Part 16

1.4K 79 4
                                    

Pagi sudah tiba, shiren terbangun. Dia tidak tahu apa yang terjadi semalam. Thya tidak ada di kamar nya, kakaknya sudah mengetuk pintunya beberapa kali.

Tok..tokk..tok

"Thya? Ini kakak bukain pintunya." Terus mengetuk pintu thya, lalu pintunya terbuka sendiri.

Shiren langsung masuk dan tidak ada thya di kamarnya, shiren memeriksa tas sekolah nya masih ada, kopernya masih ada, dan ponselnya di bawa olehnya.

"Thya kemana ya? Aduh gimana nih. Tas ama kopernya gak dibawa, padahal ini sudah jam setengah tujuh." Shiren heran dan khawatir.

"Apa jangan2 thya pergi? Tapi gak mungkin lah, tas kopernya gak dibawa. Cuma hpnya doang."

"Atau... " shiren mencoba mengingat kejadian semalam dan berpikir.

(shiren ingat kejadian malam bahwa ia pulang malam dan dalam keadaan mabuk, sehingga membentak thya).

"Oh iya. Omg gimana nih. Thya pasti lagi sedih. Aku be*o banget sih." Ujar shiren sambil memukul kepalanya.

"Duh..gimana nih, aku ada tugas skripsi. Apa nanti pulang aja kali ya. Nanti takutnya gak ada taksi buat berangkat ke sekolah." Kata shiren dengan berpikir dan merapihkan tas nya.

Shiren siap2 berangkat ke sekolah, menaiki taksi.

08:02

Thya berjalan sendirian, dengan jaket putih bercorak hitamnya dan celana jeans yang dipakainya.

"A..aku gak tau lagi harus apa. Semua orang menyakitiku." Thya berjalan sambil menunduk ke bawah.

"Tidak ada yang menemani ku."

"Ada aku kok:)" sahut sosok gaib itu.

"Va..varrel? Kok kamu bisa ada di sini?" Tanya thya dengan penasaran.

"Iya. Udah kamu jangan sedih gitu ntar cantiknya hilang. Kita duduk di taman itu yok." Jawab varrel yang mencoba menenangkan thya.

Thya hanya mengangguk.

Mereka duduk berdua di taman, ponsel thya ia taruh di selipan kantong celananya.

"Aku butuh kamu rel:(" thya memulai pembicaraan, dengan yang ia katakan sebenarnya.

"Aku juga kok. Maafin aku ya, kemarin aku gak ada di rumahmu. Karena keluarga ku merindukan kehadiranku."

"Emang keluargamu ada yang indigo seperti ku?"

"Enggak ada. Tapi aku tahu mereka memanggilku. Mereka tidak bisa melihat keberadaan ku, walaupun aku ada."

"Aku mau merasakan manusia yang tidak punya indra ke enam. Manusia yang tidak pernah diganggu oleh makhluk halus. Dan tidak dihina kapanpun." Ujar thya dengan sedih.

"Kalau kamu gak punya indra ke enam, berarti kamu gak bisa lihat aku dong:("

"Oh iya. Seharusnya aku bersyukur bisa lihat kamu. Kamu memang sahabat aku." Tangisan nya sudah reda, benar ia harus bersyukur dengan apa yang ia miliki.

"Aku sayang sama kamu thya, seperti janji kita pas masih kecil. Aku akan selalu menyayangimu." Ujar varrel yang masih mengingat kata2 mereka berdua selagi kecil.

"Aku juga sayang sama kamu rel:)" thya memeluk varrel si gaib yang duduk di bangku taman.

09:30

Martin mencari-cari thya di tiap2 lorong kelas, kamar mandi, perpustakaan. Di kantin ia bertemu reyna dan gengnya.

"Hey martin. Ayo duduk disini." Kata reyna yang sedang duduk di bangku kantin bakso.

Martin menghampiri reyna, reyna sangat pede kalau martin mau makan bersamanya. Reyna terus senyum2 sendiri seperti orang gila ke arah martin.

"Eh, napa lo senyum2 sendiri. Gila ya?" Tanya martin dengan ilfeel terhadap reyna.

"Enggak gua gak gila, gua cuma seneng aja lu kesini." Jawab reyna sambil merapihkan rambut yang tidak dikuncirnya.

"Lo sekelas ama thya kan? Thya mana? Dia ada si kelas gak?" Tanya martin kepada reyna.

Dalam batin reyna "apaan si nih orang, masa kesini cuma nanyain anak indigo itu si." Berkata dalam hati sambil memutar matanya.

"Weh. Gue tanya juga. "

"I..iya, si anak itu gak ada di kelas. Gue gak tau tentang dia, mending lu nanya sama temen nya lagi noh si bella." Kata reyna sengan menunjuk ke arah bella yang sedang minun jus dengan rafa.

Martin langsung pergi menghampiri bella yang sedang bersama rafa. Martin baru tau rafa lagi duduk dengan bella.

"Wah pantesan aja ya lo, bilangnya tadi (gue duluan ya tin mau ke kantin, laparr )." Kata martin dengan marah kepada rafa.

"Yaile, gue emang tadi laperr bwangettt. Tapi ada bella yaudah gue sama bella aja. Ya kan bel?" Jawab rafa sambil mengedipkan salah satu matanya kepada bella.

"Emm..i..iya kok, tadi rafa sendirian eh gua juga sendirian. Jadi kita duduk bareng deh." Jawab bella dengan bahasa palsunya.

"Oh gitu. Bel lu tau thya kemana gak? Kok dia gak ada ya hari ini?" Tanya martin kepada bella sambik celingak celinguk .

"Gua juga gak tau martin ganteng. Kalau dia ada mah. Gua gak bakal duduk disini sama rafa_-"

"Ogitu, yaudah gua mau bolos."

"Eh martin, lo mau kemana? Sini duduk ama kita." Sahut rafa

"Mau B O L O S. Gak ada moodboster gue." Kata martin langsung pergi menuju ke kelasnya dan menenteng tasnya.

"Kayaknya martin suka ama thya ya fa?" Tanya bella yang masih berada di kantin bersama rafa.

"Gak tau deh. Padahal dia sama cewek lain dingin banget , gua ngira juga gitu bel."

"Iya ya."

Bel berbunyi tanda melanjutkan pelajaran kembali. Mereka berdua dan semua murid2 kembali ke kelasnya masing-masing.

Hanya martin yang bolos pelajaran abis istirahat ini.

Martin mengendarai motornya, kemarin dan sekarang ia tidak melihat thya. Mood martin sedang kacau, ia mengendarai motornya dengan kencang.

Hallo semuanya!
Terimakasih yang udah baca cerita ku dan vote/komen😊❤.
Jika ada penulisan kata yang salah mohon dimaapkeun:)

Thanks -author💙

Don't Approach MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang