SenjaBersamamu [25]

12.6K 620 7
                                    

Setelah salat isya Aluna bukan bersiap untuk acara hari ini justru dia membaringkan tubuhnya dikasurnya karena merasa rasa panas menjalar ditubuhnya juga kepalanya terasa berat dan pusing sekali.

Devano yang baru saja kembali dari mesjid langsung saja masuk kedalam kamar Aluna namun dia mengerutkan keningnya melihat Aluna yang tengah berselimut diatas kasurnya. Devano menghampiri Aluna "Assalamu'alaikum,sayang"

Aluna menggeliat "Wa'alaikumsalam"

Devano menghela napas lalu menciumi leher Aluna namun dia kaget saat leher Aluna begitu panas "Aluna,sayang. Kau kenapa? Tubuhmu panas sekali" Devano mengusap dahi Aluna lalu mengecupnya dalam.

Aluna menyipitkan matanya "Aku hanya lelah,Vano"

Devano mengangguk mengerti "Aku panggilkan dokter untukmu ya?"

Aluna menggelengkan kepalanya lalu menutup wajahnya dengan bantal yang dia pakai barusan. "Baiklah tapi kau istirahat dan untuk acara hari ini juga kau jangan datang saja"ucap Devano.

Sontak Aluna bangun dengan cepat dan itu membuatnya semakin pusing,Aluna memejamkan matanya lalu menatap Devano "Tidak tidak aku akan datang,kau turun duluan saja"

"Ssshh tidak,kau harus tetap disini. Ayolah,Aluna jangan membantah ya aku hanya tidak ingin sakitmu tambah parah"

"Tapi,Vano aku tak apa lagi pula tak enak dengan yang lain,ini kan acara kita sendiri"

"Aluna..."ucap Devano dengan lembut namun sedikit memelas.

Aluna menghela napas "Iya baiklah,tapi sampaikan maafku untuk keluargamu"

"Iya"Devano membantu Aluna untuk kembali berbaring dan menyelimutinya. Devano mencium dahi Aluna dan Aluna hanya tersenyum "Syafakillah,istriku"

Aluna tersenyum dan mengusap sisi wajah Devano pelan "Aamiin terima kasih,Vano"

"Aku kebawah,Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam"

Maaf,Aluna sayang. Aku terpaksa membuatmu seperti ini. Batin Devano. Lalu melenggang pergi meninggalkan Aluna dan bergabung dengan kedua keluarga besar mereka. "Assalamu'alaikum"ucap Devano seraya duduk disamping Hasan.

"Wa'alaikumsalam"ucap semua serempak. "Where Aluna,Arkan?"ucap tantenya Devano,memang dia tak bisa bahasa Indonesia namun dia mengerti.

Devano tersenyum "Dia tidur,sepertinya kelelahan. Oh iya tadi dia menyampaikan maaf untuk kita semua karena tidak bisa bergabung"

"Iya tak apa"

Acara syukurannya pun dimulai karena anak panti asuhan bersama dengan pemiliknya sudah datang,dan juga kyai dari pesantren yang dimiliki abinya Aluna yang akan memimpin. Acara berlangsung hingga pukul sembilan tiga puluh malam,semua keluarga Devano pamit untuk pulang ke negaranya masing-masing meskipun orang tua Aluna memaksa untuk menginap dulu saja dirumahnya,dan memang rumahnya akan cukup untuk semua keluarga besar Aluna juga keluarga besar Devano karena memang rumah Aluna tidak jauh besar dari rumah Devano yang mirip mansion itu.

"Umi,abi"ucap Devano sebelum dia kembali kekamarnya.

"Ah iya,Arkan ada apa?"

"Umi... Boleh bantu saya menyiapkan keperluan Aluna?"

"Kamu akan pergi sekarang?"

Devano tersenyum "Iya,umi abi. Tak apa kan? Kita akan kembali kok. Disana hanya dua malam saja"

"Baiklah ayo"ucap umi yang diikuti abi juga Devano. Memang barang-barang Aluna kini sudah semua dipindahkan kerumah sejak  dua minggu yang lalu.

Umi mengeluarkan koper berukuran sedang berwarna biru dari laci bawah lemari Aluna lalu memasukkan beberapa pakaian serta keperluan Aluna yang lain dengan rapi.

Senja Bersamamu | √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang