Part 6

2.5K 143 10
                                    

Hari ini adalah hari minggu, Thya bangun pukul satu malam. Mereka memanggil Thya! Dengan nyawa yang belum terkumpul, Thya keluar rumah dengan pandangan kosong. Dan tidak tahu kemana arah tujuan jiwanya yang sebenarnya?  

Ekspetasi ini membuat ku terus bertanya-tanya. Mereka sosok hantu menarik Thya ke halaman rumah mereka. Mereka membuat wajahnya bergelimangan darah. Mereka adalah sosok gaib yang menginginkan diri Thya.

Mereka membawa Thya ke rumah kosong itu! Sosok hantu yang brrkumpul dan memiliki wajah nan seram. Thya menangis, salah satu dari mereka bertanya pada  dirinya. "Kami menginginkan mu Lauren Methya, kenapa kamu menangis? Kamu mau hidupmu berubah dan menjadi kebahagiaan untukmu?" 

Pertanyaan mereka membuat dirinya kesal, tetapi mereka benar. Hidup Thya selalu seperti ini, perlahan-lahan Thya  menghindari dan lari dari mereka. Namun tetap saja tidak bisa, sungguh malang sekali nasib yang dialami oleh Thya.

Thya duduk di kursi hitam yang penuh dengah darah, kedua lengan dan kaki Thya di ikat dengan sebuah tali oleh mereka. Thya tidak mau memandang wajah mereka, mereka begitu seram.

Baju tidur yang Thya kenakan sobek dan bercucuran darah. Hal itu tidak dipermasalahkan bagi Thya. Namun, dia tidak ingin mereka melepaskan jiwa atau rohnya.

"Hey, jawablah gadis cantik" Salah satu putra dari sosok hantu itu bertanya kepada Thya.

Sejenak Thya menutup mulut dan tidak bicara. Dia telah berpikir atau meraba, rumah kosong ini dulunya rumah yang sangat disenangi oleh warga. Karena, rumahnya begitu mewah. Sayangnya, keluarga mereka yang tinggal di rumah ini, tewas dengan cara mengenaskan.   Keluarga mereka sempat terkena pencurian dan mereka dibunuh satu per satu. Dan mungkin, Jarak dari rumah Thya hanya 2 km. Sangat jauh.

"A-aku hanya mau kalian melepaskanku ..." Thya menjawab gugup dengan air mata yang berlinang dan kepalanya yang menunduk.

"Memang nya kenapa! Apa kamu masih mau hidup dengan kondisi seperti ini?!" Salah satu dari keluarga mereka bertanya seperti membentak.

Thya mendongak, pipinya basah karena ia menangis tak henti-henti. "Tolongilah aku ... aku hanya manusia biasa, lepaskan aku. Aku masih mau hidup, walaupun aku hanya anak indigo. Lepaskan."

"Baiklah kami akan melepaskan mu, tapi setiap malam jum'at pukul dua belas kurang lima menit, kamu harus ke sini! Kalau tidak jiwamu akan berada dikita."

"Ya sudah aku akan melakukannya, tapi tolong lepaskan aku." Dengan terpaksa Thya harus menyetujui persyaratan mereka.

"Baiklah kamu boleh pulang, jangan lupa ya gadis cantik." ujarnya.

***

Cahaya terik di siang hari ini sangat panas. Shiren mencari Thya dari pagi, dia mencari ke seluruh komplek di sekitar rumahnya. Rumah Thya sungguh sepi, semua orang yang ada di rumahnya, sibuk mencari Thya.

"Ya Tuhan, Thya kemana!?" Shiren berucap panik. Dia telah mencari dari pagi hingga siang, tetapk belum menemukan Thya.

Kemana Mama dan Ayahnya? Mana mau mereka mencari dirinya. Mereka tidak pernah menunjukkan diri Thya kepada teman-temannya, karena Thya anak indigo.

Waktu Thya berusia delapan tahun, Mama dan Ayah mengajak Thya ke pesta ulang tahun temannya. Aku terus berbicara kepada teman yang tidak nyata, semua orang di sanayang berada disekitar ku. Mengatakan aku 'anak gila'.

Harus bagaimana lagi? Thya tidak harus membenci dirinya sendiri. Meski disepanjang hari, Thya selalu dihina, dicaci maki, diejek, atau bahkan dibully. Thya sadar, ini adalah hidupnya, dia harus bersyukur.

Hanya Shiren yang peduli, dan tak membenci dirinya. Dia tahu semua apa yang Thya alami dan Thya rasakan.

Tidak ada yang sempurna di dunia ini.

***

Rumah Thya tampak sepi. Thya pulang ke rumahnya sekitar jam sepuluh malam. Kesempatan bagi Thya untuk cepat-cepat ke dalam rumah, berganti pakaian.

Tak lama kemudian.

Tok ... Tok ... Tok

"Dek kamu ada di kamar? Tolong buka pintunya dek." pinta Shiren yang mengetuk pintuk kamar Thya.

Thya yang mendengar itu, menyahut cepat. "Iya kak ... tunggu."

Saat Thya membuka pintu kamarnya. Shiren langsung memeluk tubuh Thya, dia menitikkan banyak air mata.

Hallo semuanya! Gimana di part ini? Sedih ya?. Jangan lupa vote/komen ya. Maaf kalau ada  penulisan kata yang salah. Terima kasih😊❤

Don't Approach MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang