SenjaBersamamu [41]

10K 499 3
                                    

Setelah Devano menghubunginya tadi Alunapun beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Setelah beberapa menit Alunapun memilih ke kamar Shana. Dan setelah dia berada didepan kamar Shana diapun mengetuknya dan Shana berteriak menyuruh masuk. Alunapun mendorong pintunya dan masuk. "Assalamu'alaikum"

Shana mendongak lalu tersenyum "Wa'alaikumsalam,bagaimana keadaanmu,may?"

"Aku sudah membaik. Oh iya aku ingin bicara"

Shana mengerutkan keningnya "Bicara apa,May?"

Aluna berdeham dan tersenyum "Kemarin eh tidak maksudku hari pertama dimana aku tak ada disini aku meminta Marcel untuk datang kerumah sakit. Dan setelah dia datang aku menanyakan perasaannya kepadamu dan ternyata...,"

"Ternyata apa,May ih? Lanjutkan!"

Aluna terkekeh "Dia juga mencintaimu"

Shana diam sejenak. "Kau tak berbohong bukan?"

Aluna menaikkan alis kanannya"Mengapa aku harus berbohong? Ini fakta bahkan ada saksi yang mendengarnya yaitu Fio adiknya Marcel. Dan dia juga sudah meminta restu kepada kedua orang tuanya dan mereka merestui kalian tinggal dia datang kemari memintamu pada Vano atau papa"

Shana berbinar bahagia lalu memeluk Aluna "Mayang..... Aku sangat bahagia"

"Jangan terlalu bahagia,nanti kau menangis"gurau Aluna.

Shana melepaskan pelukannya lalu terkekeh diikuti Aluna. "Mayang,terima kasih kau sudah memberiku dua kabar bahagia untukku"

Aluna mengerutkan keningnya "Dua?"

Shana mengangguk "Pertama aku dengar dari kak Arkan gara-gara dirimu kakak iparku ingin masuk kedalam agama kita dan kedua kabar yang baru saja kau katakan padaku. Terima kasih"

Aluna tersenyum. "Berlebihan. Kalau begitu aku ingin kebawah dulu"

"Mau apa?"

"Mengambil makanan"ucap Aluna yang diangguki oleh Shana dan Alunapun melenggang pergi dan memasuki area dapur yang berada dilantai dasar rumah Devano.

Aluna membuka kulkas dan mengeluarkan satu botol air dingin untuk dia minum namun sebuah kue menarik perhatiannya. Seorang pelayan menghampirinya "Maaf,nona ada yang bisa saya bantu?"

Aluna menoleh dan tersenyum "Tidak ada,tapi ini kue siapa?"

"Tuan Arkan membuatnya tadi subuh,nona. Tadi sebelum berangkat dia berpesan agar memberikan kuenya kepada anda"

Aluna menatap pelayan itu tak percaya "Vano membuat kue?"

"Iya,nona"

"Untukku?"

"Iya,nona"

"Oh baiklah,terima kasih aku akan memakannya". Pelayan itupun melenggang pergi meninggalkan Aluna sendiri didapur. Aluna membawa kue itu dan satu botol air mineral dingin lalu duduk dimeja makan dan mengambil sendok kecil. Sebelum dia mencoba kuenya dia mengirim sebuah pesan kepada Devano terlebih dahulu.

Aluna:
Assalamu'alaikum,Vano... Ini kue untukku? Buatanmu? Terima kasih.

Beberapa menit tak ada jawaban dari Devano,Alunapun tahu bahwa Devano mungkin sedang bekerja. Diapun mulai mencicipi kue itu dan ternyata rasanya benar-benar lezat namun jika dibandingkan dengan buatannya sendiri jelas lebih lezat buatannya.

Setelah selesai dengan urusannya didapur Alunapun kembali kekamarnya. Aluna menyalakan laptopnya dan mulai mengerjakan pekerjaannya yang terbengkalai selama beberapa hari belakangan ini.

Senja Bersamamu | √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang