[COMPLETED] Adelina bertemu dengan Alvaro. The Most Wanted di sekolahnya. Berawal dari kejadian konyol saat olahraga, lama lama mereka menjadi semakin dekat. Bagaimanakah kisah mereka selanjutnya?
Adel menggelengkan kepalanya dan masuk ke dalam kamar Jane. Tebak mereka ngapain? ya main mobile legend as always. Dari enam manusia yang ada disini, cuma Adel yang gak main ml. Menurut Adel kurang seru aja. Sama males donlowdnya. Adel hanya membuka instagram dan snapchatnya. Itu memang hobi Adel kalau ponsel sudah berada digenggamannya.
"Del ikutan gih" Clara menepuk pundak Adel tanpa menoleh sedikit pun. Pandangannya masih terfokus ke layar ponsel. Adel mengangkat bahunya acuh.
"Ogah,males" jawab Adel singkat. Clara memutar bola matanya malas dan melanjutkan permainannya yang bisa dibilang menurutnya 'seru'. Adel masih asyik dengan instagramnya. Jujur Adel sering ngestalk followers dan following Alvaro. Kepo aja gitu kan.
ferrozemar
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
❤️ 💬 ↗️ liked by rebeccatasia_ ,hanativaniii, kyla23 and 396 others ferrozemar mine🤪❤️ @rebeccatasia_
view all 107 comments
rebeccatasia_ ❤️❤️
alvaroanindt_ udah punya cewek,masih aja mau selingkuh anjing!
nikooclrtto najis🤢
3 days ago
Adel terkekeh membaca comment Alvaro dan Niko. Ternyata Ferro sama Rebecca pacaran. Tapi keduanya sama sama mau selingkuh dari belakang.
"Comment lo bagus" kata Adel sambil melirik Niko dan Alvaro yang sedang asyik bermain ml. Niko dan Alvaro menoleh dengan wajah bingung.
"Comment apaan?" tanya Alvaro dan Niko bersamaan.
"Comment lo di postnya Ferro"
Sekarang giliran Alvaro dan Niko yang terkekeh. Mereka melanjutkan kegiatan mereka. Adel memutuskan untuk meminjam laptop Jane untuk menonton film.
💃🏻💃🏻💃🏻
Keesokan harinya, mereka berenam memutuskan untuk pergi ke pantai dan naik perahu ke pulau kecil yang berada di tengah laut. Ya, besok kan sudah mulai ulangan. Jadi mereka masih mau refreshing. Adel santai santai aja, mau belajar kek mau enggak kek, dia udah pasti tetep dapet ranking 3 besar.
Mereka hanya membawa 1 mobil. Semuanya membawa ransel besar masing masing. Di dekat pantai memang ada hotel. Jadi gampang kalau mau main ke pantai. Sampai di pesisir, mereka mencari guide yang katanya akan mengantarkan mereka ke pulau itu.
"Permisi pak"
"Iya?rombongan mau ke pulau?"
"Iya pak. Bisa minta tolong antar kami?"
"Bisa. Sudah beli tiket?"
"Sudah pak. Enam orang ya"
"Oke,silahkan naik"
Adel,Clara,Jane,Niko,Alvaro dan Dimas naik ke perahu yang bisa dibilang cukup besar. Mungkin bisa menampung 20 orang lagi. Tapi hari ini mereka hanya berenam. Eh, bertujuh sama guidenya. Ini sudah sore, pulau itu ternyata cukup jauh dari pesisir pantai. Langit mulai gelap. Adel tetap duduk di kursi yang telah tersedia. Alvaro duduk di sampingnya.
"GUE NGANTUK NJIRRR" Adel merentangkan tangannya ke udara dan menguap lebar. Alvaro terkekeh dan mengacak rambut Adel. Alvaro menarik Adel untuk mendekat. Adel menyenderkan kepalanya di bahu Alvaro.
"Tidur aja. Biar nanti ada tenaga"
Adel tersenyum dan memejamkan matanya. Tak butuh waktu lama, Adel sudah tertidur dengan posisi duduk. Niko dan Clara sedang makan malam di meja kecil yang terdapat di perahu itu. Sedangkan Dimas dan Jane bermain layang layang. Entah darimana mereka mendapat layang layang. Mungkin guidenya menyewakannya untuk mereka.
Setelah melalui 1 setengah jam perjalanan, mereka sampai di pulau kecil itu. Tapi sayangnya sudah malam, masa iya mereka harus balik lagi dan tidak melakukan apa apa?
"Ayo saya temani" guide itu turun dari perahu dan masuk ke dalam pulau itu. Pulau itu penuh dengan pohon dengan gunung di tengahnya. Tapi setau mereka, gunung itu sudah tidak aktif. Jadi sudah aman.
Enam sahabat itu turun dari perahu dan menyusul guide yang sudah menunggu mereka. Adel masih sedikit ragu dengan pulau ini. Jujur, dari awal rencana, Adel sudah tidak setuju. Tapi dia tidak mau egois. Jadi Adel tetap ikut ke pulau ini.
Mereka bertujuh berjalan masuk ke dalam pulau itu. Hingga air laut tidak terlihat lagi. Depan,belakang,samping semuanya terisi dengan pohon yang tinggi dan lebat. Mereka berjalan jalan hingga malam. Setelah 1 jam berjalan, mereka memutuskan untuk pulang.
Perjalanan pulang ini tidak sama seperti perjalanan mereka yang tadi saat menuju pulau itu. Langit sangat gelap. Tidak ada bintang. Air lautnya dingin. Angin berhembus kecang. Langit mulai bergemuruh. Adel menutup matanya. Adel paling benci dengan petir maupun halilintar. Alvaro menarik Adel ke dalam pelukannya.
"Al gue ga suka"
"Iya"
"Dari awal gue udah bilang jangan ke sini"
"Ini bukan kemauan gue del. Kita udah terlanjur ke sini. Jadi mau gimana lagi?"
Adel terdiam. Yang hanya sekarang Adel dapat lalukan hanya memeluk laki laki kekar di depannya ini. Niko dan Dimas juga melakukan hal yang sama kepada Clara dan Jane.
JEGLER!!
Petir pertama terdengar nyaring di telinga mereka. Adel menutup telinganya. Dari kecil Adel paling takut dengan petir dan halilintar. Niko menoleh ke Adel. Dia tau adiknya sangat takut dengan keadaan seperti ini. Tapi Niko juga punya kewajiban terhadap Clara. Lagi pula sekarang adiknya sudah ada penjaganya.
Ombak mulai meninggi. Perahu mereka terombang ambing sehingga mereka tidak bisa berdiri dengan seimbang. Semua berpegangan di pinggir perahu. Semua menutup mata sekilas saat petir bergemuruh yang membuat jantung mereka seperti mau lepas dari tempatnya. Karena perahu coklat ini sudah bocor, tidak ada yang bisa mereka lakukan. Perahu mereka terbalik karena ombak yang sangat besar. Semua tenggelam. Tidak ada yang sadarkan diri.