28

16.3K 700 1
                                    

"KENAPA?!" tanya Adel panik.

1 detik..
2 detik..
3 detik..
4 detik..

"DIMAS GUE KIRA KENAPA!!!" Adel menjewer telinga Dimas. Dimas meringis dan terkekeh. Dimas membawa kucing di tangannya. Ternyata suara itu berasal dari kucing yang Dimas bawa.

"Lucu tau del. Bawa pulang gih"

"Ogah, lepasin ah. Gue ga suka kucing"

"Alergi?"

"Phobia"

"Sama kucing?"

"Engga. Gue phobia sama lo!"

"Ih"

"Ya sama kucinglah!masa sama lo?kalo gue phobia sama lo,gue ga bakal diem sama lo sekarang"

"Hehe iya juga"

Dimas melepaskan kucing itu. Kucing itu berlari menjauh. Dimas dan Adel kembali duduk di bawah pohon.

"Dimmm kapan kita ke perkemahan?gue gerah sumpahhh!!" Adel mengacak ngacak rambutnya sendiri. Dimas terkekeh pelan kemudian melihat ke atas. Sudah sore.

"Sabar, bentar lagi pasti ada yang dateng" Dimas mengambil 2 kayu dan membersihkan daun daun yang menutupi tanah. Adel menaikkan alisnya.

"Main yuk del,bosen gue" kata Dimas sambil menyodorkan satu kayu kecil. Dimas sudah membuat 3 kotak memanjang dan menurun.

"Main apaan modelnya begini?" tanya Adel bingung.

"Main X O X O" jawab Dimas asal. Sepertinya Dimas tidak tau nama permainannya. Tapi dia tau cara bermainnya. Adel terdiam sebentar lalu mengamati kotak kotak yang sudah di gambar di tanah oleh Dimas.

"OHH GUE TAU!!" pekik Adel keras. Dimas menutup telinganya lalu menoyor kepala Adel.

"APAAN SIH?" Adel membulatkan matanya.

"Jangan teriak teriak. Nanti harimau beneran dateng" kata Dimas santai. Adel melotot.

"Jangan bilang gitu!!"

"Wkwk iya iya"

"Buruan mainnnn!gue ngertii"

"Bagus deh kl lo ngerti"

Adel dan Dimas bermain berdua sekitar sampai 20 kali. Setelah lama bermain, mereka kembali bersender di batang pohon. Sekarang sudah jam 5. Tidak ada pertolongan yang datang. Adel ingin memakan rotinya, tapi takutnya nanti malam dia kelaparan.

"Cari makan yuk dim" ajak Adel sambil berdiri dari duduknya. Dimas mengangguk setuju. Di dekat sini ada sungai, siapa tau ada ikan. Adel meraih tasnya dan berjalan bersama Dimas menuju sungai.

                                   🌿🌿🌿

Dimas melepas kaos kaki dan sepatunya. Dia masuk ke dalam sungai dengan hati hati. Karena batu batu di sungai itu sangat licin. Arus sungainya juga deras. Adel ingin ikut, tapi Dimas melarangnya. Dimas takut Adel jatuh dan terseret arus sungai. Dimas menangkap ikan dengan jaring buatannya dari daun dan ranting. Tadi Adel membuatnya asal, tapi bentuknya bisa dipakai untuk menangkap ikan.

"Dim!gue bosen. Gue ikut nangkep ga boleh apa?" tanya Adel sambil memasukkan tangannya ke dalam air lalu mencipratkannya ke Dimas. Dimas menoleh dan menggeleng keras.

"Nanti lo hilang keseret arus, gue yang mati sama cowo lo" kata Dimas sambil menusuk ikan agar ikan itu tidak bergerak. Adel mengerucutkan bibirnya. Dia benar benar bosan. Hanya duduk,main air dan melihat Dimas yang sedang sibuk mencari ikan. Padahal Adel pernah menang lomba tangkap ikan dulu pas dia masih duduk di bangku SMP.

Adelina [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang