Devano kembali mengangkat tubuh Aluna kedalam rumah sakit dan Aluna segera dilarikan keruang IGD.
Devano diam bersama Aaron didepan ruangan tersebut. Devano berjongkok lalu kembali bangkit dan duduk dikursi yang panjang berwarna putih. Dia menutup wajahnya karena dia menangis sekarang.
"Tuan"ucap Aaron.
Devano mengusap wajahnya namun air mata itu masih terlihat,dia mendongak.
"Saya mencurigai seseorang disini"
Devano mengerutkan keningnya "Apa maksudmu?"
Aaron mendekat "Tadi ketika menyusuli anda keparkiran saya melihat nona Ainun naik kedalam sebuah taksi"
Devano diam sejanak. Dia mengepalkan tangannya karena amarah yang membuncah."Dia lagi?! Kau kerahkan semua orang-orangku untuk mencari bukti!"
Aaron mengangguk dan menghubungi seseorang. Lalu kembali memasukkan ponselnya kedalam saku celananya.
Devano kembali menutup wajahnya. Dia kenapa,ya Allah? Sadarkan dia dan semoga dia baik-baik saja. Ku mohon.Harapnya dalam hati.
Beberapa saat kemudian seorang dokter perempuan keluar dari ruangan tersebut dan dengan cepat Devano menghampirinya. "Bagaimana keadaan istri saya,dok?"
Dokter itu menghela napas "Sebentar,saya harap bapak sabar dulu. Alat kami tak berfungsi. Saya tinggal dulu" Dokter itu bersama beberapa perawat pria melenggang dengan tergesa. Lalu beberapa saat kemudian mereka kembali.
Devano menghela napas gusar. Dia sungguh takut Aluna kenapa-napa. Mana janjinya untuk menjaga Aluna,dia sangat merasa bersalah karena ini.
Devano kembali duduk lalu bangkit dan melakukan hal sama terus menerus karena kegusarannya.
Devano bangkit dan bicara kepada Aaron bahwa dia akan ke mesjid atau mushola dulu untuk salat dan menenangkan pikirannya. Dan memerintahkannya untuk tetap berjaga.
Devano berwudhu lalu masuk kedalam mesjid didekat rumah sakit. Dia melaksanakan salatnya karena memang dia tadi belum salat dzuhur. Setelahnya dia memilih untuk membaca surah Al-Anbiya.
Ayat demi ayat dia lantunkan dengan suara yang bergetar dan terdengar memilukan. Dia terdiam saat baru saja membaca ayat ke tiga puluh lima.
كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوْكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۗ وَاِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَ
kullu nafsin zaaa'iqotul-mauut, wa nabluukum bisy-syarri wal-khoiri fitnah, wa ilainaa turja'uunSetiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami.
Apakah dia atau aku yang akan kau ambil terlebih dahulu ya Allah.Batinnya. Lalu dia memejamkan matanya. Bagaimana kalau kematian itu datang kepada istriku terlebih dahulu.Tambahnya.
Devano mengusap wajahnya pelan "Astaghfirullah. Maafkan hamba yang telah mendahuluimu ya Allah"
Devano kembali melanjutkan bacaannya hingga selesai. Dia bangkit dan menyimpan Al-Qur'an itu ketempatnya lalu keluar dari mesjid dan memakai sepatunya.
Devano dengan langkah gontai berjalan menyusuri lorong-lorong rumah sakit yang mengantarnya keruangan rawat Aluna.
Ponselnya berdering,dengan cepat diapun merogoh saku celananya dan menggeser layar ponselnya saat mengetahui siapa yang meneleponnya.Dia berhenti melangkah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Bersamamu | √
SpiritualHR #1 in Spiritual -Ambil yang baiknya dan buang yang buruknya- ---- "Aku tidak pernah tahu alasanmu memilihku untuk menemanimu,menjadi kekasihmu. Entah karena cinta atau hal lainnya. Yang ku tahu adalah kini kau adalah suamiku,imamku,pria shalih ya...