11

22.8K 1K 10
                                    

"Nik?" panggil Adel pelan. Niko menoleh ke Adel. Niko melihat sekeliling.

"Gue dimana del?" tanya Niko bingung.

"Rs" jawab Adel singkat.

"Kenapa bisa disini?"

"Harusnya gue yang mana ke lo!kenapa lo bisa masuk rs?kenapa lo bisa berantem?kenapa lo gak bilang bilang sama gue kalo lo mau pergi kemarin?KENAPA NIK KENAPA?!" teriak Adel jengkel. Niko membekap mulut Adel.

"Ini rumah sakit bego"

Adel mengangguk dan menepis tangan kakaknya. Niko menarik nafasnya dalam dalam dan menggenggam tangan Adel.

"Tadi gue dikepung del. Sama kayak kejadian lo sama Alvaro. Tapi tadi geng Fandom jumlahnya lebih banyak daripada geng Thunder. Gue dipukul pake kayu dari belakang. Gak tau siapa yang mukul" cerita Niko panjang lebar. Adel menutup mulutnya tidak percaya. Ternyata kejadian yang menimpanya dan Alvaro juga menimpa Niko.

"Tapi kenapa lo ga bilang sama gue kl lo mau pergi?setidaknya line gue atau apa kek. Biar gue tau lo dimana" kata Adel parau.

"Iya maaf. Btw lo tau darimana gue disini?" tanya Niko penasaran.

"Dari Karel"

"Karel?"

"Iya. Tau darimana ya dia?"

"Goblok. Karel yang bikin gue kayak gini del!"

"Apa?!"

"Iya. Dia ketua geng Fandom"

"Dasar tolol. Tau ga?tadi dia bilang lo gak penting. Huh besok gue bakal cari Bu Tita minta pindah tempat duduk titik!" Kesabaran Adel sudah habis.

"Lo gak sekolah?"

"Gue bolos. Diusir sama Bu Rini dari kelas. Bomat ketinggalan,juga Bu Rini yang ngusir gue" kata Adel santai. Niko hanya menggelengkan kepalanya mendengar ucapan Adel.

"Oh ya gue kapan bisa keluar dari ni ruangan putih?" tanya Niko. Niko biasa mengatakan kamar rumah sakit atau hotel dengan sebutan ruangan putih/kamar putih.

"Belum tau. Lo baru sadar ogeb. Pasti butuh waktu buat pemulihan" kata Adel sambil membuka gorden kamar Niko. Niko menyipitkan matanya. Silau.

"Lo punya hobi buka gorden kayaknya ya. Gak di rumah gak di rs, gitu doang kerjaan lo"

Adel terkekeh pelan. Dia kembali duduk di kursi yang berada di sebelah ranjang Niko. Niko membuka handphonenya dan menemukan banyak notif. Salah satunya dari Alvaro.

Alvaro: Udah sadar belom lo?pulsek gue jenguk. Gws bro

Niko tersenyum melihat pesan dari Alvaro. Adel yang melihat kakaknya senyum sendiri berusaha mengintip pesan apa yang dikirim.

"Ehhh gak bolehhh" goda Niko jahil. Adel mengerucutkan bibirnya kesal. Niko mencium bibir Adel dengan cepat. Adel sudah biasa akan hal itu.

"Haha kiss keberapa nih sama cowo selain papa?" tanya Niko.

"Ke.. lima"

Niko menaikkan alisnya bingung. Seharusnya ini ciuman keempatnya dengan Adel. Kenapa hitungannya lima?siapa yang mencium Adel?

"SIAPA YANG CIUM LO SELAIN GUE HAH?"

Adel menutup telinganya. Dia lupa cerita kalau Alvaro sempet menciumnya. Dan mengambil first kissnya.

"Ehm.. Alvaro" jawab Adel gagu. Dia takut Niko marah.

"Huh Alvaro brengsek!tunggu aja,pas lo dateng kesini. Lo bakal habis di tangan gue!"

"Aduhh baru sembuh juga. Jangan duel lagi. Kalo duel cuma suit doang sih ga masalah" kata Adel berusaha menenangkan Niko. Nanti hanya karena masalah first kiss malah membuat masalah baru.

"Beraninya Alvaro ambil first kiss lo!" teriak Niko kesal. Adel yang dicium dia yang marah marah. Adel terkekeh melihat kelakuan kakaknya itu.

"Udahlah,gak usah dipermasalahin"

"Kesel gue. Lancang banget tu orang"

"Ya udah sih. Ga usah dibahas lagi. Gue juga males" Adel memutar bola matanya.

"Alvaro bangsat"

"Nik udah,cukup. Btw ikuttttt!" Adel naik ke atas ranjang Niko. Niko dengan senang hati menggeser posisinya agar Adel bisa ikut tiduran bersamanya di ranjang lebarnya.

"Yass cukup. Untung gue kurus" kata Adel bangga sambil memeluk Niko. Niko mendesis.

"Dih bangga banget. Gue lebih kurus daripada lo ya sorry" kata Niko sambil memukul dadanya bangga. Adel tertawa melihat ekspresi Niko yang konyol.

"Ya udah,tidur yuk?lo harus istirahat yang banyakkkk" kata Adel sambil membuka selimut yang tersedia. Niko hanya mengangguk dan tersenyum kecil.

"Lo dapet tempat kan?" tanya Adel memastikan. Takutnya Niko gak dapet tempat buat tidur.

"Dapet. Ini ranjang gede banget. Lo tenang aja"

Adel mengangguk dan menutup gordennya lagi. Ruangannya seketika menjadi lebih gelap.

"Selamet tidur semuanya!"

                                    🌊🌊🌊

Jarum jam menunjukan pukul 11.00. Mereka sudah tidur 3 jam. Adel bangun terlebih dulu. Tumben tumbenan,biasanya Niko yang duluan bangun. Mungkin Niko tidurnya lelap karena efek dibius kemarin kali ya?

Adel turun dari ranjang dan membuka gorden setengah. Dia enggak mau buka semuanya karena takut cahaya matahari membuat Niko terbangun. Setelah itu Adel meraih handphonenya dan mengirim line kepada Clara.

*on line*

Adel: Clar,pulsek kesini wei. Jenguk kakak gue,sekalian temenin heheh
Clara: Lo dimana?rs?
Adel: Iya,lo kan tau sendiri gue diusir sama Bu Rini tadi pagi. Ya udah deh gue ke rs aja,nemenin Niko
Clara: Ohh,ya udah nanti pulsek gue kesana. Gimana keadaan kakak lo?
Adel: Udah siuman dia. Cuma ga tau karena belum tanya ke dokter. Dia lagi tidur. Nanti pas dia bangun gue panggil dokter
Clara: Sipp,nantian gue kesana
Adel: Okay, byee
Clara: Byeee

*off line*

Adel masuk ke dalam kamar mandi dan mencuci wajahnya. Lalu dia memutuskan untuk menonton televisi sambil menunggu Niko bangun dari tidurnya.

                               🍌🍌🍌

Part ke 4 buat hari ini. Eh part 3/4 lupa. Btw senin terakhir pts. Jadi stay tuned seninnnn🍕 jangan lupa vote cerita aku,jangan dibaca doang hehe makasii💕

Adelina [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang