23

17.5K 647 7
                                    

Alvaro menghampiri Adel dan meninggalkan Sally di ranjangnya. Adel baru saja ingin berlari untuk menghindari Alvaro. Tapi tangan Adel keburu di tarik oleh Alvaro. Clara dan Niko menepi dan saling menatap satu sama lain. Mereka tidak ingin ikut campur.

"Del biar gue jelasin dulu,jangan mikir yang aneh aneh"

"Siapa dia?temen!?" tanya Adel berusaha menahan agar tidak menangis. Alvaro menarik Adel ke dalam pelukannya. Adel masih berusaha menahan agar cairan bening tidak keluar dari matanya. Dia harus percaya dengan Alvaro. Siapa tau cuma saudara ya kan?

"Dia Sally"

"Siapa lo?"

"Adik"

"Jangan bohong"

"Beneran del, gue berani bersumpah. Kalo lo ga percaya, lo bisa tanyain langsung sama Sally"

Sally yang daritadi mendengar pembicaraan Alvaro dan Adel mendekati mereka.

"Maaf kak, aku adik pertama Alvaro. Jangan salah paham" kata Sally sambil menduduk. Terdengar nada bersalah dari bibirnya. Adel tersenyum dan mendekati Sally.

"Maaf, kakak kira kamu.."

"Iya kak, gapapa. Kenalin, aku Sally"

"Adel"

Adel dan Sally berjabat tangan dan tersenyum ramah. Alvaro ikut tersenyum melihat keakraban adiknya dengan Adel.

"Hm al" ucap Adel gagu.

"Udah del, gapapa"

Adel tersenyum dan memeluk Alvaro. Alvaro membalasnya dan mengacak rambut Adel. Niko dan Clara masih menyaksikan dari ambang pintu kamar Alvaro.

"Oh ya, Sally kelas 9. Dia masih SMP. Dia adik gue yang pertama. Habis Sally, baru ada Anna" jelas Alvaro. Adel hanya ber oh ria. Dia sudah berpikiran negatif terhadap Alvaro dan Sally. Padahal mereka cuma kakak adik.
Alvaro mengajak Adel,Niko,Clara dan Sally ke lantai bawah. Mereka duduk di sofa. Niko duduk di samping kanan Clara alias di ujung. Disamping kiri Clara, ada Adel dan di samping kiri Adel ada Alvaro. Sedangkan Sally duduk di sisi ujung yang satunya.

"Gimana keadaan lo?" tanya Niko.

"Udah gapapa. Tinggal rutin ganti perban sama oles obat aja" jawab Alvaro santai. Niko mengangguk paham. Mereka berlima mengobrol ria sampai jam 2.

"Kak valoooo kak sallyyyyyy" teriak Anna dari lantai atas. Semua menoleh ke atas. Anna sedang berusaha turun dengan memegang pinggiran tangga. Sally bangun dari duduknya dan menggendong Anna lalu memangkunya di sofa.

"Hai Annaaaa" sapa Adel dan Clara ramah. Anna tersenyum dan mengayunkan tangannya ke arah Adel. Tanda bahwa Anna meminta Adel untuk memangkunya. Sally memberikan Anna ke pangkuan Adel. Anna memeluk Adel erat. Clara mencubit pipi bakpao Anna pelan.

"Kak Adel main sama Anna ya"

"Anna, jangan sekarang ya. Kak Adel udah mau pulang. Anna main sama kak Sally aja yuk" ajak Sally sambil mengangkat Anna menuju tangga. Anna mengerucutkan bibirnya sebal. Tapi kali ini dia tidak melawan. Dia juga ingin bermain dengan Sally. Karena biasanya Sally hanya pulang 3 kali dalam seminggu. Sekolah Sally termasuk sekolah asrama. Tapi diperbolehkan pulang dalam seminggu. Asal tidak lebih dari 3 hari.

"Al, gue cabut dulu. Harus anterin Clara pulang" pamit Niko sambil bangun dari sofa.

"Wii udah jadian nih?pajak jadiannya jangan lupa" kata Alvaro sambil menaik turunkan aslinya. Niko memutar bola matanya malas.

"Pas lo jadian sama Adel juga ga ngasi pajak jadian. Ngapain gue harus ngasi?" tanya Niko santai. Alvaro terkekeh pelan.

"Iya. Gak usah ngasi pajak jadian deh biar adil" lanjut Clara sambil nyengir kuda.

"Iyain aja biar cepet" jawab Adel. Semua tertawa. Akhirnya Adel,Niko dan Clara pamit pulang. Niko dan Clara masuk ke dalam mobil lebih dulu. Alvaro berdiri di ambang pintu utama rumahnya bersama Adel.

"Besok lo sekolah?" tanya Adel. Alvaro mengangguk.

"Iya. Kenapa?"

"Memangnya lo bisa nyetir?"

"Bisain aja. Kalo ga bisa pake tangan kanan aja"

"Bahaya!mending bareng gue. Biar gue yang nyetir daripada lo kenapa-napa di jalan"

"Uuu gapapa adel sayanggg. Cowo lo kan kuat"

"Lebay. Lo mending naik grab aja. Awas aja lo tetep nyetir sendiri ke sekolah"

"Iya iya, gue naik grab"

"Gue ngelakuin ini demi kebaikan lo"

"Iya gue tau"

"Lo ga marah kan?"

"Enggalah,lo merhatiin gue. Ngapain gue marah?"

"Hehe siapa tau aja lo ga suka gue atur atur lo"

"Gapapa, gue ngerti posisi lo"

"Hehe"

Alvaro mengacak rambut Adel. Adel hanya tersenyum tipis. Untung saja Alvaro mau menuruti perintahnya. Ini demi kebaikannya juga.

"Adel!buruan!" teriak Niko dari mobil. Adel menoleh dan memberi isyarat pada Niko untuk menunggu sebentar.

"Gue pulang dulu, besok gue anterin lo ke rs" kata Adel sambil membuka pintu mobil. Alvaro mengangguk dan tersenyum manis ke arah Adel. Adel membalasnya dan melambaikan tangannya ke Alvaro. Alvaro membalasnya. Perlahan lahan mobil Niko mulai pergi meninggalkan rumah Alvaro menuju rumah Clara.

                                  🎡🎡🎡

Setelah mengantar Clara, Niko dan Adel pergi ke salah satu restoran seafood yang tidak jauh dari rumah Clara. Niko dan Adel duduk dan memesan makanan yang mereka mau.

"Nik dari kapan lo jadian sama Clara?"

"Kemarin"

"Lo tembak dimana dia?"

"Video call"

"Ya ampun"

"Iya iya gak romantis"

"Tuh nyadar"

"Hehehe. Emang Alvaro gimana nembak lo?sampe lo terima dia?"

"Pake mawar"

"Mawar aja?"

"Iyaa. Tapi syaratnya, kalo kelopak bunganya ganjil, gue boleh tolak dia. Tapi kalo genap, gue harus jadi pacarnya. Terus pas gue hitung kelopaknya jumlahnya genap, jadinya ya gitu deh"

"Siapp"

"Gue mau ke toilet ya"

"Ya. Lo tau dimana toiletnya?"

"Tau"

Adel beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju toilet. Adel mencuci tangannya dan merapikan rambutnya. Setelah itu Adel pergi keluar dari toilet cewek.

BRAK!

Adel menabrak seseorang. Tepatnya menabrak cowok. Adel menoleh ke cowok itu. Adel membulatkan matanya. Begitu juga dengan cowok itu. Mereka sama sama terkejut.

"L-lo?"

Adelina [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang