Satu jam Aluna dan Devano tertidur merekapun kembali bangun. Dan mereka bersama-sama merapikan kembali tempat tidur yang sudah acak-acakan.
"Vano,ini masih malam apa iya aku harus tidur terus?"gerutu Aluna.
Devano terkekeh "Tidak perlu,sayang. Kau mau makan?"
Aluna menggelengkan kepalanya lalu menyambar ponsel miliknya dan memainkannya "Ini pukul 2 dini hari,Vano"
"Ya sudah kita salat malam saja bagaimana?"
Aluna mengangguk lalu masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya lalu setelahnya Devano melakukan hal yang sama. Aluna sudah mengganti pakaiannya.Aluna menggelar dua sejadah untuk dirinya dan Devano lalu mengeluarkan sarung dan baju koko juga tak lupa kopiahnya didalam lemari yang tentunya milik Devano dan juga baju milik Devano dan miliknya sudah semua dimasukkan kedalam lemari. Aluna memakai mukenanya dan bersholawat namun sebelumnya dia mengeringkan rambutnya terlebih dahulu.
Devano yang mendengarnya dari kamar mandi tersenyum dan tak disangka karena mengerti arti sholawat yang Aluna lantunkan kini air matanya menetes begitu saja.Yang Aluna lantunkan adalah sholawat Law Kana Bainanal Habib.
Aluna menutup wajahnya karena kini dia sudah menangis hebat kini,Dapatkah aku bertemu denganmu ya Rasulullah.batinnya. Aluna menyeka air matanya karena mendengar Devano memanggil namanya dan memang kini Devano tengah membawa pakaiannya yang sudah disiapkan oleh Aluna. Aluna mendongak lalu tersenyum lebar "Iya,Vano?"
"Terima kasih untuk ini"ucap Devano yang menunjukkan pakaiannya. Aluna mengangguk dan tersenyum sedangkan Devano masuk kedalam ruangan untuk mengganti pakaian.
Beberapa menit kemudian Devano kembali dan mereka pun melaksanakan salat malamnya bersama dengan khusyu.
Setelah salat mereka bermuroja'ah namun kini dengan hapalan dan juga membacanya lanjut ayat,dengan diawali oleh Devano lalu Aluna. Aluna tak menyangka bahwa Devano mengaji dengan bagus sekali dan memang bacaannya sudah benar juga suaranya yang tak kalah merdu dengan Aluna.
Waktu fajar sudah datang merekapun tak ingin tertinggal salat lalu mereka kembali mengerjakan salat fajarnya,disusul dengan salat subuh mereka.
****
"Aluna..."Ucap Devano setengah berteriak.
"Arkan,kau ini pagi-pagi sudah berteriak seperti itu mengganggu sekali"ucap Maxime dengan bahasa Prancisnya.
Devano memutar bola matanya "Kau ini,ini rumahku jadi aku bebas meskipun aku ingin terjun payung dari ataspun"
Maxime terkekeh "Istrimu ada didapur dia sedang memasak dengan Alexa"
Devano mengerutkan keningnya "Tumben sekali Lexa ingin menginjak dapur"
"Diajak Aluna tadi,lebih tepatnya dipaksa"
"Lah bagus berarti Aluna membawa dampak positif untuk kebiasaan buruk istrimu yang malas sekali untuk mengerjakan pekerjaan ibu rumah tangga. Contohlah Aluna,dia baru sehari menjadi istriku sudah rajin seperti itu bahkan tanpa aku suruh pun dia langsung turun ke dapur coba kau dengan Lexa sudah menikah tiga bulan tetap saja seperti itu"
"Ya ya ya what ever,Arkan"
Devano melenggang pergi menuju dapur untuk melihat Aluna memasak.
"Aluna,Its hard"Ucap Alexa.
Aluna tersenyum,Alexa ingin memasak telur namun dia tidak bisa,lebih tepatnya takut dengan minyak. "Begini kau jangan terus mundur kalau kau mundur kau akan takut,lihat aku nanti kau turuti" Aluna mengambil satu butir telur dan mengecilkan api dikompor itu lalu memecahkan telurnya dan memasukkannya kedalam wajan dengan sempurna. "Begitu apa kau bisa?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Bersamamu | √
SpiritualHR #1 in Spiritual -Ambil yang baiknya dan buang yang buruknya- ---- "Aku tidak pernah tahu alasanmu memilihku untuk menemanimu,menjadi kekasihmu. Entah karena cinta atau hal lainnya. Yang ku tahu adalah kini kau adalah suamiku,imamku,pria shalih ya...