47

17K 673 28
                                    

Adel memeluk semua teman temannya. Hari ini adalah hari dimana Adel dan keluarganya akan berangkat ke Amerika. Kemarin Adel sempat di kasih hadiah kecil dari Alvaro. Polaroid album yang berisi foto foto mesra mereka berdua. Sebentar lagi Adel sudah harus naik ke pesawat.

"Safe flight ya del" Clara dan Jane memeluk Adel erat. Adel mengangguk dan membalas pelukan sahabat sahabatnya. Tak lama Adel melepas pelukannya dan menghampiri Dimas. Adel melirik Jane bermaksud bertanya apakah dia boleh memeluk Dimas sebagai ucapan selamat tinggal. Jane mengangguk kecil dan tersenyum. Kali ini Jane tidak keberatan. Adel memeluk Dimas erat. Dimas memeluk Adel dan mengacak rambutnya pelan.

"Safe flight, jangan lupain gue. Lo jaga diri disana" ucap Dimas sambil menyudahi pelukan eratnya itu. Adel terkekeh kemudian mengangguk. Sekarang ada satu orang lagi yang belum Adel peluk sebelum dia pergi.

Alvaro.

Adel berlari ke Alvaro dan memeluknya erat. Alvaro juga ikut memeluk Adel erat. Ini adalah pelukan terakhir mereka sebelum Adel pergi meninggalkan Indonesia. Air mata Adel kembali jatuh. Alvaro mengusap rambut Adel dan mengecup kening Adel berkali kali. Alvaro melepas pelukannya dan mengusap air mata Adel.

"Safe flight sayang. Take care disana, inget kabarin gue kalo udah sampe ya"

Adel mengangguk dan kembali memeluk Alvaro. Alvaro tersenyum. Dia berusaha terlihat senang di depan Adel. Alvaro juga tidak bisa menentang keinginan orang tua Adel. Mereka berpelukan selama kurang lebih 30 detik. Adel melepas pelukannya dan mengecup pipi kanan Alvaro. Alvaro juga mencium pipi kanan Adel. Niko mendekati Adel dan merangkulnya. Alvaro dan Niko melakukan tos mereka.

"Kita pergi dulu yaa!makasi semuanyaaa" kata Niko dan Adel bersamaan. Semua melambaikan tangan. Adel menoleh ke belakang. Alvaro masih melambaikan tangan dan tersenyum kepadanya. Adel menunduk dan kembali menghadap ke depan. Tapi tak lama Adel menepis tangan Niko dan kembali berlari ke Alvaro. Adel berdiri di depan Alvaro.

"Inget janji kita hari itu. Setia. Oke?" tanya Adel. Alvaro terkekeh dan mengangguk. Adel tersenyum dan menyusul Niko yang sudah terlebih dulu meninggalkannya. Adel melambaikan tangannya ke teman temannya. Adel masuk ke dalam pesawat dan duduk di satu kursi pesawat dengan Niko.

"America here i come"

☠️☠️☠️

Sampai Amerika, Keluarga Adel langsung pergi ke rumah yang sudah sengaja di beli oleh papa Adel untuk tinggal selama di Amerika. Rumah lama mereka di Indonesia sudah disewakan. Bukan dijual, hanya disewakan. Lusa, Adel dan Niko sudah mulai bersekolah di sini. Mama dan papa Adel juga akan pergi ke kantor untuk bekerja. Jadi Alice kemungkinan akan sering sendiri di rumah.

Adel masuk ke dalam kamar 'baru' nya. Suasana disini sangat berbeda dengan rumah lamanya di Indonesia. Kasurnya lebih besar. Gordennya juga modelnya berbeda. Jendelanya lebih besar dan langsung bisa melihat pemandangan kebun di depan rumahnya. Adel menghempaskan dirinya di kasur besarnya.

"Aw"

Adel mengusap bokongnya yang tadi membentur kasur. Kasurnya tidak seempuk kasur lamanya. Sepertinya Adel harus bilang ke orang tuanya kalau kasur yang ini tidak nyaman untuknya. Adel memeluk gulingnya dan meraih ponselnya yang masih berada di slingbag hologramnya. Dia menekan kontak Alvaro dan menempelkan ponselnya di telinga.

"Halo yang?"

"Halo sayang, gue udah sampe"

"Dari kapan?"

"Baru aja sampe rumah"

"Rumah?kamu udah punya rumah?"

"Iya, papa udah beli rumah disini. Rumah di Indonesia udah disewain ke orang lain"

"Ohh"

"Tadi lo bilang apa? 'kamu'?"

"Haha iya. Kenapa?lo Seneng?"

"Engga ih biasa aja. Tadi lo panggil 'kamu' sekarang panggil 'lo'. Mati aja sana!"

"Hehe iya iya. Aku kamu aja deh ya"

"Yey"

"Happy?"

"Iya dong"

"Hadeh bilang 'aku kamu' aja bisa bikin kamu happy. Kenapa ga dari dulu bilang kalo mau dipanggil kayak gitu?"

"Hehe ga mau aja. Malu. Nanti kamu bilang aku banyak maunya. Jadi ya udah"

"Harusnya jangan gitu, lain kali kalo memang ada apa apa cerita ke aku. Jangan malu malu. Oke?"

"Iyaa. Video call aja yuk, mau lihat muka kamu. Hehehe"

"Ayuk"

Adel mengubah modenya menjadi video call. Mereka berdua vc sampai 2 jam lebih. Di Indonesia sekarang sudah menjelang malam. Sedangkan di Amerika masih pagi menjelang siang. Adel menyudahi vc nya dengan Alvaro. Adel meminta Alvaro untuk tidur karena disana sudah malam. Alvaro setuju.

Adel melempar handphonenya asal ke kasur. Kalau begini caranya pasti sulit. Disini Adel masih terbangun sedangkan Alvaro disana masih tidur. Kalau disini Adel tidur, disana Alvaro lagi terbangun. Ini sangat sulit untuk Adel. Tapi Adel harus bisa menjalani semuanya. Hanya 3 tahun, pasti tidak akan terasa terlalu lama. Adel memeluk gulingnya dan menarik selimutnya.

Brak!

Baru saja Adel ingin menutup matanya, tapi sudah diganggu dengan suara bantingan pintu. Adel tau siapa yang membanting pintu kamarnya itu.

"ADELLL GUE NEBENG TIDUR SIANG!"

Adel memutar bola matanya malas dan menoleh ke Niko yang sedang tiduran di sampingnya. Niko terkekeh dan memeluk Adel.

"Gue tau kok ldr-an itu susah. Bagi gue juga susah, apalagi Clara sekarang lagi tidur. Tambah susah kan?" kata Niko sambil ikut menarik selimut Adel. Adel mengangguk setuju. Dari awal Adel memang tidak yakin soal ldr-an ini. Tapi di sisi lain Adel juga tidak ingin memutuskan hubungannya dengan Alvaro. Keluarga Adel sudah setuju akan pulang ke Indonesia setahun sekali. Ya untuk menjenguk keluarga dan sepupu Adel juga. Nenek kakek Adel sih tinggal disini, di Amerika.

"Susah nik. Tapi gue ga mau putusin hubungan gue sama Alvaro juga" kata Adel sambil memeluk Niko. Niko tersenyum dan mengacak rambut Adel.

"Adik gue udah besar ya, ga kerasa banget. Dulu masalahnya ga bisa ngerjain pr, sekarang masalah ga bisa mutusin cowo haha" Adel tertawa dan memukul dada kekar Niko.

"Adik gue yang dulunya masih mandi sama gue eh sekarang udah mandi sendiri. Mau mandi bareng lagi ga?"

Adel membulatkan matanya. Adel mencubit perut Niko sebal. Niko tertawa dan mencubit kedua pipi Adel gemas.

"Bercanda doang ah. Tapi kalo lo mau ayok ayok aja gue mah" Niko kembali tertawa keras. Adel mendengus sebal.

"Ogah!udah sana pergi, bikin mood gue rusak aja lo" Adel mendorong badan Niko hingga hampir terjatuh dari kasur. Niko mendengus dan kembali membetulkan posisinya.

"Gue juga ogah pergi darisini" Niko kembali menarik selimut dan memeluk Adel. Adel yang sudah tidak menghadap ke Niko pun mendengus.

"Ga mau meluk gue nih?" tanya Niko sambil mencolek punggung Adel. Adel membalikan posisi badannya menjadi menghadap ke Niko. Adel memeluk Niko. Niko tersenyum. Mereka mulai menutup mata perlahan. Tapi tiba tiba Alice masuk ke kamar Adel dan bergabung dengan mereka berdua.

"Gue ikut juga yaa" kata Alice sambil tidur di samping Adel. Adel dan Niko mengangguk. Mereka tidak keberatan. Mereka tidak ingin bertengkar di hari pertama tinggal disini. Adel tidur di tengah. Niko tidur di samping kanan Adel. Sedangkan Alice di samping kiri Adel. Mereka bertiga saling berpelukan. Tidak
membutuhkan waktu lama, mereka bertiga sudah masuk ke alam mimpi masing masing.

                                   👻👻👻

Comment dong, kalian yg baca cerita aku tinggalnya di daerah mana?pingin tau aja hehe

Adelina [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang