SenjaBersamamu [43]

10.9K 500 3
                                    

Pukul delapan pagi Aluna dan Devano baru saja sampai dikantornya. Aluna keluar dari mobil Devano saat Devano sudah membukakannya. Aluna tersenyum kepada Devano dan Devano membalasnya. Mereka berjalan beriringan memasuki kantor dan semua karyawan menganggukkan kepalanya dengan sopan dan ada juga beberapa yang menyapa mereka.

Devano dan Aluna masuk kedalam lift dan didalam lift mereka hanya berdua tanpa ada yang naik sama sekali. "Vano"

Devano yang tadinya menatap lurus kini menoleh menatap Aluna "Iya,sayang?"

"Apa benar yang berada dibalik kejadian beberapa hari yang lalu dirumah sakit itu perbuatan kak Ainun?"ucap Aluna.

Devano diam sejenak lalu merangkul bahu Aluna "Iya,Al. Tapi kau jangan khawatir kau InshaAllah akan aman bersamaku"

Aluna tersenyum dan melingkarkan lengan kirinya dipinggang Devano dan menempelkan kepalanya didada Devano dan Devano mencium ubun-ubun Aluna. Lift berhenti dilantai sembilan belas. Aluna melepaskan pelukannya lalu menatap Devano "Aku keluar dulu,Assalamu'alaikum"

Devano mengangguk dan tersenyum,Aluna mencium punggung tangan Devano dan seperti biasa Devano mencium dahi Aluna. "Wa'alaikumsalam,semangat sayang"

Aluna tersenyum "Kau juga,Vano"Alunapun melenggang pergi dan menganggukkan kepalanya lalu tersenyum karena banyak karyawan yang menyapanya.

Devano tersenyum dan menekan tombol dua puluh untuk keruangannya.

Aluna dan Devano sama-sama fokus bekerja. Aluna harus meringkas data-data keuangan Hendrawan Company selama empat tahun ini. Setelah berjam-jam dia mengetikkan angka-angka dilaptopnya kini dia harus mencetaknya.Pukul sebelas data-data itu sudah siap dia serahkan kepada Devano selaku pimpinan disini. Aluna membawa berkas berisikan data keuangan itu dan melenggang keluar dari ruangannya dan masuk kedalam lift dan menekan tombol dua puluh. Tak perlu membutuhkan waktu lama lift itu berhenti dilantai teratas kantor ini. Aluna kembali melangkahkan kakinya dan berhenti didepan pintu besar ruangan Devano.

Aluna mengetuk pintunya tanpa menyapa sekretarisnya terlebih dahulu karena sudah dia lihat sekretaris Devano sedang berkutat dengan laptop dihadapannya. "Masuk!"ucap Devano.

Aluna tersenyum dan berdeham lalu mendorong pintu itu dan kembali melangkahkan kakinya "Assalamu'alaikum"

Devano yang tengah fokus dengan beberapa berkas dihadapannya langsung mendongak dan tersenyum "Wa'alaikumsalam"

"Maaf,pak. Saya ingin menyerahkan data keuangan perusahaan kita selama empat tahun kebelakang"Alunapun menyerahkan berkas itu kepada Devano dan terlihat Devano membukanya dan membaca dengan cepat.

Devano mengangguk "Baik terima kasih. Oh ya,setelah ini tolong kirimkan data ini melalui e-mail saya"

Aluna tersenyum sopan dan mengangguk "Baik,pak akan segera saya lakukan. Kalau begitu saya permisi,Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam,terima kasih"

Alunapun melenggang pergi dan menutup pintunya. Dan kembali memasuki lift namun tidak ke lantai sembilan belas melainkan kelantai dasar untuk ke ruangan HRD karena ingin meminta laporan mengenai karyawan Hendrawan Company.

Beberapa menit kemudian Aluna melangkah keluar lift dan berjalan sebentar dan mengetuk pintu ruangan HRD. Lalu setelah diizinkan masuk diapun masuk kedalam ruangan Vina. "Assalamu'alaikum"

Vina tersenyum "Wa'alaikumsalam. Ini laporan yang anda minta,nona Aluna"

Aluna mengangguk dan mengambilnya lalu tersenyum "Terima kasih,saya permisi Assalamu'alaikum" Aluna kembali keruangannya setelah Vina menjawab salamnya. Lalu sesuai permintaan Devano diapun kembali membuka laptopnya dan memasangkan flash disknya lalu mulai mengirimkan sebuah file kepada e-mail Devano.

Senja Bersamamu | √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang