Aluna masuk kedalam kamarnya dan membersihkan tubuhnya,namun sebelumnya dia melepas kedua cincinnya dan meletakkannya ditempat yang dia usahakan akan aman dan tak akan terjatuh sehingga cincin itu hilang.
Setelahnya Aluna menggangi pakaiannya menjadi piyama,tadi malam di Dubai memang dia benar-benar tak bisa tidur entah karena insomnia atau karena terlalu bahagia,sehingga kini dia merasa mengantuk.
Aluna kembali memakai kedua cincin itu lalu menghempaskan tubuhnya diatas kasur nyamannya,kamar ini memang kamar miliknya ketika masih tinggal bersama orang tuanya dan memang sekarangpun jika Aluna sesekali menginap dirumah dia akan tidur ditempat yang sama,maksudnya dikamarnya sendiri karena kamar ini belum atau tidak akan diubah terkecuali direnovasi.
Aluna memegangi kedua cincin itu namun pandangannya menatap langit-langit kamarnya. "Vano,kau begitu terlalu banyak teka-teki dan meskipun aku tak terlalu menyukai hal itu aku akan tetap suka jika pada dirimu. Namun kau menyebalkan karena membuat keluarga ambil alih juga dalam rencanamu ini"gumamnya,senyumnya mengembang saat mengingat bagaimana Devano menjelaskan semuanya dan kembali melamarnya. Aluna menghela napas dalam"Astaghfirullah,dia belum halal untukmu Aluna. Jangan terlalu memikirkannya,kau sudah mendekati zina" Aluna memejamkan matanya namun wajah tampan Devano masih memenuhi pelupuk matanya. Aluna kembali membuka matanya dan beberapa kali mengerjap "Aaaa pergilah. Maafkan Aluna ya Allah"gumamnya karena merasa lelah karena terus memikirkan Devano. Tak lama dari itu Alunapun akhirnya tak lagi memikirkan Devano dan dia berhasil terlelap.
Pukul tiga pagi seperti biasa Aluna bangun dan melaksanakan salat malamnya,setelah salat Aluna memakai khimarnya dan berjalan menuju dapur dan memasak untuk sahur karena hari ini hari senin dia ingin puasa senin kamis.
Keluarga Aluna memang terbiasa bangun dini hari untuk melaksankan salat malam atau setiap hari senin dan kamis mereka rutin berpuasa sunnah,umi yang mendengar seseorang memasak langsung menghampiri ruangan itu dan tersenyum melihat putrinya sedang memasak "Assalamu'alaikum,mau umi bantu?"
Aluna menoleh kearah belakang lalu tersenyum "Wa'alaikumsalam,umi. Tidak perlu. Hari ini umi dan abi akan puasa?"
"Tentu,sayang. Kami semua akan puasa"
"Baiklah mari kita sahur bersama,umi. Abi kak Hasna dan mas Hasan mana?"
"Masih dimushola,sayang. Sebentar umi panggilkan dulu"
Aluna mengangguk dan mulai menyajikan masakannya yang sudah beres. "Selesai. Alhamdulillah"gumamnya ketika sudah menata sedemikian rupa meja makannya.
Kedua orang tuanya serta kedua kakaknya sudah datang dan langsung duduk dikursi masing-masing "Wahh abi rindu masakan kamu,nak"
Aluna terkekeh. Merekapun menyantapnya dan tak lupa menyudahinya dengan niat puasa sunnah senin-kamis. Aluna dan Hasna membersihkan piring serta peralatan makan yang baru saja dipakai bersama.
"De"ucap Hasna
Aluna menoleh "hmm"
"Bagaimana rasanya dilamar diketinggian menara burj khalifa"
Aluna menaikkan alis kanannya "Kepo sekali"
"Aaaa,de. Ayolah ceritakan bagaimana dia melamar ulang dirimu"
Aluna mencuci tangannya karena memang sudah selesai lalu menghela napas. Mereka berdua duduk kembali dimeja makan dan mengalirlah cerita dari Aluna. "Tidak ada yang romantis namun menjadi berkesan karena teka-teki juga terlalu banyaknys kejutan yang dia buat sendiri"ucapnya setelah selesai menceritakan semuanya termasuk ketika dia dibawa ke Micarle Garden.
Hasna tersenyum kagum "Kau benar-benar beruntung bisa seperti itu Aluna,aku jadi ingin"
Aluna terkekeh "Kau ini apa,semuanya sudah Allah beri jalan yang berbeda tak akan semua orang sama pengalamannya"

KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Bersamamu | √
SpiritualHR #1 in Spiritual -Ambil yang baiknya dan buang yang buruknya- ---- "Aku tidak pernah tahu alasanmu memilihku untuk menemanimu,menjadi kekasihmu. Entah karena cinta atau hal lainnya. Yang ku tahu adalah kini kau adalah suamiku,imamku,pria shalih ya...