cepat Adel membersihkan tangannya dan meraih handphonenya. Dia membalas line dari Clara dengan cepat.
Adel: Lantai 2, no 234
Adel mematikan handphonenya. Dia lanjut memakan snacknya. Niko yang melihat adiknya asyik memakan snack itu sendiri hanya bisa mengusap-usap matanya.
"Del!bagi napa sih?" teriak Niko sebal. Dari tadi Adel hanya memakan snack itu sendirian tanpa membagi kepadanya. Adel hanya mengangkat bahunya acuh. Dia tidak menoleh ke Niko sedikit pun.
Tok!tok!tok!
Adel yang pandangan awalnya tertuju ke televisi kini pandangannya tertuju pada pintu coklat. Dari kaca kecil di pintu itu, Adel sudah bisa melihat Clara yang datang. Adel memberi isyarat pada Clara untuk masuk. Clara langsung masuk ke dalam kamar Niko dan tersenyum manis ke arah Niko.
"Hai kakk!!gimana?udah sembuh?" tanya Clara sambil meletakaan dua kresek di atas meja kecil di samping ranjang Niko. Niko hanya mengangguk kecil untuk menjawab pertanyaan Clara.
"Nihh gue bawain buah sama bubur ayam!dimakan ya. Get well soon!" ucap Clara heboh. Adel yang melihat kelakuan Clara hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.
"Makasi clar" Niko mengambil salah satu kresek dan mengambil buah apel. Clara mengangguk dan ikut duduk disamping Adel. Adel yang melihat Niko mengambil buah langsung bangun dari duduknya.
"Sini,gue potongin. Gini dong makan buah,jangan makan snack" Adel meraih pisau dan piring. Dia memotong apel itu menjadi potongan yang lebih kecil.
"Iya adik gue tersayanggg" Niko memutar bola matanya. Jujur dia ingin sekali mengambil snack yang berada di sofa. Tepat dimana tadi Adel duduk. Tapi apa boleh buat, Adel tidak mau membaginya dengan alasan Niko sedang sakit. Sebenarnya bisa saja Niko berjalan sendiri ke sofa. Tapi pasti pada akhirnya juga bakal ketahuan sama Adel.
"Nih! Makan yang banyak. Biar lo bisa cepet pulang" kata Adel sambil menyodorkan sepiring apel. Niko menerimanya dan memakan apel itu dengan lahap. Adel kembali duduk di samping Clara.
"Del gue mau cerita"
Adel menaikkan satu alisnya. Nada bicara Clara seperti orang yang sedang kesal. Seperti nada tidak suka.
"Cerita apa?"
Clara menghela nafasnya dan membetulkan posisi duduknya. Dia berusaha agar Niko tidak mendengar percakapan mereka.
"Tadi,Karel bilang ke gue. Katanya, lo itu pecicilan. Alay, aneh, sombong, jelek, sok. Sama kayak Niko. Terus tadi gue langsung tampar dia. Dia malah mendesis. Dia bilang 'liat aja!hidup lo sama Adel gak bakalan tenang!' Dia ngancem gue del, dasar tolol" cerita Clara setengah berbisik. Adel yang mendengar cerita Clara hanya bisa membulatkan matanya.
"Lo tau siapa yang buat Niko bisa kayak gini?Karel! Gue bakal bikin perhitungan sama dia. Gue bakal minta Alvaro biar dia.." Adel menghentikan kalimatnya. Dia baru ingat kalau dia sedang menjauhi Alvaro.
"Biar dia apa?kenapa berhenti ngomong?" tanya Clara bingung. Adel menggelengkan kepalanya. Dia tidak mau menceritakan soal dia sedang menjauhi Alvaro karena masih kesal.
"Ya udah kalo lo ga mau cerita ke gue,gapapa. Terus tadi juga ada murid baru lagi. Cewek" ucap Clara semangat. Adel mengerutkan keningnya. Murid baru lagi?
"Namanya Jane. Orangnya baik,ramah,cantik,pinter. Terus karena ada Jane,susunan bangkunya di ubah lagi. Gue duduk sama lo lagi! Jane duduk sama Natasha di belakang bangku kita" cerita Clara panjang lebar. Adel meloncat kegirangan. Akhirnya dia bisa duduk sama Clara lagi.
"Tadi gue main sama Jane. Gue ceritain tentang lo,soalnya dia nanya lo kemana. Ya udah gue ceritain kalo lo di usir sama Bu Rini. Soalnya tadi dia datengnya pas istirahat pertama,jadi pas lo udah ga ada" kata Clara lagi. Adel mengangguk paham.
"Besok kita ajak dia main ya del" Clara merogoh kemasan snack yang dari tadi dipegang oleh Adel. Adel hanya bergumam untuk menjawab pertanyaan Clara. Niko yang dari tadi hanya memakan apel kini terfokus ke pintu kamarnya.
"Del,bukain gih. Alvaro dateng"
Adel menoleh ke arah pintu. Dia melihat seorang cowo dengan gaya urakannya dari jendela kecil. Adel memutar bola matanya malas dan berjalan gontai untuk membuka pintu. Alvaro masuk dan melempar tasnya ke sofa. Otomatis Clara terkena tas Alvaro.
"Heh ga sopan banget lo!gue kena tas lo!berat!" Clara melempar tas Alvaro ke lantai. Alvaro menatap Clara kesal dan kembali meraih tasnya. Alvaro duduk di kursi yang berada tepat di samping ranjang Niko.
"Gimana keadaan lo?" tanya Alvaro. Niko hanya menatap sekujur tubuhnya lalu kembali menatap Alvaro. Bermaksud berkata 'lo bisa lihat sendiri'. Alvaro mengangguk paham dan melirik ke Adel yang sedang duduk di samping Clara. Adel hanya melirik 2 detik kemudian kembali menonton televisi.
"Hei tolol!lo apain adik gue hah!?" tanya Niko tiba tiba dengan nada yang naik 1 oktaf. Alvaro menaikkan alisnya heran.
"Gue ga ada ngapain bego!"
Adel dan Clara menoleh bersamaan saat Alvaro berteriak. Adel ingin sekali bilang ke Alvaro kalau Alvaro menciumnya waktu itu. Tapi dia berusaha bersikap biasa di depan kakaknya dan Alvaro.
"Lo ngambil first kiss Adel!ga ngaku lagi lo bangsat" Niko menoyor kepala Alvaro keras. Alvaro hanya bisa meringis kesakitan.
"Adelnya yang manyun. Ya udah gue cium" jawab Alvaro dengan nada santai dan wajah datar. Niko mulai geram dengan nada bicara Alvaro.
"Jangan pernah lo cium adik gue lagi kalo lo mau hidup lo tenang!" kata Niko geram. Alvaro hanya mengangguk dan kembali melirik Adel. Adel memalingkan wajahnya ke televisi. Dia tidak mau menatap Alvaro terlalu lama. Bisa bisa dia gagal menjauhi Alvaro. Alvaro bangun dari kursinya dan mendekati Adel.
"Ikut gue" tiba tiba saja Alvaro menarik tangan Adel keluar dari kamar Niko. Clara dan Niko saling bertatapan dan mengangkat bahu.
😴😴😴
Pts udah selesai gengssss🤪
KAMU SEDANG MEMBACA
Adelina [✔️]
Romance[COMPLETED] Adelina bertemu dengan Alvaro. The Most Wanted di sekolahnya. Berawal dari kejadian konyol saat olahraga, lama lama mereka menjadi semakin dekat. Bagaimanakah kisah mereka selanjutnya?