SenjaBersamamu [20]

11.6K 608 10
                                    

Malam ini Aluna sudah terlihat cantik seperti biasanya,dengan balutan gamis sederhana namun terkesan elegan juga khimar yang sama dengan gamisnya.Devano malam ini entah ingin mengajaknya kemana.

Devano yang juga sudah siap dengan memakai celana jeans dan atasan kaus berwarna hitam ditambah dengan jaket yang berwarna hitam,tampan. Devano mengetuk pintu kamar Aluna. Ini masih pukul delapan malam,dan Devano berniat melanjutkan rencananya yang tadi pagi gagal.

Aluna membuka pintunya dan mereka langsung menundukkan wajahnya bersamaan"Vano,kau sudah lama disini?"

"Emm tidak. Kau sudah siap?"

"Ya"

"Baiklah kita pergi sekarang"ucap Devano yang sudah melenggang. Aluna menghela napas lalu mengunci kamarnya dan mengikuti Devano.

"Vano,kita akan kemana?"

"Bertemu rekan kerja"ucap Devano.

Aluna mengangguk mengerti. Didalam lift sangat hening meskipun ada beberapa orang didalamnya.

Devano membukakan pintu mobilnya untuk Aluna,seperti biasa dibelakang namun kini juga dengannya karena yang mengemudi adalah Aaron dan yang duduk disamping Aaron adalah Shana.

"Vano kau disini?"

Devano mengangguk "Kau diujung aku diujung jadi kita tidak terlalu dekat"Aluna mengangguk lalu duduk didekat jendela mobil sisi kanan sedangkan Devano disisi kiri.

Tiga puluh menit sudah terlewati kini mobil yang dilajukan Aaron sudah berhenti disalah satu tempat di Dubai.

Mereka turun terkecuali Aaron yang memang akan memarkirkan mobil. Aluna tercengang saat terdapat banyak pria bertubuh kekar dengan setelan jas hitam.

Devano yang memang menangkap ketakutan dalam pikiran Aluna langsung tersenyum namun bukan kepapa Aluna karena dia menunduk "Dia agenku,kau tak usah takut ya,Aluna"

Aluna mengangguk-anggukkan kepalanya tanda mengerti. Aluna mendongak melihat gedung didepannya "Subhanallah. Burj Khalifa. Vano.... Kau membawaku kemari?"

Devano tersenyum lalu mengangguk "Aaaaa terima kasih"ucap Aluna.

Aluna,Devano juga Shana diikuti orang-orang kepercayaan Devano masuk kedalam lift dan memang sudah membayar untuk lantai 114 Devano memilih tidak paling atas karena memang dia sudah menyiapkan semuanya dilantai tersebut,Devano sudah meresfasi lantai tersebut untuk dirinya saja jadi dilantai tersebut tidak akan siapapun selain petugas.

"Tha,kok sepi ya?"

"Paling juga kak Arkan sewa lantai ini"

Aluna membulatkan matanya "Berlebihan sekali,bukannya kita akan bertemu dengan rekan kerja ya? Tapi mengapa tidak ada siapapun selain petugasnya"

Shana terkekeh "Jangan banyak bertanya,Aluna. Aku sedang malas berbicara nanti aku dorong kau agar jatuh ke lantai satu"

Aluna mengerucutkan bibirnya dan memilih diam.

"Aluna..."panggil Devano dari belakang.

Aluna membalikkan tubuhnya dan seketika penerangan disana sangat berkurang dan hanya ada cahaya bulan yang menerangi mereka. Aluna mengerutkan keningnya ketika Devano sudah berada dihadapannya tanpa menatapnya pastinya. Aluna mengedarkan pandangannya dan terlihat Shana malah berkumpul dengan para petugas ditepi lantai. "Vano.. Ini ada apa?"Aluna sama sekali tak menatap Devano.

"Aluna.. Bisakah kau diam sebentar. Dengarkan aku dan cerna perkataanku"ucap Devano.

Aluna menghela napas dalam. Dia sangat-sangat heran. Namun pada akhirnya diapun mengangguk.

Senja Bersamamu | √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang