Adel POV
Pulang sekolah, Dimas maksa gue biar pulang sama dia. Ya gapapa sih,kebetulan gue gak ada yang jemput. Daripada gue mesen grab,buang buang uang. Kan harus menghemat.
"Rumah lo belok kiri?"
Gue menggeleng dan menunjuk jalan ke kanan. Dimas mengangguk dan membelokkan mobilnya ke kanan. Tak lama mereka sampai di rumah gue yang bertingkat tiga itu.
"Makasi dim, besok besok gue pulang sama lo lagi. Kalo ga ada yang jemput, hehe" gue terkekeh pelan mendengar ucapan gue sendiri.
"Iya kalo ada apa apa,bilang aja ke gue. Gue pasti berusaha bantu sebisa gue"
Deg!
"Hehe iyaa. Lo persis kayak Alvaro deh" gue meminum teh yang daritadi gue genggam. Dimas yang tadinya tersenyum manis sekarang malah tersenyum kecut.
"Kenapa?" tanya gue bingung. Muka Dimas seperti orang kesal. Ohh jangan jangan gara gara gue bilang nama Alvaro? Ya terserah guelah, gue kan cewenya. Dimas cuma temen gue.
"Gue ga suka denger nama Alvaro keluar dari mulut lo" kata Dimas datar. Gue mengerutkan kening, ya serah guelah goblok. Mulut mulut gue juga, dia ga ada hak buat ngelarang gue.
"Serah guelah, mulut juga mulut gue" gue memutar bola mata gue malas lalu kembali menyeruput teh yang dari tadi gue genggam. Dimas terkekeh pelan dan masuk ke dalam mobilnya. Dimas melambaikan tangannya ke arah gue. Gue membalasnya tapi gak ngelirik ke dia sama sekali. Tapi walaupun gue gak ngelirik, gue tetep bisa liat kalau dia melambaikan tangan ke arah gue.
Dimas pergi dari halaman rumah gue. Gue masuk ke dalam kamar dan mengunci pintu. Niko gak ada di rumah, gak tau kemana. Kayaknya sih pergi, sama ceweknya.Author POV
Adel duduk di meja belajarnya dan kembali menatap kotak kecil berwarna putih yang beberapa hari lalu Alvaro berikan kepadanya. Adel membukanya dan kembali membaca kertas yang digulung kecil bertulisankan 'kita putus'. Adel menggelengkan kepalanya. Alvaro udah bilang kalau itu cuma kejutan ulang tahun. Adel bingung harus membuang kotak itu atau tidak. Kalau disimpan, Adel pasti gak bisa melupakan kejadian brengsek itu. Tapi kalau dibuang, itu merupakan kenangan yang lumayan lucu. Adel menatap keluar jendela. Mendung. Sepertinya hari ini akan turun hujan. Adel mendengus dan pergi ke kamar mandi untuk mengisi bathtubnya dengan air hangat. Adel ingin berendam air hangat sebelum hujan turun. Ini memang kebiasaan Adel dari dia masih duduk di bangku SMP.
Selesai berendam Adel menghempaskan dirinya di kasur.
"Sepi banget!bosen!"
"Gue ajak Alvaro pergi aja deh"
"Eh iya Alvaro kan ada urusan"
"Huh isi aja ada urusan. Padahal gue lagi butuh temen ngobrol"
"Apa gue suruh Clara sama Jane main kesini ya?"
Adel berbicara kepada dirinya sendiri. Akhirnya dia memutuskan untuk menyuruh Clara dan Jane main ke rumahnya. Mereka setuju dan sudah dalam perjalanan ke rumah Adel.
💩💩💩
Dimas POV
Gue kesel banget. Kenapa sih Adel nyebut nama Alvaro terus?emang mereka udah ada hubungan yang lebih dari temen? Huh gak tau deh gue. Gue pengen memikat hati Adel biar dia mau sama gue. Ya gimana ya, bukan sebagai pacar sih. Jadi sahabat aja gue udah seneng. Apalagi jadi cowonya wkwk.
Alvaro ada urusan sama Jessy. Gak tau deh dia ngapain. Setau gue, jessy itu musuh bebuyutannya Adel. Tapi gue gak mau ikut campur kalau udah masalah beginian. Bodo amat dah gue.

KAMU SEDANG MEMBACA
Adelina [✔️]
Romance[COMPLETED] Adelina bertemu dengan Alvaro. The Most Wanted di sekolahnya. Berawal dari kejadian konyol saat olahraga, lama lama mereka menjadi semakin dekat. Bagaimanakah kisah mereka selanjutnya?