Adel dan Alvaro bercanda ria di dalam mobil. Tiba tiba saja ada suara motor dari belakang dan samping mereka. Adel menoleh ke samping. Alvaro juga melirik ke samping selama beberapa detik. Dia tidak bisa terlalu lama melihat ke samping karena dia sedang menyetir. Senyum Adel mengembang dan Adel membuka kaca mobilnya.
"Kalian mau kemanaa?" tanya Adel. Suara Adel diterbangkan oleh angin sehingga tidak terlalu terdengar. Niko dan Dimas membuka kaca helm mereka dan tersenyum.
"Nemenin lo sama Alvaro" jawab Dimas keras. Suaranya tidak terlalu terdengar oleh orang lain karena anginnya sangat kencang. Adel terkekeh dan melirik ke belakang. Masih ada sekitar 12 anggota geng Thunder di belakang. Seketika jalan yang tadinya sepi itu menjadi ramai karena kedatangan Geng Thunder.
"Kita jadi bodyguard lo!" Niko dan Dimas mengegas hingga dia menyalip mobil Alvaro. Jadi, ada Niko dan Dimas di depan. Di samping kanan dan kiri masing masing ada 4 orang. Dan sisanya lagi ada di belakang. Alvaro hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan teman temannya itu. Dia tidak keberatan kalau rencana perginya dengan Adel diikuti oleh mereka.
"GASS JANGAN KASIH KENDORRR" teriak Alvaro sambil mengeluarkan kepala dan tangannya dari mobil. Semua geng Thunder mengegas dan tertawa. Adel dan Alvaro tertawa di dalam mobil.
Hari ini akan menjadi hari yang seru.
🕊🕊🕊
Alvaro mengajak Adel ke taman bermain yang waktu itu dia datangi bersama Anna. Semua geng Thunder hanya mengikut, termasuk Niko dan Dimas. Adel benar benar beruntung. Hari ini ada 15 cowo yang mau menjadi bodyguardnya. Adel tidak peduli bagaimana tatapan orang lain kepadanya. Tapi yang pasti, orang orang yang menatapnya pasti menyimpan rasa iri.
"Mau naik apa?" tanya Adel kepada semua geng Thunder. Semuanya melihat sekeliling. Hari ini Alvaro dan Adel yang akan membayar. Setau mereka, kalau pergi kesini lebih dari 10 orang, tiketnya boleh membayar 5 ribu. Adel sudah membawa 200 ribu. Begitu juga dengan Alvaro. Hanya berjaga jaga.
"ROLLER COASTER!!"
Adel tersenyum mendengar teriakan Niko dan Dimas. Memang sebenarnya Adel ingin main permainan kesukaannya itu. Alvaro hanya mengikut. Asal Adel senang, dia juga senang.
Adel dan 15 bodyguardnya pergi menuju roller coaster yang lebih tinggi daripada yang waktu itu Adel naikin bersama Clara. Semuanya setuju. Adel duduk bersama Alvaro di paling depan. Sedangkan Dimas dan Niko duduk di bangku belakang Adel.
"GILAAA!!!"
"GUE MAU MUNTAHH"
"BANG STOP BANG GUE MAU TURUNN"
"DEL JAHAT BANGET LO!!"
"PUSING GUE ANJIRR"
"MASIH LAMA NIHH?!!"
"ABANG TURUNIN GUEEEE"
"WOI GUE MUALL!"
"ETDAH BURUAN LAMA BANGET MUTER MUTERNYAAA"
Adel tertawa mendengar teriakan dari belakang. Alvaro hanya tersenyum kecut. Niko dan Dimas juga ikut tertawa mendengar kalimat kalimat dari anggotanya yang duduk di belakang.
"SERU KAN?!!" tanya Adel setelah roller coaster itu berhenti. Dimas dan Niko mengangguk semangat. Sedangkan yang lain hanya mengangguk kecil sambil tersenyum kecut.
"JAHAT LO DEL!GUE MAU KE TOILET"
"EH BRO GUE IKUT!"
"GUE JUGAA"
"BURUAN JALANNYA AH LO LAMA BANGET SIHH"
"GILA PUSING GUE"
Adel kembali tertawa melihat 12 anggota itu berebutan untuk pergi ke toilet. Adel mengajak Alvaro,Dimas dan Niko ke dagang gulali yang waktu itu. Ya bisa dibilang dagang gula kapas.
"Yang" Alvaro merangkul Adel yang sedang asyik memakan gulalinya. Adel hanya menjawabnya dengan bergumam.
"Lain kali jangan naik itu. Pusing" kata Alvaro pelan. Adel terkekeh pelan dan menyodorkan gulalinya ke Alvaro. Alvaro tersenyum dan memakannya sedikit. Adel juga membelikan gulali untuk Dimas dan Niko. Tiba tiba segerombolan cowo cowo datang menghampiri Adel.
"HAI!" sapa Adel semangat. 12 cowo itu tersenyum kecut. Masih mabuk kali ya?
"Mau gulali gak?gue sama alvaro yang bayar" tawar Adel sambil menyodorkan gulalinya. Hanya ada 5 orang yang mau membeli. Sedangkan sisanya tidak mau. Mual katanya.
"Lemah lo semua!Adel aja masih sehat gini. Cewe pula dia. Eh kalian cowo cowo yang harusnya lebih kuat malah mual mual. Kalian hamil?!" Niko tertawa mendengar ucapannya sendiri. Adel,Dimas dan Alvaro juga ikut tertawa mendengar perkataan Niko. Anggota geng Thunder mengerucutkan bibir mereka kesal.
"Kalian ber 7? Yakin ga mau?" tanya Alvaro kepada 7 anggotanya yang masih duduk bersender di salah satu kursi panjang. Mereka menggeleng. Alvaro terkekeh dan melirik ke 5 anggotanya yang sedang asyik makan gulali. Semua memilih warna biru, karena pilihannya cuma 3 warna. Biru,pink dan ungu. Jadi dagang gulalinya kehabisan gulali warna biru.
"Berapa semuanya bang?" tanya Adel sambil merogoh saku bajunya.
"40 ribu"
Adel memberikan 2 lembar uang berwarna hijau. Alvaro baru saja ingin membayar. Tapi sudah keduluan sama Adel. Adel menoleh ke arah Alvaro dan terkekeh.
"Gue aja sekarang. Habis ini gue pingin main shoot the prize. Bayarin ya?"
Alvaro mengacak rambut Adel dan mengangguk. Adel meloncat gembira dan berlari ke permainan shoot the prize.
Anggota geng Thunder mengeluh."Ini permainan apa lagi?isi muter muter?" tanya Farrel.
"Enggak!ayo main!" teriak Adel yang sudah dari tadi pergi duluan. Semuanya menyusul Adel. Permainan itu tidak begitu jauh dari dagang gulali yang tadi.
"Ih kalian mah. Katanya mau jadi bodyguard gue! Eh kalian malah lemes gini. Semangat dong!" Adel mengerucutkan bibirnya kesal. Dari tadi geng Thunder lemes semua. Mungkin masih mabuk karena roller coaster? Entahlah.
Adel mengambil pistol mainan dan berusaha menembakkannya ke lingkaran merah. Tapi gagal. Adel menghentakkan kakinya sebal. Alvaro terkekeh pelan dan meraih pistol mainan itu.
"Gue mau coba" kata Alvaro sambil memberikan uang 5 ribu ke penjaga. Adel sedikit menjauh dari Alvaro. Dan peluru Alvaro berhasil menembak lingkaran merah. Adel bersorak gembira dan memeluk Alvaro. Alvaro mengacak rambut Adel. Entah kenapa Adel senang sekali bisa dapat hadiah.
"Silahkan dipilih hadiahnya dik" kata penjaga itu ramah. Disini sudah ada banyak boneka. Ada juga permen. Tapi Adel memutuskan untuk memilih boneka beruang yang ukurannya sangat besar.
"Gue bakal peluk ini tiap malem. Pasti gue mimpi indah" kata Adel sambil memeluk boneka beruang itu dengan erat. Alvaro tertawa. Adel terkekeh pelan dan menatap beruang raksasa yang dia bawa sekarang.
"Gue panggil Teddy aja deh. Teddy yang Alvaro kasih ke gueee" Adel kembali memeluk bonekanya. Niko dan Dimas hanya menggelengkan kepala melihat sifat kekanak-kanakan Adel.
Adel dan yang lain bermain hingga sore. Mereka naik bianglala, ontang anting, arung jeram, korsel, dan lain lain. Setelah main arung jeram, semua baju mereka basah kuyup. Jadi mereka memutuskan untuk pulang. Tiba tiba saat di parkiran, ada yang menepuk pundak Adel.
"Adel?lo kok disini?lo bolos?!"
🍂🍂🍂
Sorry kl yang ini kurang seru. Lg pingin up tapi belum dapet ideee😪

KAMU SEDANG MEMBACA
Adelina [✔️]
Romance[COMPLETED] Adelina bertemu dengan Alvaro. The Most Wanted di sekolahnya. Berawal dari kejadian konyol saat olahraga, lama lama mereka menjadi semakin dekat. Bagaimanakah kisah mereka selanjutnya?