Thya berusaha menghela napas perlahan-lahan. Yang ingin ia katakan tentang hantu yang ia temui tadi di dalam mimpinya. Ia ragu untuk menanyakan soal itu, yang ia takuti thya akan di anggap seperti orang gila oleh dokter dan suster lainnya.
Sejenak ia berpikir, bagaimana manusia seperti mu akan tahu kematian orang di rumah sakit ini, hah? Mungkin dokter akan menjawab pertanyaan aneh dari thya.
Dokter terus mengernyitkan dahinya, apa yang mau gadis ini katakan? . "Emm...maaf, anda ingin mengatakan apa? Kami bisa menjawabnya," Ucap dokter itu .
"Ti-tidak jadi dok, nanti saja." Thya menjawab gugup.
"Baiklah, kami akan pergi dari sini. Kalau butuh apa-apa pencet tombol hijau dekat sisi kanan mu." Ujar dokter, sambil menunjuk tombol yang di maksudnya.
Thya mengangguk.
***
Shiren sudah tidak sedih lagi, ia sudah di beritahu oleh pihak kepolisian tentang di mana adiknya berada. Ia akan mengunjungi adiknya ke rumah sakit itu. Dengan sendiri dan tidak ditemani oleh siapapun.
"Dita. Gue mau balik dulu, mau jenguk adik gue. Sekalian beli buah-buahan." Ucapnya kepada Dita yang ingin pamit.
Dita menoleh ke samping sambil memegang ponsel nya yang masih menyala. "Iya, yaudah salamin ke adek lu ya. Get well soon."
Shiren mengacungkan jempol kanannya ke arah Dita. Dia langsung pergi dari rumah Dita.
Menunggu di depan gerbang agar taksi lewat di hadapannya. Sekitar 5 menitan ia menunggu, akhirnya taksi datang juga.
Memegang gagang taksi yang ingin ia buka pintunya. Duduk di belakang, dan memikirkan suatu hal. Semoga saja, thya bisa segera sembuh. Dia pasti merindukan ku. Aku tahu dia memanggil ku di mimpinya, aku merasakannya.
Karena perjalanannya menuju rumah tidak macet, ia sudah sampai di depan rumahnya. Melihat tarif yang sudah di sediakan oleh pak supir dan membayarnya.
"Terima kasih neng," Sahut pak supir yang mengulurkan tangan kanan nya berisi uang yang diberikan oleh Shiren.
Shiren tersenyum simpul.
Ia berjalan, dan membuka pintu gerbangnya. Mendongak ke atas atap rumahnya dan sekitarnya. Sangat sepi, seperti tidak ada penghuninya. Mungkin kalau ada thya pasti dia berpikir rumah ini ramai, mereka berkeliaran.
***
Thya tertidur lagi. Hantu yang tadi, terus menerornya. Thya ketakutan, kenapa hal ini selalu di alaminya? Kenapa?.
Hei, gadis cantik. Kenapa kamu tidak mengatakan apa yang aku katakan tadi? Kamu tidak bisa menolong seseorang yang sudah tidak bernyawa , hah?!
Thya tetap bengong. Dia tidak tahu lagi harus menjawab apa kepada hantu itu.
Jawab!! Ujar hantu itu sambil menonjok wajah thya.
Kakak Shiren sudah ada di rumah sakit. Melihat thya yang tertidur lelap. Shiren tersenyum kepada adiknya, memegang tangan adiknya yang di pasangkan infus.
Tiba-tiba, thya berteriak. Wajahnya seperti hantu itu. Arghh...arghhh pergi dari sini manusia! Gadis ini tidak mau menolong ku!! Ucap roh hantu itu yang ada di jiwa thya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Approach Me
TerrorAku berbeda, karakter yang ku miliki memang berbeda dengan yang lain. Bicara dengan mereka, tertawa dengan mereka dan bermain dengan mereka. Mungkin orang lain menganggap ku gila karena hal itu. Mereka terus mengikuti ku, kenapa? Tiap kali mereka...