SenjaBersamamu [29]

9.7K 556 2
                                    

Pukul dua siang Aluna belum juga kembali ke mansion dan itu membuat Devano cemas. Devanopun akhirnya menghubungi Aaron dan dengan cepat Aaron mengangkatnya,Dia menanyakan keberadaan Aluna dan memang tanpa sepengetahuan Aluna Aaron sejak tadi mengikutinya dan mengawasinya,bukan apa-apa hanya saja ini karena kekhawatiran Devano. Aaron memberitahukan keberadaan Aluna dan dengan cepat Devano menyusul.

Masalah mengenai Ainun yang tadi meneleponnya ternyata hanya menanyakan kabar,modus haha.

Aluna kini sedang berada di Le Jardin des serres d'auteuil salah satu taman raya di Prancis. Masih bersama dengan keempat sahabatnya,dan dia ditempat ini karena paksaan mereka dengan alasan ingin membuat Aluna bahagia dan tak memikirkan masalahnya.

Aluna duduk dikursi sedangkan yang lain sedang berfoto ria didepannya,taman ini sungguh indah terdapat rumah kaca juga air mancur,juga ada bunga anggrek yang indah dan masih banyak lagi keindahan ditaman ini. Aluna sudah lumayan bisa melupakan masalahnya berkat usaha sahabatnya ini.

"Kau tak gabung dengan mereka?"

Aluna diam. Seolah tahu siapa pemilik suara bariton nan lembut itu."Kau kenapa ada disini? Kau mengikutiku? Atau kau memang sedari tadi mengawasiku?"

"Jangan lupakan aku bisa melihat dengan batinku,Aluna"

Aluna memutar bola matanya "Vano,ih. Kau pergi saja"

Aluna hendak berdiri namun lengannya dicekal pelan oleh Devano sehingga membuatnya kembali duduk. Aluna menghela napas.

"Kau ini sebenarnya kenapa,Aluna? Apa aku membuat kesalahan?"

"Aku ingin membahasnya nanti saja"ucap Aluna lalu menghampiri Amy dan Angga yang tengah berdua. "Vano datang"bisik Aluna.

Amy mengangguk "Benarkah?"

"Iya"

"Biasakan,dan bahas nanti dimansion kalian"

Aluna mengangguk setuju. "Angga,sapa dia seperti biasanya"

Angga terkekeh "Muak"

Aluna tersenyun "Terserah"

Angga,Amy,Zahra dan Bayu sukses membuat Aluna terhibur,dan mereka berempat pamit kembali ke hotel pukul empat setelah sempat salat berjamaah.

Kini Aluna berada didalam mobil Devano,tepatnya disamping Devano yang tengah mengemudi.

Tidak butuh waktu lama untuk Devano sampai ke mansionnya kini mobilnya sudah berhenti dipelataran mansionnya. Alunapun turun diikuti Devano,Aluna berjalan dengan tergesa hingga sudut sebuah patung mengenai perutnya dengan kencang sehingga dia berhenti berjalan dan memegangi perutnya karena sakit. "Kau tak apa? Aku gendong lagi ya?"

Aluna mengenyahkan sentuhan-sentuhan Devano pada lengannya lalu berlalu begitu saja. Devano menghela napas lalu mengikuti Aluna,tidak berlari namun berjalan dengan pasti.

Aluna membuka khimarnya dan menyimpan tasnya lalu dia membuka plat shoes yang dia kenakan seharian ini setelahnya dia mengambil piyama namun tak tipis dan masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang terasa lengket.

Devano masuk dan membuka jaketnya lalu sepatunya dan menyisakan kaus polos hitam dan jeansnya.

Beberapa menit kemudian Aluna keluar dari kamar mandi dan langsung merebahkan tubuhnya disofa,tidak dikasur karena memang Devano sedang duduk disana. Aluna memejamkan matanya karena kini ucapan Syauqi tadi pagi terus terngiang-ngiang ditelinganya. Devano menatap Aluna,dia yakin Aluna seperti ini karena dirinya.

Devano menghampiri Aluna yang tengah memejamkan matanya,Aluna tengah berpura-pura tidur karena memang tak mau berbincang dengan Devano karena dia tahu Devano hanya akan menanyakan kenapa terus menerus kepadanya.

Senja Bersamamu | √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang