Part 15

1.4K 84 2
                                    

Kringg..kringgg bel pulang sekolah berbunyi. Thya pulang sendiri, dia tidak naik taksi atau apapun.

Thya berjalan menuju arah pulang, tetapi terlebih dahulu  ia mengunjungi taman.

Duduk sendiri, sambil merenungi hidupnya. Rok pendek ditutupi oleh tangannya. Kepalanya menunduk ke bawah.

"Setiap hari aku mendapat ocehan yang aneh bagi mereka. Menurutku itu jelas, mereka tidak pernah ditakuti, tidak pernah didekati walaupun hanya melihat sekilas. Dan aku? Sepenuhnya. Sosok gaib bagi mereka yang tidak memliki karakter sepertiku tidak pernah melihat hal yang terjadi pada ku." Ujar thya dengan air mata yang jatuh dipipinya.

"Jangan sedih, itu adalah dirimu. Kalaupun kamu ingin bahagia, ikutlah dengan kami." Sosok gaib perempuan berceceran darah di seluruh tubuhnya menyaut apa yang thya bicarakan.

"Jangan dekati aku, aku tidak pernah mau melihat ini lagi. Dimana2 aku selalu melihat sosok seperti mu." Thya menengok ke arah perempuan itu dengan air mata yang jatuh.

"Bagaimana pun kamu terus menghindari sosok seperti ku. Itu tidak akan bisa. Kita bisa jadi teman, jika kamu mati. Kita akan bertemu dan menjadi teman sehingga kau tidak akan diganggu lagi." Sahut perempuan itu sambil meyakini thya dengan perkataannya.

"Tidak. Aku tidak mau mati. Aku masih punya teman sungguhan walaupun hanya beberapa. Aku masih punya keluarga. Terutama kakak ku. Aku harap kamu pergi dari sini." Jawaban thya dengan intonasi marah + sedih.

"Aku akan pergi, tapi lihatlah dibelakangku. Jika aku pergi, masih ada mereka yang muncul dihadapan mu satu per satu."

"Enggak,"

Thya langsung pergi, ia melanjutkan perjalanannya. Di samping thya memang ada sosok gaib, tapi ia tidak mau melihatnya dan tidak menanggapi nya sama sekali.

Sesampai di rumahnya, thya ke kamarnya dan menutup nya / terkunci. Ia tiduran di kasurnya. Menangis dan meratapi semuanya.

17:48
Thya ke meja dapur. Ia membuat nasi goreng telur mata sapi. Di rumahnya sangat ramai dengan apa yang ia lihat, bagi orang yang tidak memiliki karakter seperti dirinya rumah thya tidak pernah ramai.

Sosok anak kecil yang berlari2 an, sosok wanita berambut panjang yang duduk di sofa, dan sosok gaib lainnya yang ada di luar rumah atau di tangga.

"Mereka berisik. Tiap hari aku selalu seperti ini. Televisi menyala sendiri, tangga seperti ada yang berlari-larian. Apa ini? Aku sudah lelah untuk semuanya. Sepanjang waktu mereka selalu ada." Hati thya berkata seperti itu sambil membuat telur mata sapi.

Thya ke atas kamarnya, sambil membawa makanan yang di masaknya tadi.

Drrtt...drrtt bunyi ponsel thya berbunyi dan bergetar.

Pesan dari bella, segera dibuka.

Today

Bella : Hey thyaa. Apa kabar?

Me : baik kok. kamu sendiri?

Bella : gue mah always hehe. btw lagi ap thy?

Me : tadi abis selesai makan. sekarang lagi chattan sama dirimuuu

Bella : oh iya, pasti makanan nya lu yang masak sendiri kan?

Me : iya lah. nasi goreng telur mata sapiiii

Bella : uwoww, pasti enak. mau akutuh. besok bawain ya buat gue😁💙

Me : order = 100 k.

Bella : whatt? 100 k? Gua aja lagi miris duit ;)

Me : yang sabar

Bella : selalu kok ;)

Thya mulai tertawa dengan perkataan bella. Bella selalu membuat hal2 lelucon agar orang2 bisa tertawa.

__________________________________

Sudah jam 10 malam, tetapi kakaknya belum pulang juga. Tyha khawatir, dia tahu kakak nya sudah besar. Tiba tiba..

Tin..nong bel rumah thya berbunyi.

Kakak nya shiren pulang dalam keadaan mabuk, berjalan dengan loyo. Thya melihat sekilas tadi cowok yang mengantar kakaknya pulang dengan motor gede.

"ka..kak," thya menggandeng tangan kanan kakaknya di bahunya.

Kakaknya tiduran di sofa. Dan thya bilang "kakak abis dari mana? Kakak mabuk ya? Kok kakak pulangnya malem banget." Tanya thya dengan perasaan yang tidak enak.

"Udah diem lo, banyak omong. Gue mau tidur." Bentak shiren kepada thya.

"Kok kakak begini si? Kakak satu2 nya orang yang sangat peduli dan sayang padaku. Aku sedih." Thya mulai menangis, seharian ini ia terus dibuat menangis.

"Kakak, kakak. Ribet lo. Berisik, sono pergi," bentak shiren lagi sambil mengusir thya.

Thya pergi ke kamarnya, ia menagis tersedu-sedu, kamarnya terkunci.

"Ke..kenapa gak ada orang yang sayang padaku? 😭😭" ujar thya sambil menangis.

Ia membiarkan pipinya berlinang air mata. Terus menangis. Hatinya sudah rapuh, dia berpikir kalau kakaknya sudah berubah. Semua orang menjauhi thya perlahan-lahan. Kata-kata itu terlintas dipikirannya.

Hallo semuanya!
Maaf saya jarang update ya, karena kesibukan di tiap harinya sangat padat.
Btw terima kasih bagi kalian yang udah baca cerita saya, dan vote+komen😊❤

Thanks, author:)

Don't Approach MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang