"(Ingatlah) ketika kamu lari dan tidak menoleh kepada siapa pun, sedang Rasul (Muhammad) yang berada di antara (kawan-kawan)mu yang lain memanggil kamu, karena itu Allah menimpakan kepadamu kesedihan demi kesedihan, agar kamu tidak bersedih hati (lagi) terhadap apa yang luput dari kamu dan terhadap apa yang menimpamu. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."
(QS. Ali 'Imran 3:153)
Aluna berulang kali menyeka air matanya namun air mata itu terus saja membasahi pipinya.Dari kamarnya Devano memperhatikan Aluna melalui rekamana CCTV yang memang sejak dulu dia pasang disetiap sudut mansion miliknya,dia sendiri merasa heran apa yang terjadi dengan Aluna dan dengan tak bisa diajak kompromi kebolehannya dalam membaca pikiran orang lain mendadak tak berfungsi.
Aluna mendial nomor Hasan dan tak lama dari itu teleponnya tersambung.
"Assalamu'alaikum,adik mas yang cantik. Mas rindu"
Aluna sebisa mungkin menahan isakannya karena tak ingin Hasan tahu, "Wa'alaikumsalam,mas. Aluna juga rindu,sangat rindu"ucapnya dengan suara yang bergetar.
"Kamu kenapa,sayang? Suara kamu-"
"Aluna tak apa-apa,mas. Aluna baik-baik saja,emm umi dan abi sehat kan?"
"Alhamdulillah sehat,sayang"
"Mas kemari...."
"Kemari kemana maksudmu? Ke Paris? Mas sibuk,sayang"
Aluna menghela napas,tak ada yang bisa dia ajak bicara kali ini. "Iya,tapi Aluna tidak memaksa kan besok juga InshaAllah pulang"
"Ya sudah kamu jaga diri disana ya? Kalau ada apa-apa kamu telepon mas saja"
"Iya,mas"
"Ya sudah,Assalamu'alaikum. Mas sayang kamu,de"
"Aluna juga sayang,mas Hasan" Teleponpun terputus dan Aluna kembali menangis. Ponselnya berdering dan dia kira Hasan meneleponnya lagi tapi ternyata ini Amy. Aluna dengan segera menggeser layar ponselnya untuk menyambungkan teleponnya.
"Assalamu'alaikum,My. Ada apa?"Aluna kembali menahan isakannya.
"Wa'alaikumsalam,Aluna sayang. Kau dimana? Aaaa andai saja kau disini pasti akan seru karena aku Angga,Zahra dan Bayu"
"Hmm memangnya kau sedang dimana?"
"Paris"
Aluna tersenyum tipis "Aku juga sedang disini,My. Kau dimana?"
"Apa? Kau disini juga. Kau sendiri dimana?"
"Mansion Vano"
"Kita bertemu sekarang bagaimana?"
"Baiklah, Cafe de flore ya,My?"
"Baiklah,aku tunggu. Pukul sembilan saja"
"Iya nanti aku kabari"
"Oke,Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumsalam"
Aluna bangkit dan menyeka air matanya meskipun sulit namun dia berhasil. Dia berjalan dengan tergesa menuju kamarnya dan ketika dia membuka pintu Devano sudah berada dibalik pintu. Devano menghela napas melihat penampilan wajah Aluna,mata Aluna sudah sembap dan hidungnyapu memerah "Aluna sebenarnya kau kenapa? Aku tak bisa membacamu"
Aluna menatap Devano berusaha tak mencurigakan kalau dirinya seperti ini karena Devano sendiri,Aluna tersenyum sangat tipis "Aku tak apa. Vano,boleh aku keluar?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Bersamamu | √
SpiritualHR #1 in Spiritual -Ambil yang baiknya dan buang yang buruknya- ---- "Aku tidak pernah tahu alasanmu memilihku untuk menemanimu,menjadi kekasihmu. Entah karena cinta atau hal lainnya. Yang ku tahu adalah kini kau adalah suamiku,imamku,pria shalih ya...