40

17K 659 10
                                    

Alvaro melotot. Niko dan Ferro saling menatap dan tos. Dulu pas kelas 11, mereka sangat dekat. Ferro juga termasuk geng Thunder. Tapi sejak Adel putus dengan Ferro, mereka jarang bertemu. Karena dulu mereka sering bertemu di rumah sebab Adel yang meminta Ferro untuk main ke rumah setiap hari.

Adel masih duduk di kursinya. Melihat tiga laki laki tampan yang masih bergosip di dekat ambang pintu restoran. Tak lama Ferro datang ke meja Adel. Adel tersenyum ramah. Ferro sudah Adel anggap sebagai kakaknya sendiri. Karena mereka berdua cukup dekat di ekstra Basket.

"Hai del" sapa Ferro lembut sambil duduk di kursi depan Adel.

"Haii!lo sahabatnya Alvaro?" tanya Adel semangat. Dia sudah biasa berbicara dengan Ferro.

"Iya. Gue kan anggota geng Thunder del. Ya pasti kenal sama Alvaro. Lo udah jadian sm Alvaro?kok gue baru tau?" tanya Ferro. Adel terkekeh dan mengangkat bahunya.

"Emang ga denger gosip?" tanya Adel lagi. Ferro menggeleng. Adel kembali terkekeh. Memang dari dulu mantan pacarnya ini tidak pernah mendengar gosip yang beredar di sekolah.

"Kenapa sama Alvaro?" tanya Ferro hati hati. Takut mood Adel berubah lagi karena Ferro membahas topik tentang Alvaro. Adel menggeleng.

"Ga kenapa napa" jawab Adel polos. Ferro mengangguk paham. Tak lama Niko duduk di samping Ferro dan Alvaro duduk di samping Adel. Adel menoleh ke Alvaro dan tersenyum.

"Habis ngapain?ngegosip?" canda Adel sambil menahan tawa. Niko dan Alvaro terkekeh.

"Emang gue lo?engga banget" kata Niko sambil meminum jus jeruk yang baru saja datang. Adel mengangkat bahu tanda tidak peduli.

"Pulang yuk del" bisik Alvaro di telinga Adel. Adel melirik Alvaro dan menggeleng.

"Gue masih mau disini. Katanya lo ada urusan?"

Alvaro melirik ke Niko. Niko hanya mengangkat bahu tanda tidak ingin ikut campur.

"Ya udah gue pulang duluan ya?"

Adel mengangguk. Alvaro bangun dari kursinya dan mengacak rambut Adel sampai benar benar berantakan. Adel memanyunkan bibirnya sebal.

"All jangannn ihh" Adel menepis tangan Alvaro dan merapikan rambutnya. Alvaro terkekeh dan pergi meninggalkan meja Adel.

Setelah Alvaro pergi, Niko mengajak Adel untuk pulang. Ferro juga mau pulang.

"Rugi Alvaro mau ngenalin gue ke lo. Gue udah kenal juga" kata Adel sambil meminum sisa jus milik Niko. Ferro terkekeh.

"Iya sih. Dia kayaknya ga nyangka gue udh kenal sama lo"

"Dia juga ga nyangka lo mantan gue"

Deg!

"Nyesek banget del" batin Ferro. Adel dan Niko pamit pulang duluan. Ferro hanya mengangguk. Dia masih duduk di kursinya. Sedangkan Adel dan Niko sudah otw ke rumah Clara.

Sampai rumah Clara, Adel masuk ke dalam kamar Clara dan menghempaskan diri di kasur biru Clara. Clara dan Jane yang sedang bermain mobile legend pun terkejut.

"ADEL!" teriak Clara dan Jane bersamaan. Adel terkekeh dan memeluk guling Clara. Dimas yang sedang asyik di karpet bulu Clara ikut tertawa.

"Terlalu fokus. Makanya alay gitu del" kata Dimas sambil mengganti siaran televisi. Adel tertawa dan duduk di samping Dimas. Bukan mau nyari Dimasnya sih. Mau nyari karpet bulunya doang.

"Heh dim,ngapain lo disini?cewek semua woi. Ikut gue ke kamar sebelah!" Niko menarik tangan Dimas menuju kamar sebelah alias kamar dimana cowok cowok akan tidur malam ini.

"Halah bilang aja lo takut nik!" teriak Adel sambil menahan tawa. Niko yang awalnya sudah menghilang dari pandangan Adel kembali menampakan dirinya di depan Adel.

"Engga ya!"

Setelah mengatakan itu, Niko keluar lagi dari kamar Clara. Adel hanya menggelengkan kepalanya dan menutup pintu kamar Clara. Clara dan Jane masih asyik dengan handphonenya. Sedangkan Adel masih memikirkan tentang kejadian tadi. Ya emang sih menurutnya dia gak percaya sama Alvaro. Tapi siapa sih yang gak marah dibilang cewek murahan? Oke, Adel akui kalau tadi itu sebenernya bukan kesalahan Alvaro. Tapi tadi emosi Adel sudah sampai ubun ubun. Jadinya dia ikut emosi dengan Alvaro.

Adel menarik nafasnya dan menghembuskannya pelan. Dia meraih handphonenya dan menelpon Alvaro.

"Halo al?"

"Halo?kenapa yang?"

"Besok kesini ya"

"Iya. Urusannya cuma malem ini. Besok gue kesana"

"Gue minta maaf soal ta—"

"Gapapa. Gue ngerti"

"Maaf.."

"Ga usah minta maaf terus del. Lo ga salah. Oh ya lo kenal Ferro darimana?"

"Ferro kan temennya Niko"

"Selain karena Ferro temennya Niko?"

"Emm.. Ferro mantan gue"

"O-ohh"

"Tenang aja gue sama dia cuma status temenan. Lo ga usah ngajak dia duel. Dia cowo baik baik"

"Iya, Ferro juga temen gue. Ga mungkin gue ajak dia duel"

"Ya udah, masalah Rebecca sama Ferro ga usah dibahas lagi"

"Kalo suatu saat lo di bully lagi sama Rebecca, jangan diem aja del. Bales, oke?"

"Pastilah. Siapa sih yang mau dibilang cewek murahan?dia kali yang murahan. Ga laku, mau minta balikan sama mantan"

"Wkwk iya"

"Lo lagi dimana?"

"Rumah sakit"

"LO SAKIT?!"

"Enggalah bego. Kan gue udah bilang ada urusan. Ya urusannya kesini. Tante gue habis selesai operasi"

"Ohh kirain lo sakit. Titip salam buat tante lo. Bilang dapet salam dari pacar lo yang paling cantik ini"

"Hadehh ngakak gue. Iya iya nanti gue sampein. Udah dulu ya?"

"Hehe iyaa. Bye jangan malem malem pulangnya"

"Iya. Lo juga jangan begadang. Mimpiin gue oke"

"Ah ga mau"

"Kalo ga mau berarti pasti mimpiin. Percaya deh"

"Iya iya percaya"

"Ya udah bye godel"

"Kok godel?!"

"Ya panggilan sayang gue buat lo"

"Ih ya udah. Bye tiang!"

"Hah?"

"Iya tiang. Lo kurus kayak tiang hidup"

"Iyain aja deh biar seneng. Biar ada panggilan sayang juga wkwk"

"Haha iya, gue tutup ya. Good night!"

"Sip, good night godel"

Adel memutuskan sambungan telpon. Clara dan Jane masih asyik dengan handphone mereka. Asal kalian tau, Adel gak main mobile legend. Males aja hehe.

Adel berjalan menuju saklar lampu yang berada tepat di samping pintu kamar Clara. Adel mematikan televisi. Dia juga mematikan lampu kamar Clara dan menghidupkan lampu tidur. Clara dan Jane tidak keberatan karena mereka sudah biasa bermain handphone sambil gelap gelapan. Adel memeluk gulingnya dan mencari posisi yang nyaman. Dia menarik selimut biru Clara dan mulai menutup matanya. Tak butuh waktu lama, Adel sudah terjun ke alam mimpi. Dan benar kata Alvaro.

Malam ini Adel mimpiin Alvaro.

                                   🌾🌾🌾

Gajadi jadiin Rebecca pho. Males hehe.

Adelina [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang