21

20K 702 7
                                        

Adel duduk di ruang tunggu. Clara dan Jane hanya bisa mengusap pundak Adel pelan. Adel takut Alvaro kenapa-napa. Waktu itu udah Niko yang masuk rumah sakit. Sekarang malah Alvaro yang masuk rumah sakit. Ini udah jam 8 malem. Alvaro udah dibawa ke rumah sakit sejak jam 7. Tapi dokter belum keluar juga.

"Kok dokternya lama banget sih" dengus Adel sebal. Clara merangkul sahabat SMAnya itu.

"Alvaro tangannya pasti dijahit del"

Ceklek

Pintu UGD terbuka. Dokter keluar dari ruang UGD bersama suster. Adel yang tadinya sedang menduduk langsung menoleh dan bangun dari tempat duduknya.

"Bagaimana keadaan Alvaro dok?" tanya Adel kepada dokter itu.

"Keluarga dari Alvaro?"

"Bukan dok,saya temennya"

"Ohh. Alvaro gapapa. Cuma tadi tangannya dijahit"

"Berapa jahitan dok?"

"Dua belas"

Deg!

"Banyak ya dok"

"Iya. Wajahnya juga ada beberapa luka goresan. Tapi sampai sekarang dia belum sadar. Saya minta kalau dia sudah sadar, jangan biarkan Alvaro bergerak terlalu banyak. Kondisinya belum terlalu baik"

"Baik dok. Kalau mau nengok boleh dok?"

"Boleh,silahkan"

"Terima kasih dok"

Dokter tersenyum dan pergi meninggalkan Adel. Adel masuk ke dalam ruang UGD. Ternyata Alvaro sudah sadar. Adel berlari ke ranjang Alvaro. Alvaro tersenyum dan mengusap rambut Adel lembut. Adel memeluk Alvaro erat. Alvaro tersenyum tipis dan menepuk-nepuk punggung Adel pelan.

"Lo gapapa?" tanya Alvaro. Adel menggeleng dan duduk di kursi yang berada di samping ranjang Alvaro.

"Harusnya gue yang nanya, lo gapapa?masih ada yang sakit?"

"Kalau ada bilang ke gue,biar gue panggilin dokter"

Alvaro terkekeh pelan melihat kelakuan Adel. Adel memanyunkan bibirnya kesal. Lagi serius malah diketawain.

"Gue serius lo malah ketawa"

"Haha sorry. Gak ada yang sakit. Kan lo ada disini,langsung sembuh gue"

"Ih gombal!"

"Dibilang gombal mulu gue dah"

"Emang gomballl"

"Iyain aja deh"

Adel tersenyum kecut. Alvaro kembali tertawa dan mengacak rambut Adel. Adel membalas mengacak rambut Alvaro.

"Cie yang tadi khawatir!"

"Heh,lo tau ga?lo tadi pucet banget gila. Kayak mayat lo. Terus tangan lo sobek,dagingnya keliatan. Bibir sama jidat lo berdarah. Gimana gue ga khawatir?"

"Iya sorry udah bikin khawatir. Gue ga masalah kalo gue yang kena. Asal lo aja yang ga kena. Kl lo kena, dunia gue gelap lagi deh"

"Alvaro!lo kenapa ngegombal terus sih?"

"Tapi seneng kan digombalin?"

"Ihh" Adel mencubit tangan Alvaro. Alvaro meringis kesakitan. Adel membulatkan matanya. Dia lupa tangan Alvaro baru habis dijahit. Tadi dia mencubit tangan kiri Alvaro.

"Aduhh maaf allll. Sakit ya?" Adel menatap Alvaro dengan perasaan bersalah.

"Iyalah!nanya lagi lo. Kayak digigit harimau"

Adelina [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang