Aluna dan Devano tengah bersiap karena sore ini mereka bersama pasangan Maxime dan juga Shana yang tanpa Marcel akan pergi ke Bali untuk sekedar berlibur,ya tanpa terasa satu minggu telah terlewati.
"Vano,hanya satu malam bukan"ucap Aluna setelah memasukkan beberapa baju miliknya dan milik Devano kedalam koper.
Devano yang tengah merapikan rambutnya menoleh "Iya,sayang. Kita menginap hanya malam ini saja,lalu malam esok kita akan kembali ke Jakarta"
Aluna mengangguk. Pukul empat sore merekapun melenggang pergi menuju bandara keluarga Devano,tentunya membawa mobilnya masing-masing. Dan bukan hanya Alexa,Maxime dan Shana saja yang ikut serta namun Hasan dan Hasna serta Rizkipun ikut.
Setelah makan malam setelah salat isya Aluna memilih diam tak seperti yang lain yang sedang bermain truth or dare dengan rianya.
Sebuah botol yang diputar diatas meja diputar oleh Devano berhenti menunjuk kepada Shana. Devano terkekeh. "Truth or Dare?"
Shana diam untuk menimbang. Sedangkan yang lain diam tak sabar. "Dare!"
"Oke. Makan sepuluh nugget ini dalam hitungan waktu satu menit"ucap Devano didukung yang lain.
Shana tersenyum miring seolah menantang. "One,two...three"hitung semua orang terkecuali Aluna.Aluna hanya tersenyum melihat kebahagiaan mereka.
Shana sudah memulai memakan nugget itu,dan dia berhasil. Sekarang giliran Shana yang memutar "Mayang... Oh ayolah kau gabung bersama kami"ucap Shana.
Aluna tersenyum dan menggelengkan kepalanya tanda dia tak berminat bermain.
"Sayang,main ya"ucap Devano dengan sedikit memelas. Dan semua orangpun sama memelasnya seperti Devano.
Aluna menghela napas dan mengangguk. Alunapun duduk disamping Alexa dihadapan Devano. Mereka duduk diatas karpet berbulu yang berada diruangan santai dipesawat itu.
Shana memutar botolnya dan berhenti di Maxime. Maxime menghela napas. "Ok,you choose the truth or dare?"
"Truth"
Shana tersenyum "Well it embarrassing what ever you create last?" (Baiklah hal memalukan apa yang pernah kau buat terakhir ini)
Maxime terkekeh "Hanya dimarahi seorang wanita didepan umum ketika aku tak sengaja menabraknya"ucapnya dengan bahasa Inggris.
"Really?"
"Yes I'm serious"
Semua tertawa "Kasihan sekali. Itu terjadi di Indonesia atau dinegara lain?"
"Itu terjadi kemarin,bukan begitu,Lex?"
Alexa tertawa kecil dan mengangguk lalu semua orangpun terkekeh geli memikirkan bagaimana seorang Maxime yang bertubuh atletis dan terkenal tampan itu dimarahi oleh seorang wanita,didepan umum pula.
Maxime mengambil alih botol itu lalu memutarnya dan berhenti di Rizki. "Truth or Dare?"
"Truth"
"Mengapa kau mencintai... Has...emmm"
"Hasna"ucap Devano dibarengi kekehan dari yang lain.
Maxime menggaruk tengkuknya lalu terkekeh "Ya,mengapa kau bisa mencintai Hasna?"
Rizki tersenyum dan menjelaskan mengapa dia mencintai Hasna yang sebenarnya tak ada alasan dalam mencintai,karena cinta tak perlu alasan dan perasaan memang datang murni dari Allah.
Rizki memutar botolnya dan berhenti di Aluna. Aluna menutup matanya sekejap karena dia sudah ada perasaan bahwa Rizki akan bertanya yang macam-macam.

KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Bersamamu | √
EspiritualHR #1 in Spiritual -Ambil yang baiknya dan buang yang buruknya- ---- "Aku tidak pernah tahu alasanmu memilihku untuk menemanimu,menjadi kekasihmu. Entah karena cinta atau hal lainnya. Yang ku tahu adalah kini kau adalah suamiku,imamku,pria shalih ya...