Aluna kini tengah menyantap sarapannya sendiri diapartemennya seperti biasa. Hari ini hari ketiganya bekerja diperusahaan Devano.
Bel apartemennya berbunyi dengan cepat Aluna berjalan kedepan tanpa membawa apapun karena sarapannyapun belum selesai,lagi pula ini masih pukul tujuh.
"Assalamu'alaikum,Aluna"
Aluna membulatkan matanya namun dengan segera dia menundukkan wajahnya "Wa'alaikumsalam,Vano kau disini? Ada apa?"
"Tidak,emm sepertinya kau sudah siap bekerja?"
"Ya seperti yang kau lihat. Oh iya bagaimana keadaanmu?"
"Sudah jauh lebih baik karenamu"
Aluna terkekeh "Berlebihan. Kau ada apa,Vano?"
"Bawa tasmu kita akan pergi"
Aluna mengerutkan keningnya "Pergi? Kemana?"
"Luar negeri,tadi malam aku sudah meminta izin kepada orang tuamu mereka mengizinkan dengan syarat kita tidak boleh berdua.. Jadi aku bawa Shana karena dia hari ini juga besok tidak ada kelas"
"Urusan pekerjaan"tambah Devano.
Aluna menghela napas lalu mengangguk "Baiklah tunggu sebentar aku ingin siapkan semuanya dulu"
Devano mengangguk "Jangan terlalu banyak kita hanya satu hari disana"
"Ya baiklah"
Aluna melenggang masuk kedalam lalu menutup pintunya tanpa mengajak Devano,karena bagaimanapun itu tidak boleh.
Aluna sudah kembali dengan satu koper kecil yang dia gerek keluar. Namun sebelumnya dia menyelesaikan sarapannya dengan tergesa lalu mencuci piringnya secepat kilat namun sudah dipastikan bersih. "Yu? Maaf membuatmu menunggu. Ehh tapi tunggu,jika ini untuk urusan pekerjaan mengapa harus bersamaku? Aku general manager dan kau seharusnya bersama sekretarismu"
Devano menghela napas,sebenarnya memang ini bukan urusan pekerjaan namun urusan lain."Sekretarisku sedang cuti jadi kau yang harus menemaniku"
Alunapun mengangguk mengerti "Biar aku yang bawakan kopermu"ucap Devano yang langsung mengambil alih koper Aluna.
"Terima kasih"
Aluna dan Devano masuk kedalam lift dan beruntung didalamnya tidak hanya mereka berdua namun ada beberapa orang juga.
Devano memasukkan koper Aluna kedalam bagasi mobilnya lalu membukakan pintu untuk Aluna dibelakang. Devano kali ini tanpa ditemani Aaron,karena dia sudah berada dibandara bersama Shana. "Vano"
Devano melajukan mobilnya lalu sekilas menatap Aluna "Iya"
"Mana Anastha? Katamu kau membawanya"
"Kau meragukanku? Kau takut aku berbohong padamu bukan begitu,Aluna"ucap Devano dengan tegas.
"Bukan begitu,Vano. A...aku.. jangan tersinggung aku hanya bertanya"Aluna mendadak gugup karena ketegasan Devano.
Devano menghela napas "Maaf membuatmu takut,Shana sudah berada dipesawat. Dia sudah menunggu kita bersama Aaron"
"Tuan Aaron ikut juga?"
"Ya dia ikut dengan kita"
Setelahnya hening,tak ada lagi pembicaraan didalam mobil Devano.
Aluna mengerutkan keningnya saat mobil Devano berhenti disebuah lahan seperti tempat penerbangan luas namun bukan bandara. Namun dia tak ingin bertanya karena takut Devano kembali marah.
"Ini bandara pribadiku"ucap Devano yang seolah menjawab kebingungan Aluna.
"Ja.. Jadi kita akan keluar negeri memakai pesawat pribadimu juga"
![](https://img.wattpad.com/cover/140668564-288-k388365.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Bersamamu | √
SpiritualHR #1 in Spiritual -Ambil yang baiknya dan buang yang buruknya- ---- "Aku tidak pernah tahu alasanmu memilihku untuk menemanimu,menjadi kekasihmu. Entah karena cinta atau hal lainnya. Yang ku tahu adalah kini kau adalah suamiku,imamku,pria shalih ya...