Pukul dua belas siang Alunapun bangkit dan sebelumnya menyimpan file dan mematikan laptopnya. Dia meraih tasnya dan berniat ke mesjid atau mushola untuk salat dzuhur.
Namun pergerakkannya terhenti saat seseorang mengetuk pintu ruangannya. "Masuk tidak dikunci"
Ternyata Clara yang datang. "Nona,ada apa?"ucap Aluna
Clara terkekeh "Panggil aku Clara saja,Aluna. Kita seusia"
"Oh baiklah,Cla"
"Kau mau kemana? Makan siang?"tanya Clara.
"Oh aku ingin ke mesjid mungkin setelah salat aku makan siang jika masih ada waktu"
Clara mengangguk mengerti "Bagaimana kalau kita salat bersama saja lalu kita makan siang?"
"Emm boleh"Aluna dan Clarapun keluar ruangan menuju mushola diperusahaan ini yang tiap lantai terdapat satu mushola termasuk dilantai sembilan belas ini. Terlihat Clara sedang mengetikkan sesuatu diponselnya.
Aluna terperangah saat ingin membuka khimarnya karena disampingnya ada Devano "Isshh,Vano kau. Aku wudhu terlebih dahulu"
"Bareng-bareng saja,Aluna biar cepat"
Aluna mengerucutkan bibirnya "Tidak. Kau akan dengan enaknya melihat auratku. Berhentilah aku dulu!"
"Tapi aku tidak mau,Aluna"
"Kau. Menyebalkan sekali. Kau menyebalkan,Vano!Menyebalkan!"gerutu Aluna dengan menyipratkan air ke kemeja Devano. Devano merasa tertantang diapun menyipratkan air ke gamis Aluna.
"Iiii,Vano kau.... Gamisku basah!" Aluna terus menyipratkan air ke kemeja bahkan ke wajah Devano dan Devano terus membalasnya sehingga baju mereka sama-sama basah. Clara yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.
"Baju kita basah,Vano. Lalu kita bagaimana salatnya?"
"Kau buka saja bajumu,Aluna"
"Kau gila!"gerutu Aluna.
Devano terkekeh lalu keluar dari tempat wudhu itu menghampiri Clara untuk mengambil ponsel miliknya. Devano menelepon seseorang dan memesan kemeja untuknya dan gamis serta khimarnya untuk Aluna tentunya dia melihat terlebih dahulu seperti apa modelnya juga menyebutkan ukurannya.
Devano menyerahkan ponselnya kepada Clara lalu menghampiri Aluna yang terlihat kesal. "Aluna. Maaf gara-gara aku kau jadi seperti ini. Tapi tenang saja aku sudah memesan gamis serta khimar baru untukmu"
Aluna sontak menoleh dan mendongak lalu kembali menundukkan wajahnya. "Kau seharusnya tak perlu seperti itu,Vano kau berleb-"
"Sssttt sudahlah,Aluna tak apa"
"Baiklah. Terima kasih,tapi sampai kapan aku menunggu?"ucap Aluna.
"Sebentar lagi. Tunggu lima menit"
Aluna mengangguk lalu terdiam.Clara yang sudah dari luar mushola memasuki area tempat wudhu lalu menyerahkan paper bag berisikan pesanan yang tadi diminta Devano. Clara mendekati Aluna "Tidak tembus kedalam kan,Aluna?"bisik Clara.
Aluna terkekeh lalu menggelengkan kepalanya. "Ini gamis serta khimarmu kau gantilah disana"Devano menunjukkan toilet wanita yang berada didalam mushola lalu Devano memasuki toilet yang berada berlawanan arah dengan toilet wanita. Keduanya berganti pakaian.
Aluna merasa heran bagaimana bisa Devano memilih baju yang pas ditubuh Aluna. Tapi Aluna tak terlalu memikirkannya. Aluna keluar dan tak menemukan Devano diapun berwudhu namun dia terkejut karena tiba-tiba Devano keluar dari toilet. " Aaaaa,Vano. Berbaliklah dan jangan menengok!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Bersamamu | √
SpiritualHR #1 in Spiritual -Ambil yang baiknya dan buang yang buruknya- ---- "Aku tidak pernah tahu alasanmu memilihku untuk menemanimu,menjadi kekasihmu. Entah karena cinta atau hal lainnya. Yang ku tahu adalah kini kau adalah suamiku,imamku,pria shalih ya...