Pukul delapan malam waktu setempat Aluna dan yang lainnya malam ini akan kembali ke Indonesia setelah seharian menghabiskan waktu di London. Namun berbeda dengan Alexa dan Maxime,mereka memilih untuk tetap berada disana dan akan langsung kembali ke Paris. Meski mereka pulang diwaktu malam namun tetap saja mereka tak akan bisa masuk kerja satu hari.
Aluna menyandarkan kepalanya didada Hasan karena kini dia tengah duduk bersamanya. "De?"ucap Hasan.
Aluna ber-hmm saja. "Kata Arkan kemarin kamu menelepon abi karena kamu takut Ainun mencelakai mereka,apa benar?"
Aluna mengangguk. "Aluna cemas jadi Aluna suudzon seperti itu,Aluna tahu Aluna sudah salah,mas"
"Syukurlah kamu menyadarinya jadi mas tak perlu lagi membicarakan ini"
Aluna kembali mengangguk dan memeluk Hasan erat hingga diapun akhirnya terlelap.
Devano yang baru saja dari dapur membawakan hot coffee untuk dirinya dan untuk Aluna dan Hasan terdiam sejenak lalu duduk dihadapan mereka dan menaruh nampan itu dimeja. "Aluna tidur. Kemari biar aku pindahkan dia ke kamar"
Hasan mengangguk "Yang lain kemana? Sepi sekali"
Devano terkekeh dan berusaha menggendong Aluna "Mereka sudah tidur katanya lelah"
Hasan ber-oh-ria "Kau kembali lagi ya temani aku"
"Makanya cepat menikah biar tak kesepian"
Hasan memukul kaki Devano dengan bantal sofa dengan kerad namun Devano tak tergoyahkan sama sekali.
Devano tertawa "Iya jomblo! Aku akan kembali"
Hasan memutar bola matanya lalu menyesap hot coffee miliknya.
Devano membaringkan tubuh Aluna dengan sangat hati-hati lalu melepaskan sandal yang Aluna pakai dan khimarnya lalu menyelimutinya dan terakhir mencium dahi Aluna. "Lailatu ka ssa'id ya zaujaty"
"Vano kau mau kemana?"ucap Aluna dengan mata yang masih terpejam.
Devano mengerutkan keningnya lalu terkekeh pelan dan mengusap rambut Aluna"Menemani Hasan,al. Kasihan dia sendiri"
Aluna mengangguk dan memeluk gulingnya. Devanopun melenggang pergi menuju ruangan dimana Hasan berada dan berbincang ria disana.
Pukul sembilan lebih tiga puluh menit pagi pesawat baru saja landing. Devano dan para pria yang lainnyapun bergegas keluar pesawat dan pulang kerumahnya masing-masing.
****
Satu bulan telah berlalu semua berjalan sama seperti sebelumnya,dan Devano serta Alunapun sudah sangat jarang bertengkar seperti biasanya.
Aluna pagi ini tengah membuat sarapan seperti biasa dibantu oleh para pelayan sedangkan Devano yang baru sampai dirumah dari mesjid sedang berada dikamar untuk berganti pakaian menjadi pakaian kantor.
Pukul enam lebih lima menit Aluna sudah selesai dengan urusan memasaknya diapun melenggang menuju kamarnya. "Vano..."ucap Aluna.
Devano mendongak dan tersenyum "Iya,Al"
"Sarapannya sudah siap kau turun gih"
"Lah kau sendiri bagaimana?"
Aluna tersenyum "Aku bersiap terlebih dahulu"
"Baiklah aku tunggu saja"
"Van-"
"Sssttt jangan membantah lagi"

KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Bersamamu | √
SpiritualHR #1 in Spiritual -Ambil yang baiknya dan buang yang buruknya- ---- "Aku tidak pernah tahu alasanmu memilihku untuk menemanimu,menjadi kekasihmu. Entah karena cinta atau hal lainnya. Yang ku tahu adalah kini kau adalah suamiku,imamku,pria shalih ya...