Pukul 4 pagi tadi Thya dan Shiren pergi ke Bandara menuju rumah barunya yang akan mereka tempati. Sebelum pergi mereka berpamitan dengan Bella, Rafa, dan seseorang yang belum terbangun dari tidurnya.
-Flashback on-
Terutama Thya, dia menitipkan sebuah surat kepada Bella dan Rafa untuk Martin. Dia bilang, "Maaf. Aku gak bisa disini lagi untuk kalian, mungkin dilain waktu kita akan bertemu." ucap Thya menatap kawannya berkaca-kaca.
"Aku punya surat untuk Martin dan jangan dibuka sebelum dia terbangun." lanjutnya sambil menyodorkan surat.
Bella tersenyum kecil dan mengangguk seraya menerima suratnya. Bella berpelukan erat dengan Thya, Bella tak akan tahu berapa lama lagi mereka jumpa kembali.
Thya juga sempat meragukan kalau ia pindah, dan menerima lingkungan baru. Apalagi Thya orangnya sungguh tertutup.
"Jaga baik-baik diri lo ya, inget kalo butuh gue panggil aja ampe ratussn kali pasti gue gak denger haha." kekeh Rafa. Lalu malu sendiri karena Thya, Shiren, dan Bella menunjukkan wajah datarnya.
"Haha lucu banget si." Bella menyahut dengan cengiran lebar.
-Flashback off-
Begitulah cerita kehidupan Thya, teman yang setia dan selalu ada menemaninya hingga ia pergi ke sebrang kota. Pagi tadi bukanlah hal perpisahan, Thya percaya dia akan di temukan lagi oleh orang-orang yang ia sayangi itu.
Setetes air matanya jatuh di pipi. Kepalanya terus menunduk, Shiren menoleh ke Thya dan menghela napas panjang. Dia mengelus rambut mulus adiknya, "Kamu harus bahagia Thya." ujar Shiren kemudian mengecup puncak kepala Thya.
Thya sama sekali tidak menggubris perkataannya. Tiba-tiba bibir kecilnya mengucapkan satu kata. "Martin."
Thya menghapus pipinya yang basah, "Kak. Thya kangen Martin..." lirihnya dan melanjutkan menangis lagi.
Mungkin, yang seseorang tahu tentang Martin itu Bad Boy yang suka mabuk, bolos atau semacam lainnya. Tetapi jika kalian melihat sisi hatinya, Martin adalah penyelamat bagi nyawa Thya.
Dia menyelamatkan Thya dari para nenek lampir atau orang jahat di sekolah maupun sekitar, dia juga melindungi Thya, dan paling penting Martin selalu menghibur Thya kala sedih.
Tubuh Thya lemas seketika terus mengingat Martin, apakah dia sudah bangun? atau belum? Thya berharap semoga Martin sembuh dan tubuhnya kembali normal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Approach Me
HorrorAku berbeda, karakter yang ku miliki memang berbeda dengan yang lain. Bicara dengan mereka, tertawa dengan mereka dan bermain dengan mereka. Mungkin orang lain menganggap ku gila karena hal itu. Mereka terus mengikuti ku, kenapa? Tiap kali mereka...