16

20.2K 840 22
                                    

Adel menangis di kamarnya. Niko dari tadi hanya mengintip dari pintu kamar Adel yang sedikit terbuka. Ini sudah jam 12 tapi Adel masih saja menangis di kamarnya. Niko juga ikutan tidak bisa tidur karena mendengar suara tangisan Adel.

"Del?" Niko akhirnya memutuskan untuk masuk ke dalam kamar Adel. Adel tidak menoleh. Dia tidak ingin memperlihatkan wajahnya yang kacau dan penuh air mata. Niko menggeleng pelan dan duduk di samping Adel. Dia menarik dagu Adel pelan agar Adel melihat ke arahnya. Adel menatap manik mata Niko. Niko menarik Adel ke dalam pelukannya.

"Gue salah apa nik,sampe Alvaro mutusin gue secepet ini?"

Niko sudah tau semuanya. Tentang hubungan Adel dan Alvaro yang baru saja terjalin kemarin. Tapi sekarang mereka sudah putus. Niko memeluk adiknya erat. Adel menangis di dalam pelukan hangat Niko. Perasaannya benar benar kacau. Banyak pertanyaan yang berputar putar di kepala Adel. Banyak yang ingin dia tanyakan pada Alvaro.

"Lo gak salah apa apa. Alvaro yang salah karena mutusin cewek kayak lo"

Adel mengusap air matanya. Dia kembali teringat kenangan manisnya bersama Alvaro. Pertama kali mereka bertemu sampai mereka main air bersama di pantai.

"Gue temenin lo disini mau?" tanya Niko sambil melepas pelukannya. Adel mengangguk. Dia memang butuh seseorang untuk dipeluk.

"Bentar gue ambil bantal ke kamar gue. Liat aja besok,gue bakal buat perhitungan sama Alvaro" Niko pergi meninggalkan kamar Adel untuk mengambil bantal. Lalu dia kembali lagi ke kamar Adel dengan bantal di pelukannya. Adel sudah siap dengan posisinya. Niko ikut tidur di samping Adel dan memeluknya. Niko benar benar jengkel dengan kelakuan Alvaro yang seenaknya saja kepada Adel.

"Alvaro tolol!"

♣️♣️♣️

Adel masuk ke dalam kelasnya. Matanya sendu, bekas menangis kemarin malam. Clara yang sudah tau semuanya dari Niko langsung menghampiri Adel.

"Del.." Clara menepuk pundak Adel pelan lalu duduk di samping Adel. Adel hanya bergumam untuk menjawab panggilan Clara. Dia tidak menoleh sedikit pun ke Clara. Clara bisa mengerti bagaimana perasaan Adel sekarang. Adel menyenderkan kepalanya di bahu Clara.

"Clar gue kesel" kata Adel yang berusaha tegar. Clara mengangguk. Adel menahan agar air matanya tidak terjatuh lagi di depan Clara dan teman teman sekelas yang lain.

"Gak usah dipikirin del. Yuk gue bantuin move on!" jawab Clara semangat. Adel menggeleng dan bangun dari posisinya. Adel menarik tangan Clara menuju toilet. Adel mencuci mukanya.

"Udah del,jangan nangis. Air mata lo gak boleh jatuh cuma buat nangisin cowo brengsek kayak Alvaro" Clara mengusap pundak Adel. Adel mengeringkan mukanya. Dia mengikat rambutnya dan mengajak Clara ke taman sekolah.

"Temenin gue clar, hari ini lo bolos aja sm gue"

Niko POV

Gue udah cari Alvaro kemana mana. Dari tadi gue udah ngelilingin satu sekolah. Tapi Alvaro gak ada. Gue tanyain ke yang lain juga gak ada yang tau. Alvaro pengecut.

Gue akhirnya balik ke kelas. Capek nyariin orang yang ga bakal nyariin lo. Ya ga?
Hari ini bakalan ada murid baru. Gue sih gak terlalu peduli. Yang penting murid baru itu gak cari masalah sama gue sama geng thunder. Oh sama keluarga gue juga.

"Semuanya!ada murid baru. Ibu harap kalian bisa berteman dengan baik. Perkenalan dirimu" ucap Bu Tika, wali kelas gue. Asal kalian tau, wali kelas gue sama wali kelas Adel itu kembar. Ya cuma sekedar memberikan informasi doang sih.

"Nama gue Dimas. Salken"

Gue kayak pernah liat ni orang. Tapi siapa ya?kayaknya Alvaro pernah ngasi tau ke gue. Dimas langsung jalan ke bangku yang kosong. Bangku kosong itu tepat di belakang bangku gue. Dan itu bangku Alvaro. Gue menoleh ke belakang. Dimas menaikkan alisnya. Bermaksud bertanya 'kenapa'.

Adelina [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang