27

16.8K 664 13
                                    

Adel POV

Gue sama Dimas udah jalan sampe setangah jam. Tapi ga ada petunjuk lagi. Jejak di tanah juga udah hilang. Gue udah capek, ga ketemu ketemu sama pos 4. Dimas juga kayaknya kecapekan. Gue cuma bawa air sebotol sama roti 2 potong. Sayang kalo dimakan, mending gue simpen buat perjalanan. Tadi gue mikirnya gitu.

"Capek ya del?" tanya Dimas ke gue. Gue cuma ngangguk kecil. Gue ga mau jadi cewe manja di depan Dimas. Lagian Dimas udah punya cewek. Dan cewenya itu sahabat gue sendiri.

"Mau di gendong?" tanya Dimas lagi. Gue menggeleng. Gue ga mau nyusahin Dimas. Dia aja udah keringetan gitu. Bisa bisa kalo dia gendong gue, bisa pingsan dia. Dimas tersenyum dan ngajak gue duduk di bawah pohon besar yang rindang. Hari ini panas banget.

"Lo bawa air?" tanya gue. Dimas mengangguk dan mengeluarkan botol minumnya dari tas pinggang yg dari tadi dia bawa. Gue aja gak nyadar kalo dia bawa tas. Gue cuma bawa tas ransel kecil yang cuma muat kotak makan kecil dan botol minum. Mereka tidak diperbolehkan membawa handphone saat lintas alam.

"Kenapa?lo mau?" tanya Dimas sambil menyodorkan botol minum hitamnya.

"Engga makasi. Gue udah bawa minum" gue mengeluarkan botol minum biru gue dan meminumnya sedikit. Gue harus bener bener menghemat persediaan air. Karena gue ga tau bakal sampai kapan tersesat di hutan lebat ini.

Author POV

Semuanya sudah keluar dari hutan. Pak Lion kembali mengabsen kehadiran murid muridnya. Tapi sesuai dengan pasangan.

"Delapan!" teriak Pak Lion keras. Salah satu anggota Jessy mengangkat tangan. Pak Lion mengangguk dan kembali menyebutkan angka lainnya. Tidak ada yang menyadari kalau pasangan nomber 8 hilang. Kecuali Alvaro,Niko,Clara dan Jane. Setelah selesai mengabsen, mereka berempat menghampiri Pak Lion.

"Ada apa ini ramai ramai?" tanya Pak Lion bingung.

"Maaf mengganggu pak, tapi pasangan nomber 8 ga ada" kata Alvaro. Pak Lion mengerutkan keningnya dan kembali mengecek kertas absen.

"Ada kok"

"Hah?siapa yang angkat tangan?"

"Tadi ada cewek yang angkat tangan"

"Pasti itu bukan pasangan nomber 8 pak!"

"Kalian yakin?"

"Iya pak. Pasangan nomber 8 ga ada. Jangan jangan tersesat di hutan?"

"Bisa jadi!kalau begitu bapak akan membuat pengumuman. Kalau sampai jam 2 belum ada tanda tanda kedatangan mereka, terpaksa kita harus meminta tolong kepada petugas untuk mencari ke dalam hutan. Siapa nama teman kalian?"

"Adelina dan Dimas pak"

"Baiklah,terima kasih atas infonya ya. Berdoa saja teman kalian cepet ketemu"

"Iya pak, terima kasih"

Pak Lion pergi meninggalkan mereka berempat. Alvaro,Niko,Clara dan Jane duduk di tanah dekat pohon yang berisi daftar pasangan tadi.

"Adel sama Dimas kok bisa hilang?" tanya Clara bingung. Terdengar sedikit nada khawatir yang keluar dari bibirnya. Jane mengusap pundak Clara pelan.

"Tenang dulu clar, pasti mereka gapapa. Semoga aja mereka cepet ketemu" kata Niko sambil memeluk Clara erat. Clara menunduk dan menenggelamkan wajahnya di dalam pelukan Niko. Alvaro mengacak rambutnya frustasi. Sekarang sepupu dan pacarnya hilang di dalam hutan entah dimana. Jane menepuk pundak Alvaro dan mengusapnya perlahan. Bermaksud ingin menenangkan Alvaro. Alvaro tersenyum dan mengajak Jane tos.

"PENGUMUMAN PENGUMUMAN!TEMAN KALIAN YANG BERNAMA ADELINA DAN DIMAS HILANG. BAGI YANG MELIHAT MEREKA,HARAP SEGERA MELAPOR KEPADA GURU/PETUGAS. TERIMA KASIH. SAYA ULANGI, TEMAN KALIAN YANG BERNAMA ADELINA DAN DIMAS HILANG SAAT LINTAS ALAM. BAGI YANG MELIHAT MEREKA, HARAP SEGERA MELAPOR KEPADA GURU/PETUGAS. TERIMA KASIH" kata Pak Lion menggunakan toa. Semua murid yang tadinya sibuk sekarang terdiam mendengar pengumuman dari Pak Lion. Jessy tersenyum licik. Dendamnya terbalaskan hari ini. Dia menghampiri Alvaro,Niko,Clara dan Jane dengan wajah yang pura pura tidak tau apa apa.

Adelina [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang